Selamat Datang Kembali Ke Tanah Air Dua Perempuan Pendaki Puncak Tertinggi Antartika

Selamat Datang Kembali Ke Tanah Air Dua Perempuan Pendaki Puncak Tertinggi Antartika
info gambar utama

Seusai berhasil menjalankan misi kelima menapakkan kaki di puncak Gunung Vinson Massif dalam rangkaian Seven Summits atau Tujuh Puncak Dunia pada 5 Januari yang lalu, dua mahasiswi asal Universitas Katolik Parahyangan Bandung kembali ke Tanah Air. Mathilda Dwi Lestari (23) dan rekannya Fransisca Dimitri Inkiriwang (23) tiba di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng pada Senin 23 Januari 2017 Malam. Keduanya mengaku sangat terharu dapat kembali ke tanah air.

Dimitri yang akrab disapa dengan Deedee saat konferensi pers di Aula Gedung BRI 1, Jakarta, Selasa sore 24 Januari 2017 mengungkapkan bahwa dirinya sangat bersyukur bisa kembali ke tanah air. Sebab perjuangan di Antartika tidaklah mudah.

Mathilda Dwi Lestari dan Fransisca Dimitri Inkiriwang saat mencapai puncak Vinson Massif (Foto: WISSEMU)
info gambar

"Kami harus menghadapi cuaca yang ekstrim, dengan suhu dibawah minus 30 derajat celsius. Dan harus melakukan load carry ke High Camp sebelum melakukan summit attempt," ungkap Deedee.

High Camp sendiri merupakan pos terakhir sebelum aklimatisasi dilakukan. Dua Srikandi asal Indonesia yang tergabung dalam The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition (WISSEMU) ini harus membawa perbekalan dari Low Camp menuju High Camp melewati tali yang sudah terbentang untuk para pendaki di ketinggian 1.200 meter dengan sudut kemiringan mencapai 45 derajat. Tentu saja ini bukan hal yang mudah karena medan yang dihadapi sangat ekstrim.

Perjalanan menuju puncak Vinson Massif pun tidak kalah ekstrim. Pada hari Rabu 4 Januari pukul 12.00 waktu setempat Deedee dan Mathilda harus melalui medan yang berbentuk gerigi (ridge). Medan tersebut tidak dapat dilalui tanpa melakukan pemanjatan. Hingga akhirnya berhasil summit reach pada pukul 23.48 waktu Chile atau 5 Januari 2017 pukul 09.48 Waktu Indonesia Barat setelah menempuh perjalanan sejauh 14 kilometer.

Pada saat itu juga keduanya mengibarkan bendera Merah Putih dan membunyikan angklung sebagai simbol bahwa Indonesia telah mencapai titik tertinggi di benua Antartika.

Prestasi ini kemudian sangat diapresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi yang juga hadir dalam konferensi pers dan mengatakan, "Mereka ini bukan perempuan sembarangan, meski kecil (ukuran tubuhnya) namun memiliki kekuatan yang luar biasa."

Mathilda saat menerima penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi (Foto: Bagus DR / GNFI)
info gambar

Sementara itu Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Asmawi Syam juga mengucapkan selamat kepada dua mahasiswi tangguh tersebut.

"Selamat datang kembali ke Indonesia untuk Deedee dan Mathilda. Saya pikir awalnya mereka adalah panitia. Sebab melihat badan mereka yang kecil sehingga saya terus berusaha meyakinkan diri. Small is Beautiful. Bisa dibayangkan tantangan yang harus mereka hadapi. Saya sendiri dari Eropa dengan suhu 5 derajat sudah kedinginan. Pun ketika pelepasan, saya merasa seperti melepas anak sendiri. Saya bersyukur mereka bisa kembali ke Indonesia. Selamat untuk tim WISSEMU." ungkap Asmawi.

Perjuangan Deedee dan Mathilda tidaklah usai, setelah Vinson Massif, mereka harus bersiap untuk melanjutkan misi menuju gunung tertinggi di dunia, Mount Everest yang ada di Nepal. Jika persiapan telah lengkap, pada bulan April mendatang misi akan kembali dilanjutkan.

Saat ditanya mengapa memilih Everest terlebih dahulu, General Manager WISSEMU, Sebastian Prasetyo mengungkapkan, "Everest dipilih karena berdasarkan season. Apa maksudnya? season adalah masa dimana persentase keberhasilan summit banyak terjadi. Jadi bukan karena tinggi ataupun musim. Kami berharap dengan mengikuti season, misi ini bisa berjalan dengan lancar.

Bila misi Everest sukses, WISSEMU akan melanjutkan perjalanan ke puncak terakhir yang berada di Alaska, Amerika Serikat, Gunung Denali. Gunung yang juga dikenal sebagai Gunung McKinley ini memiliki tinggi 6.140 mdpl dan diselimuti salju abadi.

Deedee dan Mathilda jika berhasil menyelesaikan dua misi tersisa, akan tercatat di dalam daftar Seven Summiters dunia. Saat ini dalam daftar tersebut hanya ada 33 nama perempuan tercatat, sehingga bila dua putri bangsa ini berhasil, mereka akan menggenapinya menjadi 35 nama Seven Summiters perempuan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini