Cerita Unik di Balik Nama Jembatan Merah Putih

Cerita Unik di Balik Nama Jembatan Merah Putih
info gambar utama

Kepala Satuan Kerja Jembatan Merah Putih, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Christoforus Lasmono mengungkapkan, penamaan Merah Putih pada jembatan yang membelah Teluk Ambon tersebut punya kisah unik dari perselisihan antar desa.

Lasmonono bercerita, awal nama jembatan tersebut adalah Galala-Poka. Nama tersebut diambil dari nama dua desa yang masing-masing berada di pinggir Teluk Ambon yang dihubungkan oleh jembatan.

"Kenapa diberi nama Merah Putih? Sebenarnya nama awalnya adalah Galala-Poka. Itu dua desa yang terhubung jembatan, tapi sebenarnya dua desa yang terlewati jembatan adalah Desa Galala dan Desa Rumah Tiga, sementara Poka malah tidak terlewati" ungkapnya seperti dilansir dari laman Detik.

"Penduduk Desa Rumah Tiga tak terima desanya dilewati tapi nama jembatan malah pakai nama desa tetangga. Kepala desanya malah sampai datang marah-marah dengan bilang tak semeter pun tanah desanya dikasih untuk jembatan kalau namanya masih Galala-Poka" imbuh Lasmono.

Kementerian PUPR kemudian mengadakan rapat dengan Gubernur Maluku, Bappenas, DPRD, dan masyarakat ketiga desa untuk menyelesaikan masalah penamaan jembatan.

"Daripada konflik, setelah rapat akhirnya diputuskan nama Merah Putih saja. Merah Putih itu artinya karena Maluku ini termasuk dari 7 provinsi yang mendirikan negara ini setelah merdeka. Saat belum ada provinsi lain Maluku sudah jadi provinsi yang mengakui Indonesia" jelas Lasmono.

Untuk diketahui, Jembatan Merah Putih di Ambon dibangun sejak Juli 2011 dan baru selesai pada Maret 2016. Jembatan sepanjang 1.140 meter ini terbagi menjadi 3 bagian. Pertama, jembatan pendekat Poka (Poka approach bridge) sepanjang 520 meter.

Baca Juga : 6 Pelabuhan yang Siap Makmurkan Indonesia Timur

Kedua, jembatan pendekat Galala (Galala approach bridge) sepanjang 320 meter, dan ketiga, jembatan utama (main bridge) sepanjang 300 meter. Sedangkan tinggi jembatan ini mencapai 34,1 meter di atas permukaan laut.

Pembangunan jembatan ini memakan dana kurang lebih Rp 772,9 miliar. Dengan terbangunnya Jembatan Merah Putih, akses perjalanan di kawasan Teluk Ambon lebih mudah. Salah satunya dari Bandara Pattimura menuju ke tengah Kota Ambon yang sebelumnya memakan waktu 1 jam, menjadi hanya 10-15 menit saja.

Simak juga video Rencana Pembangunan Infrastruktur 2015-2019 :



Sumber : detik.com
Gambar utama : postimg.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini