Gerakan jemari itu begitu luwes menari di atas tuts piano. Instrumen musik jazz seakan membius para penonton yang datang dan bahkan membuat mereka membisu sesaat. Semua mata tertuju padanya, dialah Joey Alexander.
Joey Alexander, seorang bocah 11 tahun asal Indonesia ini menghebohkan dunia karena kemampuan bermusiknya. Bak seorang penyihir, ia mampu masuk ke dalam dua nominasi Grammy Awards di kategori Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album. Sebuah prestasi yang bahkan musisi senior Indonesia pun tak bisa melakukannya.
Setelah tampil memukau di panggung Grammy, momen yang ditunggu Joey untuk tampil di tanah kelahirannya pun datang juga. Putra pasangan Denny Sila dan Fara Sila ini menghentak panggung Hall B JIExpo Kemayoran, Jakarta lewat sebuah konser pada hari Minggu (22/5).
Tinta emas yang ditorehkan Joey ini membuat publik Indonesia yakin bila musisi kita sebenarnya bisa bicara lebih di hadapan muka dunia. Mata kita pun akhirnya mulai terbuka bila sebenarnya masih banyak para musisi lain yang sudah mengepakkan sayap mereka di kancah internasional.
Ngobrol tentang karir internasional, kita tentu tak akan bisa lupa dengan sosok Agnes Monica. Mantan penyanyi cilik ini pun tak mau puas diri meski sudah dianggap sebagai salah satu diva di Indonesia. Dan pasar luar negeri lah yang menjadi targetnya.
Pelan tapi pasti, Agnes Monica mulai menjalin link dengan para musisi maupun produser luar negeri. Puncaknya adalah ketika penyanyi kelahiran 1 Juli 1986 ini bisa berduet bareng salah satu musisi kondang dunia yakni Timbaland lewat lagu Coke Bottle.
Respon positif pun datang dari para penikmat musik. Dua tahun dirilis, video klip Coke Bottle sampai saat ini sudah ditonton lebih dari 10 juta kali!
Meski tak seberuntung Joey yang bisa masuk sebagai nominasi Grammy, prestasi Agnes Monica ini sudah cukup membuktikan bila musisi Indonesia memang punya kualitas. Logikanya, mana mungkin seorang musisi dunia sekelas Timbaland bersedia untuk dijadikan teman duet oleh seorang penyanyi yang biasa-biasa saja. Bisa mempermalukan diri sendiri kan?
Bukan cuma dua nama ini saja yang bisa mengharumkan nama Indonesia. Meski kurang disorot oleh media, band-band seperti Burgerkill dan Shaggydog tetap mampu mengibarkan bendera dengan cara mereka sendiri.
Burgerkill, band metal asal Bandung ini sempat tur keliling Eropa dalam rangkaian Blasting Euro 2015. Negara-negara besar Benua Biru seperti Inggris, Jerman dan Ceko menjadi saksi bisu bagaimana gaharnya Burgerkill di atas panggung.
Sedangkan Shaggydog baru saja tampil di acara festival musik terbesar di dunia, yaitu South by Southwest (SXSW), di Amerika. Kerennya lagi, band pengusung genre ska-reggae ini juga tampil sepanggung dengan band-band besar dunia lainnya seperti Mercury Rev (Amerika), NOFX (Amerika), hingga rapper Taiwan yakni Aristophanes.
Jangan lupakan pula band asal Bali, Superman Is Dead. Bukan sembarang band yang bisa tampil di festival Vans Warped Tour, dan Superman Is Dead membuktikan bila mereka layak dipandang lebih. Media-media lokal Amerika pun berebut untuk mewawancarai band yang digawangi Eka, Bobby dan Jerinx ini.
Memang, semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin berhembus. Joey, Agnes Monica, Shaggydog, Burgerkill dan Superman Is Dead tentu pernah merasakan bagaimana susahnya menata pondasi untuk menjadi lebih tinggi. Namun kerja keras tak akan mengkhianati. Perjuangan mereka pun membuahkan hasil manis dan tentu saja membawa nama Indonesia ke kancah internasional.
Jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan lelah pula untuk terus mencoba dan berusaha. Niscaya suatu saat akan ada nama dan wajah baru yang membawa bendera Indonesia menuju puncak tangga dunia karena sekaranglah saatnya Merah Putih berkibar :)
(Berbagai Sumber)
Sumber Gambar Sampul :Facebook.com/joeyalexander
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
