Wisata ke Hutan Pendidikan, Mengapa Tidak?

Wisata ke Hutan Pendidikan, Mengapa Tidak?
info gambar utama
Eukaliptus, salah satu pohon koleksi di Wanagama
info gambar

Salah satu tujuan berwisata adalah untuk mendapatkan hiburan (toentertain), namun liburan akan lebih bermakna jika wisatawan juga mendapatkan pengetahuan (to educate) dari tempat wisata yang dituju. Salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang layak dikunjungi untuk mendapatkan kedua fungsi tersebut adalah wanagama. Wanagama (wana = hutan dan gama = singkatan dari Gadjah Mada) adalah salah satu destinasi wisata unik berupa hutan seluas 600 Hektar yang hanya ada di Gunungkidul, Yogyakarta. Wanagama dilalui oleh tiga sungai yaitu Sungai Oya, Sungai Sendang Ayu, dan Sungai Banyu Tibo. Wanagama sendiri merupakan hutan lindung yang digagas oleh akademisi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada untuk menangani masalah lahan kritis di Gunungkidul pada tahun 1964.

Keunikan wanagama dicerminkan melalui variasi flora maupun fauna yang merupakan koleksi tanaman dari berbagai macam daerah di Indonesia. Misalnya, di Wanagama dapat dijumpai fancy wood atau kayu mahal seperti Eboni (Diospyros celebica) yang secara endemik hanya ada di Sulawesi dan Cendana (Santalum album) yang berasal dari NTB. Selain itu, dapat ditemui pula tanaman kaya manfaat seperti Akasia (Acacia mangium) yang biasa diperuntukkan sebagai penghasil kertas, Kayu Putih (Melaleuca leucadendron) sebagai penghasil minyak dan Pinus (Pinus merkusii) sebagai penghasil getah. Wanagama tidak hanya memuaskan wisatawan dengan menunjukkan macam tanaman dan manfaatnya saja, tetap wisatawan juga dapat melihat macam-macam bentuk kegiatan pengelolaan hutan seperti pemanfaatan ulat sutera, persemaian, hutan rakyat, agroforestri, suksesi, konservasi air (Sungai Sendang Ayu), konservasi Rusa Timor (Cevrus timurensis), profil tanah, dan sebagainya.

Salah satu hal yang menarik untuk disaksikan di Wanagama adalah profil tanah. Wisatawan dapat melihat suatu bidang tanah yang dikeruk secara vertikal untuk memperlihatkan penampang tanah yang menunjukkan sejarah wanagama itu sendiri. Pada awal pembentukannya, wanagama merupakan kawasan yang didominasi oleh batu dan sedikit tanah, sehingga orang mengira bahwa kawasan tersebut tidak dapat ditanami oleh tanaman apapun. Namun, usaha rehabilitasi lahan yang dilakukan oleh para akademisi dengan menggunakan tanaman tertentu telah berhasil mematahkan pemikiran tersebut. Hutan wanagama yang tadinya berupa lahan kritis, berhasil disulap menjadi ‘paru-paru Yogyakarta’.

Berbagai aktivitas yang biasa dilakukan oleh wisatawan ketika mengunjungi wanagama adalah outbound, tracking, camping, mengunjungi museum kayu, dan sebagainya. Wanagama juga menyediakan aula, ruang kuliah, maupun penginapan untuk menunjang aktivitas wisatawan. Bagaimanapun, eksotisme hutan wanagama sayang untuk dilewatkan. Wanagama berhasil menunjukkan bentuk kepedulian sekaligus ketergantungan masyarakat desa dengan hutan dilihat dari cara pengelolaan masyarakat serta peran hutan melalui potensi ekologi maupun ekonomi.


Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber gambar sampul : Dokumentasi pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini