Menduniakan Rotan Indonesia dari Bandung

Menduniakan Rotan Indonesia dari Bandung
info gambar utama

Mempopulerkan kembali produk asli Indonesia dipasaran bukanlah hal mudah, namun itulah yang berusaha diwujudkan oleh seorang lulusan Desain Interior Insitut Teknologi Bandung (ITB) bernama Abie Abdillah. Abie merupakan seorang pengusaha rotan yang berfokus pada inovasi desain.

Bermodalkan pendidikannya di bidang desain, pria kelahiran Bandung 31 Desember 1986 tersebut mulai mendesain mebel berbahan rotan dengan gaya modern kontemporer lewat perusahaan yang didirikannya bernama Studiohiji sejak tahun 2014 yang lalu.

Langkah yang diambil Abie memang terbilang cukup berani sebab produk rotan merupakan produk yang sempat populer di era 80 dan 90an awal. Sehingga apa yang dilakukannya harus dapat mengubah pola pandang masyarakat pada rotan yang kini dianggap ketinggalan jaman.

Menariknya, semangat Abie tersebut berangkat dari pengalamannya saat berada di sebuah pabrik rotan asal Jepang, PT. Yamakawa Rattan di Cirebon, Jawa Barat. Ketertarikan itu berasal dari ucapan Yuzuru Yamakawa padanya yang merupakan desainer dan pendiri perusahaan itu.

"Dia bilang, jika ingin menjadi dikenal dan dihargai dunia jadilah desainer rotan," ujar Abie seperti dikutip dari SWA.

Abie pun kemudian mengawali karirnya terjun ke dunia mebel sejak tahun 2009 sesaat setelah dirinya lulus dari ITB. Dirinya saat itu bekerja di sebuah pabrik mebel PT. Alam Calamus di kawasan Cikupa Tangerang, Banten. Setahun kemudian dia bergabung dengan Zylia Design Studio milik Joshua Simandjuntak, salah satu tokoh desain terbaik di Indonesia.

"Di tempat inilah saya belajar banyak mengenai konsep sebuah karya dari bahan rotan, hingga proses pembuatnya," kenangnya.

Satu tahun berselang, bermodalkan pengalaman, Abie akhirnya bertekad untuk menaikkan martabat rotan Indonesia lewat Studiohiji. Sebab menurutnya, Indonesia merupakan negara penting dalam industri rotan.

"Sekitar 80% kebutuhan material rotan dunia disokong dari Indonesia. Itu pun dari sekitar 600 spesies, baru 8% yang dimanfaatkan menjadi komoditas komersial. Jadi masih besar potensinya,” ujarnya.

Abie juga menambahkan bahwa kemampuan para perajin rotan Indonesia merupakan yang tercanggih di dunia. Itu mengapa Indonesia menurutnya dapat menjadikan material rotan sebagai national branding layaknya Tiongkok dengan bambunya.

Dirinya juga menilai bahwa rotan memiliki karakter yang lentur sehingga mudah dibentuk seperti yang diinginkan. "Rotan memiliki karya seni yang tinggi," jelas Abie.

Menurut Abie, Studiohiji bermakna bahwa setiap satu objek yang dibuat memiliki pendekatannya sendiri yang spesifik dan khas. Lewat rotan dirinya ingin menjadi merek mebel yang khas. Namun perjuangan tersebut tidak mudah sebab dirinya harus rela mengeluarkan banyak biaya agar mereknya dikenal.

“Kadang jika saya memaksa ikut pameran, saya keluar uang puluhan juta tapi ketika pulang tidak ada buyer yang beli. Pada saat 1-3 tahun awal masih sangat struggle,” kenangnya.

Lukis chair karya Abie yang dipamerkan Cappellini (Foto: cappellini.it)
info gambar

Kini, kerja kerasnya pun tidak sia-sia, rotan karya Abie akhirnya mampu diekspor pada tahun 2014 berkat pertemuannya dengan distributor di Singapura. Sehingga produk Studiohiji dipasarkan di Asia Tenggara. Pamor rotan Studiohiji semakin melambung ketika desain Abir berhasil meraih penghargaan di ajang Milan Design Week 2016. Rotan karyanya yang berjudul Lukis Chair dipilih dalam koleksi Cappellini, sebuah brand furnitur ternama di Milan, Italia.

"Saya tidak menyangka tahun 2016 ini Lukis Chair sudah bisa menembus panggung dunia dan masuk koleksi Cappellini. Alhamdulillah produk rotan saya bisa disejajarkan dengan karya ternama dari desainer dunia," kata Abie bangga seperti dikutip dari Tribunnews.

Pada tahun ini Lukis Chair kabarnya akan dipamerkan di ajang Milan Design Week 2017. Serta produknya itu secara khusus hanya bisa diperoleh di Capellini Showroom, reseller resmi Capellini Furniture yang tersebar di seluruh dunia.

Selain Lukis Chair, beberapa produk hasil karya Abie telah terlibat dalam beberapa pameran bergengsi lainnya di mancanegara. Seperti Pretzel Bench yang terpilih dalam seleksi untuk ajang Gwangju Design Biennale di Korea Selatan, Maison & Objet Asia di Singapura, Innovative Craft Awards di Bangkok, dan Doeloe Lounge Chair yang dipamerkan pada Triennale Design Milan pada 2016.

Abie juga menambahkan bahwa Studiohiji baru saja lolos kurasi dari Badan Ekonomi Kreatif untuk turut serta dalam pameran Ambiente Frankfurt pada Februari 2017. Juga tidak ketinggalan event Indonesia Design Week pada Maret 2017.

“Apresiasi ini menjadi semangat dan tantangan bagi saya untuk terus konsisten dalam berkarya dan kampanye tentang produk rotan yang baik,” harap Abie.

Berkat kerja keras seorang Abie Abdillah mampu menunjukkan kualitas rotan Indonesia sesungguhnya. Tentu saja untuk mengembalikan pamor rotan Indonesia di industri furnitur dunia tidak bisa dilakukan oleh Abie seorang. Namun berkat Abie, Indonesia menyaksikan bahwa rotan tidaklah kalah dengan material kontemporer yang telah ada saat ini. Sebuah bukti bahwa produk asli Indonesia dapat berjaya di dunia.


Sumber : SWA; Tribunnews

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini