Mahasiswa UB Memanfaatkan Limbah Slurry Biogas Desa Argosari Bernilai Ekonomis dengan Konsep Zero Waste

Mahasiswa UB Memanfaatkan Limbah Slurry Biogas Desa Argosari Bernilai Ekonomis dengan Konsep Zero Waste
info gambar utama

Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Energi di Desa Argosari

Desa Argosari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang memiliki sumber daya alam yang melimpah baik pertanian maupun peternakan. Sebanyak 80% dari 452 kepala keluarga yang ada di Desa Argosari bekerja sebagai peternak sapi sekaligus buruh tani. Oleh karena itu, desa Argosari merupakan desa yang mandiri energi dengan memiliki instalasi biogas sendiri untuk memenuhi segala aktivitas. Saat ini terdapat 60 instalasi biogas di Desa Argosari. Biogas itu sendiri merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Banyaknya jumlah instalasi tersebut mengakibatkan limbah biogas (slurry) yang dihasilkan sangat banyak yaitu 300-500 kg/hari. Hal tersebut menjadikan Desa Argosari terkena program sanitasi biogas oleh pemerintah. Jika limbah biogas tidak diolah dengan baik maka akan menimbulkan sumber pencemaran udara, tanah, dan air. Oleh karena itu, lima mahasiswa diantaranya Musyaroh (TIP 2013), Singgih Mahardika (TEP 2013), Diki Darmawan (TEP 2013), Fajar Adi (TEP 2013), dan Nestya Hariyoko (THP 2014) FTP UB yang diketuai oleh Musyaroh mengangkat suatu konsep OC-CYCLE DEVIL (OCTANE CYCLE CONCEPT OF INDEPENDENT VILLAGE): PENGEMBANGAN DESA MANDIRI PANGAN DAN ENERGI BERBASIS ZERO WASTE DI DESA ARGOSARI SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA NASIONAL untuk memanfaatkan sumber cemaran di desa Argosari seperti slurry biogas untuk di jadikan produk yang memiliki nilai ekonomis seperti bahan baku pembuatan Baglog jamur, pelet ikan, pupuk cair dan padat.

Caption (Sumber Gambar)

Selain itu, sumber cemaran lain dari desa Argosari adalah limbah organik berupa daun-daunan dan limbah rumah rumah tangga yang hanya dibiarkan dibuang ke sungai dan terjadi penumpukan di tanah dapat menggaggu keindahan desa. Oleh karena itu konsep Zero waste yang diangkat dapat mengatasi permasalahan ini dengan mengolah limbah organik menjadi produk kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Masalah lain dari desa Argosari ini adalah dengan sampah yang bersifat anorganik seperti plastik. “Plastik memerlukan waktu ratusan tahun agar dapat terurai, oleh karena itu tim OC-cycle memanfaatkan sampah anorganik ini menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual dan dapat digunakan untuk mensejahterakan masyarakat desa kembali” pungkas Musyaroh. Dengan adanya konsep Zero waste ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Argosari dan mewujudkan desa Argosari menjadi desa percontohan yang bebas limbah.



Sumber :
Sumber Gambar Sampul :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini