Rempah Indonesia: Inilah Riwayatnya yang Mengubah Dunia

Rempah Indonesia: Inilah Riwayatnya yang Mengubah Dunia
info gambar utama

Mungkin selama ini yang kalian dengar adalah negara kita yang diincar penjelajah samudra Eropa yang berlayar mengarungi lautan nyaris seluruh dunia karena kekayaan tanaman eksotis di negara kita. Namun, tahukah kalian riwayat dari rempah-rempah yang menjadi kebanggaan kita ini?

Biji Pala, salah satu rempah yang diincar para penjelajah | sumber : ANTARA/Zabur Karuru
info gambar

Dalam bukunya, Sejarah Rempah dari Erotisme sampai Imperialisme, Jack Turner mengutip katalog dagang dari abad ke-14 dan mencantumkan tak kurang dari 188 jenis rempah. Diantara itu semua, cengkeh (Syzgium aromaticum) dan pala (Myristica fragrans) memiliki daya tarik yang paling kuat dan bernilai lebih dari emas. Sebelum masa modern, cengkeh hanya tumbuh di Kepulauan Maluku, Indonesia. Ada lima pulau penghasil cengkeh, seperti Moti, Makian, Bacan, Ternate, dan Tidore. Selain itu, ada lima pulau lagi penghasil pala, seperti Banda, Naira, Run, Ai, dan Rozengain.

Kembang lawang, salah satu rempah yang juga diburu selain cengkih dan pala. Rasanya mirip dengan adas manis (Ilustrasi)
info gambar


Pencarian yang dilakukan oleh para penjelajah samudera untuk mencari kepulauan rempah ini juga membangkitkan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia. Siapa sangka, rempah-rempah tak hanya sekedar penyedap rasa. Bagi masyarakat Barat, mereka melihat rempah ini memiliki daya tarik yang melampaui aspek kegunaanya secara kuliner. Menurut Turner dalam bukunya, rempah-rempah juga digunakan sebagai mengusir setan, memanggil Tuhan, menyembuhkan penyakit ataupun mengusir wabah.

Rempah adalah saksi perkembangan dan pasang surut peradaban bangsa Indonesia serta memiliki kaitan yang sangat erat dengan perjalanan kekuasaan, politik, dan sosial budaya bangsa kita. Namun, rempah juga memiliki nilai penting dalam peradaban dunia. Karena khasiat, kelangkaan dan nilai rempah yang begitu tinggi inilah yang membuat para penjelajah samudera ini rela menjelajah hampir setengah dunia untuk menemukan tempat tumbuh rempah hingga mereka rela berlomba-lomba mendapatkan rempah. Sampai akhirnya bangsa Eropa menginjakkan kaki di Maluku dan memulai riwayat kolonialisme di Nusantara.

Sumber : National Geographic Indonesia
Sumber Gambar Sampul : NusaBali(Ilustrasi)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini