Indonesia Masuk Dalam 10 Besar Negara Manufaktur di Dunia

Indonesia Masuk Dalam 10 Besar Negara Manufaktur di Dunia
info gambar utama

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil telah menempatkan negeri ini dalam jajaran negara dengan ekonomi yang kuat. Bahkan belum lama ini Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengembangan Industri (UNIDO) memasukkan Indonesia dalam daftar 10 Besar Negara Manufaktur di Dunia.

Berdasarkan statistik industri tahunan internasional 2016 yang dirilis oleh UNIDO, industri manufaktur Indonesia telah mencapai nilai seperempat dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara. Alhasil peringkat Indonesia merangkak naik ke daftar 10 besar.

"Laporan UNIDO menunjukkan bahwa Indonesia telah naik ke daftar peringkat 10 besar" ujar Shadia Hajarabi perwakilan UNIDO di Indonesia di Jakarta,seperti dikutip dari JakartaPost.

Ahli statistik UNIDO, Shyam Upadhyaya menyebutkan bahwa dalam daftar 10 besar tersebut, Indonesia berada di paling bawah, namun telah melewati Inggris dan Kanada. Dia menyebutkan bahwa daftar peringkat itu didasarkan pada angka volume produksi. Pada peringkat lima besar terdapat Cina, Amerika Serikat, Jerman, Korea dan terakhir adalah India.

"Indonesia telha menjadi negara industrial yang penting," imbuh Shyam.

Dia juga menjelaskan bahwa Cina dan India biasanya memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan Indonesia. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi di kedua negara tersebut terjadi fluktuasi sehingga terjadi perlambatan ekonomi.

"Perekonomian Indonesia secara relatif lebih stabil bila dibandingkan dengan dua negara tersebut," jelasnya.

Hal tersebut terbukti dengan upaya pemerintah yang berhasil menahan laju inflasi tetap disekitar 4,5 persen dan mengentaskan 25 juta orang dari kemiskinan.

"Pada tahun 2010, terdapat sekitar 50 juta orang miskin di Indonesia, sekarang hampir setengahnya," ungkap Shyam.

Shyam menjelaskan bahwa angka itu mengindikasikan bahwa Indonesia dapat bergantung pada pasar domestik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daripada hanya bergantung pada nilai ekspor. Jika Indonesia mampu menjaga tren tersebut, pertumbuhannya akan bisa lebih tinggi.

Dari sudut pandang pemerintah, Dyah Winarni Poedjiwati, staf ahli kementrian Industri RI menyebutkan bahwa pertumbuhan manufaktur Indonesia telah tumbuh sebesar 5,04 persen pada tahun 2015. Angka itu disebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang "hanya" 4,79 persen. Peningkatan tertinggi dicatatkan oleh industri metal dan kelistrikan yang pertumbuhannya mencapai 7,9 persen, diikuti dengan Industri makanan dan minuman 7,54 persen kemudian industri mesin dan suku cadang 7,49 persen.

Dia menjelaskan bahwa industri manufaktur telah berkontribusi sekitar 18 persen pada angka PDB pada tahun 2015, angkanya mencapai 298 triliun Rupiah. Artinya terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 17,89 persen dari PDB.

Sumber : Jakarta Post
Sumber Gambar Sampul : blognyamitra.wordpress.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini