Batik Papua Memesona Turis Australia

Batik Papua Memesona Turis Australia
info gambar utama

Batik merupakan salah satu warisan budaya dunia asal Indonesia yang diakui UNESCO. Jika dahulu banyak orang Indonesia yang enggan menggunakan batik karena dianggap kolot, namun anggapan itu telah pudar dengan kreatifitas yang menjadikan batik lebih terlihat modern. Kini, tidak sedikit anak bangsa bangga menggunakan batik. Selain itu, tokoh dunia yang pernah menggunakan batik seperti Nelson Mandela saat kunjungannya ke Indonesia pada tahun 1997, Bill Gates saat kunjungan perdananya ke Indonesia tahun 2008, Adam Bain saat kunjungannya ke Indonesia tahun 2014, hingga Barack Obama saat menghadiri acara di Bali pada tahun 2011, dan masih banyak lagi warga negara asing yang bangga mengenakan batik.

Melalui batik yang khas dibeberapa daerah di Indonesia menyempurnakan kekayaan negeri ini. Seperti batik Bali, batik Banyumas, batik Madura, batik Malang, batik Pekalongan, batik Solo, batik Aceh, batik Kediri, batik Papua, dan masih banyak lagi. Batik disetiap daerah di Indonesia memiliki arti dan cerita dibalik motifnya, biasanya disesuaikan dengan apa yang menjadi identitas dari daerah itu. Sehingga tidak heran jika batik dijadikan salah satu oleh-oleh khas daerah jika pengunjung datang ke suatu daerah di Indonesia.

Batik Papua misalnya, motif batik Papua diambil dari ciri khas yang menggambarkan Papua seutuhnya seperti flora fauna yang hidup di Papua salah satunya yang sangat dikenal adalah burung cenderawasih, motif juga dibuat berdasarkan alat musik khas Papua seperti tifa, triton, dan pikon, dan beberapa ciri khas Papua lainnya.

Berita menggembirakan dari batik Papua adalah dahulu belum banyak pembatik orang asli Papua, bahkan banyak kain batik Papua yang dijual hasil kiriman dari Jawa, namun sekarang tidak sulit untuk bertemu para pembatik yang merupakan orang asli Papua khususnya di wilayah Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Melalui sanggar yang dibangun oleh pemberdayaan perempuan wilayah Kabupaten Sorong, masyarakat dari beberapa kampung di Kabupaten Sorong diberi pelatihan sehingga menjadi terampil dan mampu menghasilkan karya yang memiliki nilai jual tinggi. Bagaimana tidak, "semua bahan yang digunakan untuk batik cap mulai dari kain, lilin, obat, sengaja didatangkan dari kota batik, karena alat dan bahan dari Pekalongan dikenal memiliki kualitas yang bagus" - Dorkas Kanapau (Ketua Panitia Penyelenggara Pelatihan Sanggar)

Nilai lebih dari batik ini selain dikerjakan sendiri oleh tangan-tangan terampil orang asli Papua, batik ini juga memiliki harga yang jauh berbeda dengan harga kain batik yang dijual dipasaran. Perlembar kain batik ini dibanderol mulai dari Rp. 350.000 – Rp. 1.200.000, dan batik karya anak bangsa ini pernah dibeli oleh kepala BKKBN Provinsi Papua Barat, dari salah satu Yayasan Peduli Anak, bahkan dari turis asal Australia. Batik ini juga pernah dipesan dalam satu kali pesan hingga dua ratus lembar, hal itu membuat pembatik berusaha keras untuk mencukupi target yang diminta konsumen, dan melalui karya inilah masyarakat kampung yang merupakan pembatik mengakui perekonomian keluarga naik secara signifikan.


Sumber : Naomi Christy
Sumber Gambar Sampul :Dokumentasi Naomi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini