Mantapkan Konsep Gerbang Budaya, New Terminal 3 Soekarno-Hatta Gelar Pameran Fotografi

Mantapkan Konsep Gerbang Budaya, New Terminal 3 Soekarno-Hatta Gelar Pameran Fotografi
info gambar utama

Sesuai dengan konsep dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta menjadi terminal yang mengusung nilai artistik dan budaya Indonesia dalam konsepnya, Angkasa Pura II memenuhi komitmen tersebut dengan memajang banyak karya lukisan para seniman Indonesia yang sudah menghiasi Terminal 3 Soekarno Hatta sejak pembukaannya diawal Agustus lalu. Dengan tujuan yang sama, sejak 31 Agustus 2016 anda akan diberi suguhan baru di area terminal 3 Soekarno Hatta.

Pemandangan baru tersebut dapat anda jumpai di dekat area check in Terminal 3. Selain dengan pameran kesenian karya para seniman Indonesia, Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta telah dihiasi puluhan potret eksotis Indonesia dalam lensa kamera para fotografer Indonesia. Pameran bertema “Saya Indonesia” menjadi event yang diusung Angkasa Pura II untuk memenuhi salah satu agenda Terminal 3 menjadi gerbang pengenalan budaya Indonesia untuk menarik perhatian para wisatawan terutama mancanegara.

Terminal 3 memang diusung akan menjadi pintu gerbang Indonesia yang akan menampilkan berbagai ciri khas budaya Indonesia lewat sajian karya seni, lukisan, foto dan lain-lain.

Hal ini menjadikan area terminal 3 dapat menjadi wadah showcase bagi para seniman-seniman Indonesia, memberi sentuhan artistik dengan mengedepankan cirikhas Bineka Tunggal Ika di Terminal 3.

Menurut Direktur Pelayanan dan Fasilitas PT Angkasa Pura II Ituk Herarindri, pihaknya ingin memamerkan kearifan lokal di bandara Internasional termoderen di Indonesia. Pameran ini menampilkan 60 foto dari 14 fotografer Indonesia, kebanyakan foto bertemakan budaya dan keindahan alam Indonesia.

“Foto yang kita pamerkan di Terminal 3 ini ada 60 foto, sekaligus kami menerbitkan juga buku yang di dalamnya terdapat kurang lebih 300 foto di dalam buku yang berjudul ‘Saya Indonesia’,” ujar Ituk.

Belasan fotografer yang hasil karyanya terpampang di sana adalah Deonisya Ruthy, Elyana Dasuki, Lasti Kurnia, Lia S Daliani, Nana Sefriano, Ory Sajati, Riyanti Windesi, Achmad Zet Zaeni, Don Hasman, Goenadi Haryanto, Makhfudz Sappe, Peter F Momor, Pinto NH, dan Riza Marlone.

Foto-foto yang ditampilkan tampak menggambarkan keindahan alam, kultur, individu atau masyarakat, budaya, perayaan lokal, dan sebagainya.

"Ini karya anak bangsa, jadi kita tunjukan dan buka ruang seluas-luasnya untuk karya anak bangsa," ujar Ituk.

Ituk mengatakan terminal di bandara saat ini tidak hanya sekedar tempat untuk proses keberangkatan dan kedatangan. Lebih dari itu, Terminal 3 memiliki peran dan fungsi strategis untuk ikut mempromosikan pariwisata dan mempublikasikan kearifan lokal kepada publik, baik itu warga negara Indonesia maupun wisatawan dan pebisnis mancanegara.

Sementara itu, salah satu fotografer Makhfudz Sappe mengaku sangat bangga dengan hasil karyanya dapat dipamerkan di Terminal 3 Bandara Soetta sehingga banyak orang yang dapat menikmati hasil karyanya.

“Senang sekali tentunya, karena orang lain bisa menikmati hasil karya saya. Saya pribadi sangat berterima kasih sekali kepada Angkasa Pura II karena telah memfasilitasi hasil-hasil karya kami,” kata fotografer yang fotonya dipamerkan dengan judul Mappasilaga Tedong (Ritual penguburan mayat bagi masyarakat Toraja).

Makhfudz berharap, pameran-pameran hasil karya fotografi lebih sering digelar di Bandara untuk dapat mengenalkan kearifan lokal dari seluruh wilayah Indonesia.

Pameran foto yang akan digelar selama 30 hari ini bukan hanya event sekali saja. Kedepannya, pihaknya juga akan kembali menggelar pameran hasil karya fotografi secara berkala, namun dengan tema yang berbeda seperti tema laut, tema gunung dan tema-tema yang lain.

Tak hanya memamerkan foto saja, untuk mengabadikan keindahan karya fotografer ini, AP II juga menerbitkan buku yang didalamnya berisikan sekitar 300 foto terbaik karya 14 fotografer ini. Dan bisa didapatkan di beberapa toko buku ternama di Indonesia. Tema pameran foto ini sesuai dengan judul buku karya para fotografer tersebut, yakni “Saya Indonesia”

Sumber :kompas.comtangerangonline.idmerdeka.com


Sumber Gambar :
antarafoto.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini