KBBI Edisi Kelima Siap Rilis Tahun Ini

KBBI Edisi Kelima Siap Rilis Tahun Ini
info gambar utama

Setelah 8 tahun yang lalu merilis Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa akan segera memperbaharui serial kamus ini dalam edisi kelima. Hal ini dikatakan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dadang Sunendar disela pembukaan Kongres Bahasa Daerah Nusantara pertama di Bandung, 2 Agustus 2016.

Dadang mengatakan target KBBI V tahun ini bisa mencantumkan penambahan hingga 118 ribu lema dan sublema. Pada KBBI IV baru dicantumkan 91 ribu lema dan sublema. “Mendikbud lama, Pak Anies, meminta tahun 2019 bisa mencapai 200 ribu lema dan sublema. Itu sangat berat. Tapi, kalau dibandingkan dengan bahasa Inggris, jumlah lema dan sublema sekitar 600 ribu lebih,” ujarnya.

Dalam KBBI edisi IV penambahan kosakata berasal dari kamus istilah, pada edisi keempat, kamus disusun berdasarkan paradigma. Sedangkan untuk edisi kelima ini penambahan lema dan sublema berasal dari berbagai sumber. Penambahan kosakata KBBI edisi V ini mencapai 118ribu dan tambahan kosakata kebanyakan berasal dari bahasa daerah, dan bahasa Inggris. Sumbangan dari masyarakat juga diapresiasi dan dimasukkan dalam edisi kelima KBBI.

Pada beberapa tahun terakhir, pengguna internet sudah dimudahkan dengan akses KBBI yang berbasis online pada situs kbbi4.portalbahasa.com. Dadang berharap untuk edisi ke-V Kamus Umum Bahasa Indonesia dapat dirilis versi cetak dan juga versi daring atau online seperti edisi sebelumnya. Agar masyarakat bisa mendapatkan kemudahan dalam menggunakannya sesuai kondisi. Dadang juga mengatakan bahwa KBBI edisi e-book juga sedang disusun.

Ketua Yayasan Rancage Rachmat Taufiq Hidayat mengatakan sudah menghibahkan edisi digital atau e-book KBBI Edisi IV kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Kira-kira sebulan lalu sudah menyerahkan Kamus Besar Bahasa Indonesia versi digital yang dibuat teman-teman Yayasan Rancage supaya bisa dipublikasikan luas,” katanya.

Taufiq mengatakan masyarakat yang menginginkan edisi digital KBBI Edisi IV bisa mendapatkan salinannya dengan mengirimkan surat kepada Yayasan Rancage. “Bentuknya CD. Nanti bisa dibuka di komputer sehingga bisa dilihat,” ujarnya.

Pengembangan seperti format software online ataupun offline dari KBBI mungkin juga dapat menjadi pilihan yang lebih memudahkan pengguna. Apalagi saat ini Indonesia juga tidak luput dari era penggunaan smartphone. Format seperti itu akan lebih ramah user dan lebih banyak menarik pengguna untuk menggunakan KBBI.




Sumber :

Source https://nasional.tempo.co

https://id.wikipedia.org


Sumber Gambar Sampul : https://www.makeuseof.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini