Messawe Totammaq, Naik Kuda ala Mandar

Messawe Totammaq, Naik Kuda ala Mandar
info gambar utama
 Aksi para pemukul Rebana yang biasa disebut Parawana mengiringi arak-arakan kuda di Messawe Totammaq. Tampak para lulusan terbaik memakai pakaian khas Mandar mengelilingi Lapangan Bu'ra.Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat
info gambar

Adakah yang pernah mengetahui Messawe Totammaq ? Bahasa dari mana dan apakah artinya ? Tersebutlah ada suku Mandar yang mendominasi di Provinsi Sulawesi Barat memiliki kebudayaan tersebut. Messawe Totammaq adalah penamatan massal dan khatamul Qur'an SD/MI yang biasanya dirangkaikan dengan perkemahan, lomba Pramuka, penyerahan medali dan hiburan yang diadakan setiap tahun setelah pengumuman Ujian Nasional. Yang khas dari ritual ini adalah para lulusan terbaik dari SD/MI di kecamatan tertentu harus siap diarak naik kuda. Setiap lulusan SD/MI dipakaikan pakaian Haji versi Mandar. Kostum laki-laki memakai baju terusan putih dan kain kepala semacam sorban sedangkan kostum perempuan memakai baju khas Mandar, ciput, kain corak untuk kepala, li'pa sa'be (sarung Mandar) beserta perhiasan berupa gelang, anting, kalung dan memegang kipas. Selain itu, kacamata menjadi aksesoris wajib yang tidak boleh ketinggalan.

Penulis mendapatkan pengalaman langsung di tahun 2012 untuk mengikuti kegiatan tersebut di Kecamatan Sendana yang menjadi salah satu kecamatan paling besar dan rutin mengadakan Messawe Totammaq. Kegiatan tersebut bertempat di Lapangan Bu'ra di Somba, ibukota Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Sebelum kegiatan Messawe Totammaq berlangsung, ada beberapa sekolah di suatu desa yang terlebih dahulu mengadakan ritual Siloppa, salah satunya SDN 19 Limboro di Desa Limboro Rambu-rambu. Ritual tersebut mengharuskan semua lulusan untuk memakai pakaian yang telah ditentukan seperti telah disebutkan sebelumnya lalu mengkhatamkan Qur'an dan masing-masing murid disuapi nasi oleh gurunya

Para murid SDN 19 Limboro sedang disuapi nasi oleh gurunya
info gambar

Di siang hari yang sangat terik, seratus kuda telah didatangkan dari Polewali Mandar, kabupaten tetangga Majene. Kuda tersebut terlatih untuk bisa menyelaraskan gerakan anggukan kepala dan hentakan kaki agar seirama dengan Parawana, sang pemukul rebana. Tidak ketinggalan juga gerakan tersebut diselingi Kalinda'da, sejenis pantun berbahasa Mandar. Aksi tersebut dikenal dengan nama Sayyang Pattu'du.

Para lulusan perempuan telah selesai didandani khas Mandar
info gambar

Di Kecamatan Sendana, terdapat dua puluh lima SD/MI yang masing-masing memiliki delapan lulusan terbaik berdasarkan nilai Ujian Nasional (UN), Ujian Sekolah (US) dan rapot. Tiap sekolah mendapatkan jatah empat kuda sehingga satu kuda dinaiki dua lulusan terbaik. Tentu saja ketentuan seperti ini bisa jadi berbeda di setiap daerah di Kabupaten Majene.

Para lulusan laki-laki yang diarak naik kuda dengan memakai pakaian Haji versi Mandar
info gambar

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang tua apabila sang anak terpilih untuk naik kuda dalam Messawe Totammaq.Oleh karena itu, kegiatan yang selalu dinanti setiap tahunnya ini akan sangat dipersiapkan oleh para orang tua. Tidak jarang, semua jajaran keluarga ikut serta bermalam dalam perkemahan dan mengikuti rangkaian kegiatan hingga Messawe Tottamaq berakhir. Di dalam tenda perkemahan, tak ubahnya seperti rumah singgah sederhana dimana ada kasur tidur hingga dapur umum. Berbagai macam makanan khas Mandar tak luput disajikan seperti golla kambu, baye', ketupat, bolu dan kande-kande (makanan ringan) lainnya.

Orang Mandar sangat bangga akan kegiatan Messawe Totammaq yang selalu ada setiap tahunnya ini sehingga ritual kebudayaan ini tetap dilestarikan hingga anak cucu kelak. Selain terkenal sebagai pelaut seperti orang Bugis, orang Mandar juga terkenal dengan kecintaan dan kekhasannya terhadap karya seni budaya Sayyang Pattu'du yang juga terwakilkan dalam kegiatan ini.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber Gambar Sampul :Dokumentasi Pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini