Berenang, Menyelam bersama Paus Raksasa di Gorontalo

Berenang, Menyelam bersama Paus Raksasa di Gorontalo
info gambar utama

Beberapa hari lalu, warga Kecamatan Bone Pesisir, Kabupaten Bone Bolango dibuat heboh. Ini setelah kemunculan hiu paus di wilayah perairan Desa Botubarani, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Menariknya kehadiran Paus ini bukan hanya seekor saja, melainkan berjumlah 8 ekor, dengan panjang bervariasi antara 5-7 meter.

Keberadaan kawanan ikan yang memiliki bobot hingga 20 ton itu menjadi perhatian warga, lantaran lokasinya cukup dekat dengan bibir pantai. Hanya berjarak sekitar 50 meter. Sehingga dengan menggunakan perahu dayung ataupun perahu katinting, para warga dengan leluasa bisa menyaksikan kemunculan ikan hiu paus.

Hiu Paus Hadir di Pantai Gorontalo | hargo.co.id
info gambar

Apalagi ikan yang dalam bahasa Gorontalo disebut Munggiango Hulalo itu sangat jinak. Saking banyaknya yang ingin menyaksikan ikan hiu paus, para warga/pengunjung harus antre untuk menyewa perahu.

Bukan hanya warga lokal yang memadati bibir pantai Desa Botubarani. Warga dari kabupaten/kota lainnya, bahkan beberapa turis asing terlihat ikut antre perahu untuk menyaksikan langsung kemunculan hiu paus.

Pengunjung yang ingin melihat hiu paus di Desa Botu Barani, Kecamatan Bone Pesisir, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Foto: Christopel Paino (Mongabay.co.id)
info gambar

Adapun biaya sewa perahu sebesar Rp 50 ribu per orang. Satu perahu dibatasi hingga 4 orang. Rudi Husain, salah seorang warga setempat berharap, pemerintah dan penggiat lingkungan serta warga bersepakat mengelola kawasan tersebut. Tujuannya agar pengunjung yang membeludak tidak berdampak negatif bagi keberadaan hiu paus.

“Sudah dua tahun terakhir terpantau. Kawanan hiu paus biasanya muncul saat nelayan setempat menyebar limbah udang ke laut. Limbah udang itu berasal dari sebuah pabrik pengolahan udang dan menghasilkan limbah berupa kepala dan kulit udang,”kata Rudi Husain.

Keberadaan hiu paus, tambah Rudi Husain menjadi momen bagi warga untuk berjualan, mengingat banyaknya pengunjung yang menyaksikan hiu tersebut.Sementara itu untuk menjaga keamanan lokasi dan keberadaan hiu paus, Polair Polda Gorontalo menurunkan personel di kawasan bibir pantai Desa Botubarani.

Direktur Polair Polda Gorontalo Kombes Pol Drs Edion mengatakan, langkah pengamanan itu dilakukan untuk menjaga jangan sampai hiu paus itu terganggu oleh aktifitas pengunjung dan nelayan setempat “Ada 7 anggota saya sudah stanby mengamankan lokasi munculnya hiu paus itu. Hal ini dilakukan agar keberadaan hius paus itu tetap terjaga dan lokasi itu menjadi tempat wisata,” kata Edion.

Hiu paus dinyatakan sebagai satwa dilindungi berdasarkan keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 18/Kepmen-KP/2013 tertanggal 20 Mei 2013. Hiu paus memiliki karakter yang spesifik seperti berumur panjang, fekunditas rendah, jumlah anakan sedikit, lambat dalam mencapai matang kelamin, dan pertumbuhannya lambat, sehingga sekali terjadi over eksploitasi, sangat sulit populasinya untuk kembali pulih.

Jaga pausnya ya, jangan sampai dibuat tidak nyaman.

Sumber: hargo.co.id | mongabay.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini