Riyoyo Kupat Bukan Tradisi Tanpa Makna, Melainkan Penuh Cinta

Riyoyo Kupat Bukan Tradisi Tanpa Makna, Melainkan Penuh Cinta
info gambar utama

Suasana perayaan Riyoyo kupat di kabupaten Tuban Jawa timur

Sebagian orang beranggapan bahwa hari Raya Idul Fitri merupakan suatu tradisi umat Islam setelah menjalankan 30 hari penuh puasa. Namun sebenarnya dibeberapa daerah seperti daerah yang saya kunjungi kali ini tepatnya sebuah kabupaten yang berjarak kurang lebih 60 KM dari ibukota Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Tuban. Di kabupaten ini memiliki tradisi unik setelah satu minggu lebaran yang diberi nama riyoyo kupat atau lebaran ketupat.

Sepintas dari namanya tradisi ini nampaknya tidak ada unik – uniknya, namun setelah digali lebih lanjut lagi tradisi ini sangat kental akan akulturasi budaya jawa dan kebiasaan umat Islam dalam menyambut hari raya idul fitri. Hal ini sangat wajar mengingat islam berkembang di daerah ini melalui akulturasi budaya yang ajarannya dibawa oleh Sunan Bonang, salah satu sunan yang menyebarkan islam di pulau jawa atau yang biasa dikenal dengan wali songo atau dalam bahasa Indonesianya berarti 9 wali.

Kembali ke tradisi riyoyo kupat ini, tradisi ini diawali dengan mengadakan pengajian di langgar atau mushollah yang berada di sekitar lingkungan rumah. Orang yang datang pun biasanya membawa makanan yang akan disantap bersama setelah pengajian berakhir. Momen ini tentunya yang mungkin saat ini sudah jarang sekali ditemui karena kebanyakan orang dewasa ini cenderung lebih individualistis sehingga tingkat kepekaan sosial mereka terhadap yang lain sangat kurang.

Setelah pengajian berakhir, para warga pun mencicipi hidangan yang dibawa oleh warga lainnya sambil sesekali bersenda gurau dengan yang lainnya. Hal ini membuat suasana kekeluargaan antar warga begitu terasa. Malam itu sungguh terasa bahwa inilah sesungguhnya rasa kekeluargaan antar warga yang sebenarnya.

Hiruk pikuk orang lalu lalang dan saling bertegur sapa mewarnai pagi pada hari ketujuh lebaran Idul Fitri kali ini. Hal ini nampak seperti “flashback” hari raya Idul Fitri pada hari pertama. Hal yang membedakan tentu saja tradisi ini tidak ada ibadah ataupun ritual yang lainnya dan murni untuk mempererat silaturahmi antar warga dan keluarga. Oleh karena itu, tradisi ini masih dipertahankan didaerah ini hingga saat ini.

Seperti biasanya, hal yang menjadi unik dalam tradisi ini adalah kulinernya. Hal ini juga yang mempengaruhi penamaan dari tradisi riyoyo kupat ini, ya ketupat. Ketupat bagi sebagian orang sangat lazim pada saat perayaan idul fitri. Namun, di daerah ini akan sangat sulit menemukan ketupat ketika perayaan lebaran tiba. Pada saat riyoyo kupat inilah ketupat akan banyak dan mudah untuk ditemukan.

Ketupat disini menyimbolkan bagaimana seharusnya manusia hidup berukun tetangga yang baik. Ikatan antar daun kelapa menyimbolkan persatuan antar warga harus kokoh seperti simpul pada ketupat. Beras atau nasi itu diibaratkan masalah yang akan dihadapi. Apabila simpulnya rapat maka beras atau nasi sebanyak apapun dan seberat apapun pasti bisa diatasi. Hal itu juga berarti apabila persatuan antara masyarakat kuat tentunya masalah sebesar apapun pasti bisa diatasi. Sehingga hasilnya akan tercipta kesejahteraan sosial yang dilambangkan ketupat yang masak. Hidangan pelengkap pada sesi kali ini adalah becek bebek makanan khas Kabupaten Tuban Jawa Timur dibarengi dengan minuman legen sejenis minuman dari buah lontar menjadikan momen riyoyo kupat kali ini menjadi maknyus poll. Indonesia memiliki kekayaan yang seharusnya kita sebagai generasi muda wajib mengembangkannya dan melestarikan karena suatu saat kita akan menceritakan ini kepada anak dan cucu kita nanti tentang kekayaan Indonesia karena setiap keanekaragaman daerah, Indonesia punya cerita.

Artikel ini diikutkan dalam kompetisi Menulis Kabar Baik GNFI #2


Sumber : Perjalanan langsung Ke kabupaten Tuban Jawa Timur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini