Ternyata PT PAL Miliki Teknologi Pembangkit Listrik Terapung

Ternyata PT PAL Miliki Teknologi Pembangkit Listrik Terapung
info gambar utama

Permasalahn krisis listrik di berbagai tempat di Indonesia merupakan hal yang jamak ditemukan. Selain adanya keterbatasan sumber daya untuk membangun pembangkit baru, keterbatasan distribusi pada wilayah-wilayah terpencil seperti pulau-pulau kecil juga menjadi tantangan tersendiri bagi PT PLN sebagai BUMN penyedia listrik di Indonesia. Namun bisa jadi permasalahan distribusi ke wilayah terpencil tersebut tidak lama lagi dapat teratasi berkat PT PAL yang mengungkapkan bahwa BUMN dibidang perkapalan tersebut rupanya memiliki teknologi Pembangkit Listrik Terapung.

Seperti dilansir Republika.co.id PT PAL Indonesia mengaku telah memiliki kesiapan untuk mengembangkan kapal pembangkit listrik terapung untuk mendukung kelistrikan di pulau-pulau terpencil Nusantara dan membantu program pemerintah 35 ribu megawatt (MW).

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin menjelaskan bahwa pengembangan kapal itu masih menunggu permintaan dari PT PLN Persero sebagai pengelola listrik di Indonesia untuk mengetahui kebutuhan daya yang diinginkan.

"Kita sudah pernah membuat kapal tersebut pada tahun 1996 namun kapasitasnya masih kecil, dan apabila PLN meminta untuk diperbesar kita sangat siap, sebab fondasinya sudah ada," ucap Arifin di Surabaya, Jumat, pertengahan April lalu.

Arifin menjelaskan bahwa pihaknya siap bila diberi kesempatan dan kepercayaan dalam membangun kapal jenis pembangkit tersebut, sebab sumber daya manusia yang ada mampu serta mempunyai kapasitas di bidang permesinan dan kelistrikan kapal. Dirinya menjelaskan, sejatinya PT PAL pernah membuat kapal jenis pembangkit yang pernah dioperasikan di beberapa lokasi maupun keperluan. Bencana Tsunami Aceh adalah salah satu contoh implementasinya.

Kini setelah memiliki fondasi pengalaman penerapan kapal pembangkit terapung, PAL hanya perlu memperbesar kapasitas dan ukuran yang diinginkan untuk mendukung program listrik nasional. Oleh karena itu, Arifin berharap agar anak-anak bangsa dapat diberi kesempatan yang luas untuk mengembangkan potensi di bidang perkapalan dan juga teknologi pembangkit ini.

Bila Indonesia mampu memiliki kapal pembangkit listrik terapung sendiri, maka Indonesia tidak perlu lagi menyewa kapal sejenis dari negara lain. Sebab, sebelumnya, PT PLN (Persero) pernah menyewa kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Apung yang memiliki kapasitas 120 megawatt buatan Turki selama lima tahun dengan nilai kontrak Rp 1.850 per kWh.

Keberadaan pembangkit listrik terapung dibutuhkan di Indonesia karena merupakan negara kepulauan dengan total sekitar 17 ribu pulau. Keberadaan pembangkit listrik di atas kapal akan mampu digunakan untuk berkeliling dari satu pulau ke pulau lain guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Oleh karena itu sudah saatnya teknologi ini dapat diimplementasikan dan diperluas penggunaannya di seluruh Indonesia.

PT PAL sendiri merupakan perusahaan perkapalan nasional yang terus meningkatkan kemampuannya baik dalam skala domestik maupun internasional. Prestasi membanggakan lain yang telah diraih oleh PT PAL adalah saat perusahaan yang berdiri sejak tahun 1980 itu mampu mengekspor kapal perang untuk memenuhi permintaan Filipina pada bulan Mei yang lalu. Hebat, maju terus PT PAL!

Sumber : Republika.co.id
Sumber Gambar Sampul : Kapal Karadeniz Turki, Yudhi Mahatma / ANTARA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini