Bengkala: Desa Ramah "Kolok" di Bali

Bengkala: Desa Ramah "Kolok" di Bali
info gambar utama

Bengkala merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Kubutambahan, kabupaten Buleleng, provinsi Bali. 43 warga Bengkala merupakan warga kolok. Kolok merupakan bahasa Bali yang berarti bisu-tuli, dan mereka tersebar di dua banjar dinas yakni, Banjar Dinas Kelodan Dan Banjar Dinas Kajanan.

Warga kolok secara turun temurun sudah ada sejak tahun 1960-an. Warga Bengkala tinggal secara harmonis dengan warga kolok. Uniknya, sebagian besar warga Bengkala mengerti dan mampu menggunakan bahasa kolok dalam berkomunikasi dengan warga kolok Bengkala sehari-hari.

Bahasa kolok sebetulnya bahasa tuli-bisu yang secara sederhana diciptakan oleh warga kolok dan disosialisasikan secara turun temurun terhadap warga Bengkala, sehingga justru warga bukan kolok yang belajar bahasa kolok. Warga Bengkala menganggap warga kolok sebagai bagian dari Bengkala yang memiliki hak yang sama dengan warga bukan kolok sehingga kondisi kolok tidak pernah dijadikan bahan olok-olokan terhadap warga kolok.

Bagi warga kolok, sebutan kolok (tuli-bisu) tidak menjadikan warga kolok malu bahkan rendah diri sehingga menghambat pengembangan potensi diri sebagai manusia. Salah satu bentuk kepedulian terhadap pengembangan potensi warga kolok adalah terbentuknya kelompok tari janger kolok. Tentu kita akan bertanya-tanya, bagaimana warga tuli-bisu menari, yang mana dalam menari membutuhkan fungsi indra pendengaran supaya gerakan dan musik selaras.

Warga kolok menarikan tari janger dengan alat musik sederhana, yakni alat musik kendang. Seluruh penari merupakan warga kolok bahkan penabuh kendangnya juga warga kolok. Penari kolok menari dengan aba-aba yang diberikan oleh penabuh kendang, dan di waktu yang sama penabuh menabuh kendangnya, sehingga gerakan dan tabuhan kendang mampu seirama dalam tari janger kolok.

Tari janger kolok merupakan kebangaan bagi warga Bengkala, bahkan menjadikan Bengkala dikenal oleh banyak orang. Tari janger kolok sering diundang dalam beberapa pentas mulai antar desa, kabupaten, bahkan tak jarang juga diundang dalam beberapa acara-acara yang bertempat di hotel-hotel internasioanl di Bali. Setiap tampil, penari kolok mendapatkan komisi yang mampu membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari kehidupan warga kolok.

Desa Bengkala merupakan desa yang dikenal dengan sebutan “Desa kolok”, meskipun tidak semua warga Bengkala kolok, warga bukan kolok mendapatkan panggilan “Kolok ningeh” yang berarti kolok yang mampu mendengar. Desa Bengkala merupakan desa wisata tuli-bisu yang terkenal di Bali. Tidak kurang dua warga negara asing (WNA) yang setiap minggunya mendatangi desa Bengkala, ada yang sekedar melihat warga kolok yang sedang berkomunikasi dengan warga bukan kolok, bahkan ada yang juga mengajak berkomunikasi dengan warga kolok.

Keramahan warga Bengkala terhadap keberadaan warga tuli-bisu merupakan keunikan sendiri bagi negara Indonesia. Karena, tidak banyak daerah dengan jumlah tuli-bisu yang banyak yang hidup secara inklusif seperti di desa Bengkala.

Keharmonisan hidup warga Bengkala patut diapreasiasi sebagai “Desa ramah kolok” dan menjadi keunikan yang dimiliki Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini