Bule Norwegia Sampai Bikin Lagu, Apakah Keistimewanya Rumah Makan Padang?

Bule Norwegia Sampai Bikin Lagu, Apakah Keistimewanya Rumah Makan Padang?
info gambar utama

Sudah tahu lagu Nasi Padang yang dibuat oleh bule asal Norwegia, Audun?

Lagu itu mungkin masih mengiang-ngiang di kepala kalian dan meninggalkan kesan indah di benak kalian. Atau mungkin, apakah kalian justru bertanya-tanya se-spesial apakah nasi Padang itu? Pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa Rumah makan padang ada dimana-mana namun hidangannya sama semua? Berikut adalah lima fakta unik tentang rumah makan Padang yang harus kalian ketahui!

  1. Porsi nasi padang kalau dibungkus lebih banyak

Pernahkah kalian merasa membawa pulang sebungkus nasi padang yang super besar? Coba kalian bandingkan porsi take away dengan makan di tempat. Ini merupakan kebiasaan warga Minang dan dilakukan oleh seluruh rumah makan padang di Nusantara karena beberapa alasan. Pertama, semua orang Minang menyadari bahwa mereka yang nasinya dibawa pulang tidak akan makan sendirian. Kalau dibawa ke rumah, pasti untuk lebih dari satu orang.

Kedua, di setiap tempat, nasi bungkusan punya patokan tersendiri. Di Jakarta misalnya, ada patokan berapa centong nasi untuk pengunjung yang pesan untuk dibawa pulang. Oleh karena itu, mereka yang nasinya dibawa pulang pasti akan mendapatkan beberapa ‘bonus’. Contohnya, jika pesannya nasi dan ayam, ia akan mendapatkan bonus seperti kuah kari, sayur nangka, daun singkong rebus, dan sambal hijau.

  1. Pelayan begitu ahli membawa banyak piring
Rusdi, pemilik Rumah Makan Taman Selera di jalur pantura, Indramayu, Jawa Barat menunjukkan keahlian bawa piring banyak | sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
info gambar

Rumah makan padang yang dimiliki keturunan Minang akan memiliki tradisi saat menghidangkan makanan dimana piring-piring lauk ditumpuk di lengan kiri, disajikan dalam waktu singkat. Siapa sangka, keahlian seperti ini justru diharuskan untuk dimiliki para pelayannnya. Menurut Nusyirwan Effendi, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas sekaligus antropolog yang berkecimpung dalam bindang kuliner khas Minang ini karena pelayan dituntut menyajikan banyak jenis makanan dalam waktu cepat dan agar mengantarkan makanan agar tidak bolak-balik. Piring ditumpuk di lengan kiri, sedangkan tangan kanan untuk menyajikan. Namun, hal ini hanya akan ada di rumah makan asli padang saja.

  1. Tidak ada rumah makan Padang di Sumatera Barat

Di luar Sumatera barat mungkin kalian akan menemukan rumah makan Padang di mana-mana. Namun, di Sumatera Barat akan menjual makanan yang lebih spesifik dari masakan Padang yang dijual di luar Padang. Jadi, rumah makan padang yang ada di luar Padang menyajikan makanan standar masakan Padang saja. Misalnya, rumah makan spesialis gulai ada di daerah Bungus. Jika kalian ingin mencoba ayam goreng, kalian bisa pergi ke restoran Pagi-Sore yang ada di daerah Pecinan.

  1. Foto seorang kakek
Ungku Saliah
info gambar

Sahabat GNFI pernah melihat foto seorang kakek berkopiah hitam, kepalanya sedikit miring ke kanan, berjenggot agak panjang, dan mengenakan kain sarung kotak-kotak yang dikalungkan di leher di rumah makan padang? Nah, dia adalah Ungku Saliah. Ungku Saliah ini menandakan rumah makan tersebut adalah asli Pariaman. Ungku Saliah merupakan ulama, tokoh agama asli Pariaman yang dikeramatkan. Konon, adanya foto Ungku Saliah ini bisa mendatangkan rezeki.

5. Mengapa rendang begitu istimewa?

Rendang, favorit para pelanggan rumah makan Padang | sumber: KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN
info gambar

Bukan nasi padang kalau tak ada rendang. Salah satu tradisi Minang yang melibatkan rendang adalah “Makan Bajamba”, sebuah tradisi makan yang dilakukan bersama-sama dan akan ada satu makanan utama, gulai kepala kambing, misalnya, sebagai makanan pembuka. Karena adanya rendang dalam makanan adat, rendang menjadi hidangan yang paling istimewa. Keistimewaannya pun terletak pada proses memasak yang membutuhkan waktu lama dan kesabaran. Rendang merupakan proses memasak yang dimulai dari gulai lalu diproses menjadi kalio dan barulah terbentuk rendang.


Sumber : KompasTravel
Sumber Gambar Sampul : KOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini