Ada banyak cara dan karya untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan negeri. Bisa lewat lukisan, desain grafis, tulisan, dan tak terkecuali lagu. Harus diakui, Indonesia ini punya banyak sekali sosok yang berusaha kuat untuk melestarikan kebudayaan negeri melalui karyanya yang modelnya disesuaikan dengan kondisi masa kini, salah satunya adalah pianis Jazz muda Sri Hanuraga yang membuat kreasi lagu daerah dengan aransemen musik Jazz.
Awalnya, Sri Hanuraga yang dulu mengenyam pendidikan musik di Conservatorium van Amsterdam, Belanda ini diminta oleh Goenawan Mohamad untuk tampil di Museumferfest Festival, Frankfurt, Jerman pada 2015 lalu. Goenawan meminta khusus kepada Trio Hanuraga untuk membawakan musik Indonesia.
"Dia bilang kenapa tidak bawakan musik Indonesia, maksudnya lagu-lagu daerah Indonesia namun dikemas dengan aransemen yang enak. Kita coba Agustus tahun lalu dan sambutannya bagus," kisah pria yang akrab disapa Aga ini, seperti ditulis Bintang. Penampilan Sri Hanuraga Trio yang turut menggandeng penyanyi Dira Sugandi di Frankfurt itu pun mendapat sambutan yang meriah.
"Sambutannya bagus banget, mereka antusias sekali. Tapi, kita merasa kok kita sudah susah-susah membuat musiknya, terus hanya dimainkan satu kali pada event ini. Kita lalu berpikir untuk sekalian membuat albumnya. Lagipula, lagu-lagu Indonesia bagus-bagus, tapi sayang jarang diekspos. Kita ingin angkat lagi, dibalut dengan musik modern, pendekatan yang lebih canggih supaya anak muda lebih bisa menikmati," kata Aga.
Aga juga berkisah, jauh sebelum diminta tampil di Frankfurt ia sudah punya keinginan untuk memiliki style musik Jazz sendiri dan tetap membawa kekhas-an Indonesia di dalamnya. "Kepikirannya karena waktu saya kuliah di Belanda banyak lihat teman-teman dari negara lain yang punya style jazz mereka sendiri. Jadi saya kepikiran pengen punya karakter sendiri, caranya dengan menggali background saya," ujarnya.
November lalu akhirnya Aga bersama kelompok musiknya, Sri Hanuraga Trio merilis album perdana mereka berjudul Indonesia Voume 1 dengan nuansa nasionalisme dan kedaerahan. Album ini, kata Aga, sebagai bentuk kelanjutan kolaborasi mereka bersama Dira Sugandi di Frankfurt. Di dalamnya termuat sejumlah lagu daerah seperti Kicir-kicir, Bungong Jeumpa, Manuk Dadali, Bubuy Bulan, Kampuang Nan Jauh di Mato, Cublak-cublak Suweng, dan Sik Sik Sibatumanikam yang semua itu diaransemen dengan musik jazz.
"Ide awalnya ingin menceritakan ulang lagu-lagu daerah Indonesia dengan angle modern, musik jaman sekarang. Pastinya dibalut musik Jazz, dan diselipi pop, rock dan juga hip hop."
Aga menambahkan, "Dengan itu kami ingin melekatkan musik tempo dulu dengan anak muda saat ini, agar lebih mencintai," tutur Aga seperti ditulis CNN Indonesia.
Didengar dengan seksama, lagu-lagu daerah dengan aransemen musik Jazz ini memang menjadi lagu yang kurang familiar dengan telinga kita. Namun, sentuhan modern itulah yang menjadi senjata Aga dan kawan-kawan untuk membuat generasi muda Indonesia lebih mencintai lagu-lagu daerah. Dira Sugandi sendiri mengaku sangat kecanduan dengan musik yang diaransemen oleh Aga. Apalagi lagu yang disajikan merupakan lagu-lagu daerah dan Dira merasa terketuk untuk ikut melestarikan lagu-lagu daerah.
"Bagi saya, bergabung di album ini like a whole new experience, bahkan saya kayak kecanduan. Nah, dengan album ini kita harap anak muda juga timbul kecintaannya terhadap lagu daerah. Di album ini, the more i sing the more i fall in Love with the song," tutur Dira Sugandi.
Menurut Dira, aransemen buatan Aga bisa dibilang kekinian. Lagu-lagu daerah yang dimuat di album ini memang tidak berbeda jauh dengan aransemen aslinya, namun Aga hanya memberikan sentuhan musik yang lebih modern pada lagu-lagu tersebut sehingga kedengarannya menjadi berbeda. Lantaran aransemen lagu-lagu dalam album tersebut berbeda, Dira sempat merasa kesulitan menyanyikan beberapa lagu karena perbedaan tempo dan timing lirik yang tidak umum.
"Jadi perlu waktu untuk penyesuaian, supaya saya bisa enak menyanyikannya. Tapi untuk interpretasi, saya tidak ada kesulitan karena waktu di sekolah kan kita diajarkan lagu-lagu daerah dan nasional ," kata Dira.
Pun bagi Aga yang mengaransemen ulang lagu-lagu tersebut sering mengalami kendala, yakni bagaimana caranya memadukan harmoni barat dengan melodi Indonesia dan tidak terdengar alunan melodi barat itu sebagai latar lagu semata.
Video di bawah ini merupakah salah satu lagu daerah berjudul "Manuk Dadali" versi Jazz-nya Sri Hanuraga Trio dan Dira Sugandi :
Sumber: diolah dari berbagai sumber
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News