Inilah Alasan Mengapa Bahasa Indonesia adalah Aset Terbesar Indonesia

Inilah Alasan Mengapa Bahasa Indonesia adalah Aset Terbesar Indonesia
info gambar utama

Bahasa Indonesia adalah aset terbesar yang dimiliki oleh Indonesia, namun sekarang menghadapi ancaman karena sebagian pengguna di Indonesia lebih senang menggunakan bahasa Inggris atau mencampuradukkan penggunaan bahasa Indonesia dan Inggris.

Hal tersebut dikatakan oleh budayawan Indonesia, Goenawan Mohamad awal september lalu di acara Melbourne Writers Festival di ACMI Cinema, Federation Square Melbourne.

Goenawann Mohamad tampil bersama dengan Jennifer Lindsay, seorang penerjemah asal Australia yang sudah banyak menterjemahkan karya-karya Goenawan ke dalam bahasa Inggris.

Acara yang berlangsung selama satu jam tersebut membahas buku terbaru dalam bahasa Inggris yang diterbitkan oleh University of New South Wales di Sydney berjudul In Other Words. Buku ini berisi esai yang pernah ditulis oleh GM, nama panggilan populer Goenawan, dan pernah diterbitkan oleh Majalah Tempo, dan juga beberapa esai yang belum pernah diterbitkan sebelumnya.

Dalam acara itu Lindsay mewawancarai GM mengenai perjalanan hidupnya sejak lahir di tahun 1941 sampai sekarang. Di sela-sela tanya jawab itu, GM membacakan cuplikan dari esainya dalam bahasa Indonesia, sedangkan Lindsay membaca ulang versinya dalam bahasa Inggris.

Di awal perbincangan ketika ditanya pentingnya bahasa Indonesia sebagai bagian dari kegiatannya sebagai sastrawan, penulis, budayawan dan salah seorang pendiri Majalah Tempo, Goenawan Mohamad melihat dipilihnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu sebagai keputusan penting.

"Bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi bagi kelompok minoritas di Indonesia. Ini juga berarti semua orang di Indonesia memiliki kedudukan yang setara dengan bahasa tersebut," katanya.

Secara bergurau, Goenawan Mohamad memberikan contoh misalnya di India dimana untuk mengumumkan sesuatu perlu dilakukan dalam empat bahasa. "Kalau ada pengumuman mengenai kebakaran, ketika sampai ke bahasa keempat, orang yang dituju dengan pengumuman tersebut sudah mati terbakar," katanya.

Peserta yang hadir dalam perbincangan dengan Goenawan Mohammad di ACMI Cinema di Federation Square, Melbourne.
info gambar

Ketika menjawab pertanyaan dari salah satu hadirin, GM juga mengatakan bahwa adanya bahasa Indonesia ini boleh disebut sebagai salah satu akibat dari keputusan Jepang. "Ketika Jepang menguasai Indonesia di tahun 1942-1945, mereka melarang penggunaan bahasa Belanda. Dengan itu, bahasa yang kemudian tumbuh subur adalah bahasa Indonesia," katanya.

Dalam bagian lain, pembicaraannya Goenawan Mohamad mengatakan sekarang ini bahasa Indonesia terancam oleh sebagian orang yang lebih suka menggunakan bahasa Inggris di Indonesia.

"Saya tidak keberatan dengan mereka yang menggunakan bahasa Inggris, cucu saya juga berbicara dalam bahasa Inggris. Yang menjadi ancaman adalah mereka yang menggunakan bahasa Indonesia, dengan aksen Inggris," ucapnya.

Pernyataan GM ini disetujui oleh Jennifer Lindsay yang sudah mengenai dan berkunjung dan tinggal di Indonesia sejak tahun 1970-an.

"Sekarang ini yang terlihat adanya ketidakbanggaan di kalangan sebagian orang dalam menggunakan bahasa Indonesia. Sekitar 20-30 tahun lalu, banyak orang yang malu atau tidak bangga menggunakan bahasa daerah mereka. Keadaannya seperti sekarang ini, dimana sebagian masyarakat Indonesia tidak bangga menggunakan bahasa Indonesia. Padahal bahasa ini adalah salah satu bahasa yang paling bagus," kata Lindsay.

Dalam sesi tanya jawab di depan sekitar 100 orang yang memenuhi bioskop ACMI tersebut, salah satu pertanyaan yang diajukan kepada Goenawan Mohamad adalah siapa saja penulis sastra serius yang akan mendunia.

"Kita sudah melihat bahwa karya-karya Eka Kurniawan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Siapa lagi yang menurut anda, akan menjadi penulis asal Indonesia yang akan dikenal dunia?" kata penanya tersebut.

Dalam jawabannya, GM mengatakan bahwa sebenarnya banyak penulis Indonesia yang bagus, selain Eka Kurniawan, namun dia tidak mau menyebut nama tertentu.

GM juga mengatakan bahwa sulitnya penulis dari Indonesia untuk dikenal dunia, karena penerbitan buku di dunia ini dikuasai oleh Amerika Serikat.
"Baru-baru ini saya berada di New York dan melihat sebuah buku puisi yang berisi puisi-puisi dari seluruh dunia. Di dalamnya tidak ada satu pun karya dari Indonesia, namun ada karya dari Laos. Tampaknya yang muncul adalah karya dari negara dimana ada jejak keterlibatan perang Amerika Serikat," katanya lagi.

Setelah acara selesai, Goenawan Mohammad kemudian melayani permintaan tanda tangan mereka yang membeli buku tersebut.

Foto by : Sastra Wijaya Acara bertemu dengan Goenawan Mohammad dan penandatanganan bukuSelain berbicara di Melbourne, Goenawan Mohamad juga antara lain akan mengadakan diskusi mengenai buku tersebut di Sydney dan Canberra.Australiaplus.comGambar utama : Palmjavatourtravel.com
info gambar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini