Canopy Bridge Kedua di Asia dari Bukit Bengkirai

Canopy Bridge Kedua di Asia dari Bukit Bengkirai
info gambar utama

Pemandangan yang indah. Udara yang sejuk. Alam yang indah. Tentu ketiga hal tersebut masuk dalam katagori liburan yang anda inginkan. Di Kalimantan Timur, terdapat banyak sekali tempat-tempat wisata yang indah, menyatu dengan alam yang dapat anda kunjungi.

Salah satunya adalah Bukit Bengkirai yang terletak di kawasan Samboja – Kutai Kartanegara. Jaraknya tak terlalu jauh dari bandara Balikpapan. Kurang lebih sekitar 1,5 jam anda sudah dapat menginjakkan kaki di tempat ini. Sehingga tempat ini cocok dijadikan alternatif wisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Timur.

Bayangan orang akan Kalimantan pastilah tak lepas dari embel-embel huta. Ya memang, dikalimantan memang masih kaya akan hutan-hutan alam yang tak dapat anda temui di kota-kota besar. Bukit Bengkirai pun sebetulnya merupakan kawasan wisata alam yang lindungi dan masuk dalam kawasan hutan lindung. Semua yang ada di bukit bangkirai ini tidak ada yang direkayasa. Semua tanaman, pohon-pohon, hewan-hewan yang ada didalamnya pun tumbuh secara alami. Suara kicauan burung dan suara-suara satwa lain pun bisa terdengar dengan jelas disini.

Yang menonjol dari keberadaan bukit ini adalah adanya jembatan tajuk (Canopy Bridge). Bila anda datang berkunjung ke nukit ini, maka tak legkap rasanya bila anda tak mencoba menaiki jembatan tajuk ini.

Dilansir dari Kutaikartanegara.com, Panjang keseluruhan canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai adalah sepanjang 64 meter yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Untuk mencapai canopy bridge, terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai.

“Canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat, dan dari segi keamanan juga cukup terjamin.” kata Ir Ruspian Noor, salah seorang petugas dari PT Inhutani I.

Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan kehutanan.

Kawasan hutan wisata ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan. Pada tanggal 14 Maret 1998, 510 hektare dari kawasan ini diresmikan sebagai kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan RI pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya pengembangan potensi wisata alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan terutama pada flora dan fauna.

Kawasan wisata alam ini diberi nama Bukit Bangkirai karena dominannya pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. Pohon Bangkirai pun kemudian dijadikan maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini. Di kawasan ini banyak terdapat pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini