Siap-Siap, Bajaj ber-AC Akan Meluncur di Jalanan Ibukota

Siap-Siap, Bajaj ber-AC Akan Meluncur di Jalanan Ibukota
info gambar utama

Transportasi umum menjadi salah satu alternatif berkendara bagi masyarakat untuk bepergian. Di Jakarta terdapat banyak sekali jenis transportasi umum seperti bus, kereta api, ojek, taksi, angkot dan bajaj.

Bajaj sudah ada di Indonesia sejak tahun 1975. Hingga saat ini jumlah sopir bajaj sudah mencapai 14.000 orang terbagi menjadi dua yaitu 8.000 sopir menggunakan Bajaj lama berwarna orange dan sisanya yaitu 6.000 sudah berpindah menggunakan bajaj berbahan bakar gas yang berwarna biru.

Saat ini seorang pengusaha perkebunan kelapa sawit, Christoforus Richard atau yang biasanya akrab dipanggil Chris, sedang mengembangakan perusahaan bajaj listrik di bawah bendera PT Arrtu International yang berlokasi di Cawang.

Saat ini bahkan sedang dikembangkan aplikasi bajaj listrik dan pemasangan AC pada moda transportasi beroda tiga tersebut.

Chris yang sehari-harinya sering mendengar keluhan dari para sopir bajaj di sekitar rumahnya tentang keadaan bajaj yang mesinnya sering ngadat dan pengaruhnya terhadap pemasukan sehari-hari para sopir akhirnya memunculkan ide untuk membuat bajaj listrik.

”Saya lihat, yang paling realistis itu bajaj listrik. Biaya operasional lebih hemat sekaligus ramah lingkungan,” ungkapnya.

Naluri pebisinisnya pun muncul. Dengan keyakinan Jika ada kemauan pasti ada jalan maka pada 2013 ia mengumpulkan teknisi untuk membuat prototype di bawah bendera PT Arrtu International yang berlokasi di Cawang.

Tak di sangka, hampir semua komponen ternyata ada di Indonesia, kecuali dinamo yang harus diimpor dari Tiongkok. Jadi, TKDN (tingkat kandungan dalam negeri)-nya sudah sampai 95 persen.

Akhirnya jadilah bajaj listrik dengan warna bodi bajaj dari seng didominasi putih dan hijau melambangkan semangat energi bersih. Setelah melakukan serangkaian uji coba hasil yang diperoleh memuaskan. Bahkan mantan menteri BUMN, Dahlan Iskan pernah datang dan mencoba menaiki bajaj listrik tersebut.

Seringkali Chris meminjamkan bajaj listrik tersebut kepada para sopir di sekitar rumahnya.

”Kata sopirnya, jalannya enak, penumpang senang,” ungkap Chris.

Chris pun langsung menawarkan bajaj listriknya ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memang ingin mengganti bajaj oranye dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan langsung merespons positif.

Pada Januari 2015 Tugu Monas menjadi saksi kemunculan perdana bajaj listrik di hadapan publik. Ratusan masyarakat antusias melihat bajaj yang sebagian dihiasi motif batik. Demikian pula Ahok.

”Bagus, enak, kencang, halus suaranya,” sebut dia.

Gubernur DKI, Ahok sedang menaiki bajaj listrik ( kompas.com)
info gambar

Tertarik pada pandangan pertama, Ahok pun siap memesan bajaj listrik. Rencananya, Provinsi DKI Jakarta menyiapkan program kendaraan bersih yang akan memfasilitasi pemilik bajaj oranye untuk menukarkannya dengan bajaj listrik. Sampai di situ, perjalanan bajaj listrik seolah melaju mulus di jalan bebas hambatan.

Tapi, hadangan datang saat harus menjemput perizinan. Pintu birokrasi yang berlapis-lapis di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) harus ditembusnya.

Tak mudah memang. Tapi, Chris tak menyerah dan tak kurang akal. Dia pun membawa rombongan tukang bajaj untuk bertemu langsung dengan Menteri Perindus trian Saleh Husin. Rupanya, langkah itu efektif.

”Sekarang izin dari Kemenhub dan Kemenperin sudah di tangan,” kata Chris lega.

Langkah ke depan pun sudah disiapkan dengan membangun pabrik di Cirebon dengan kapasitas produksi hingga 50 unit bajaj listrik per hari dan diharapkan bisa beroperasi paling lambat tahun depan. Penyuplai dinamo pun sudah diajak bekerja sama.

”Jadi, nanti 100 persen komponen dari dalam negeri,” ujarnya bangga.


Sumber : Jawa Pos
Sumber Gambar Sampul : Si-nergi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini