Australia Gandeng Indonesia Lestarikan Situs Perang Dunia II

Australia Gandeng Indonesia Lestarikan Situs Perang Dunia II
info gambar utama

Dalam pertempuran di lepas pantai Jawa pada 1942, kapal perang Australia HMAS Perth ditenggelamkan pasukan Jepang. Sebanyak 353 dari 681 awak tewas dalam salah satu babak Perang Dunia II tersebut.

November 2016 lalu tim penyelam gabungan dari Australia dan Indonesia menemukan beberapa bangkai kapal. Kapal-kapal ini merupakan armada perang milik sejumlah negara, yang diduga tenggelam dalam Pertempuran Selat Sunda. HMAS Perth merupakan salah satunya.

Kini Australia menggandeng Indonesia untuk meneliti penyebab tenggelamnya kapal-kapal Australia di laut Indonesia. Cara awal yang dilakukan adalah dengan mengirim tim penyelam gabungan kedua negara untuk meneliti bangkai kapal di dasar laut. Pada Reuters, Direktur Museum Maritim Australia Kevin Sumption jelaskan pentingnya meneliti situs ini, yaitu untuk memperoleh gambaran jelas mengenai sejarah HMAS Perth.

Di perairan Indonesia tersimpan begitu banyak bangkai kapal yang tenggelam di masa lalu. Sebagian besar isinya telah dijarah, dan badan kapalpun dirusak. Hingga kini melalui Direktorat Peninggalan Arkeologi Bawah Air Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Indonesia belum meratifikasi Konvensi PBB terkait Perlindungan Warisan Budaya Bawah Air.

Ketika menandatangani ratifikasi, Indonesia akan berkewajiban untuk menjaga seluruh wilayah lautan Indonesia, termasuk warisan budaya yang ada di dalamnya. Untuk melakukan proses tersebut dibutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga Pemerintah RI belum mampu mewujudkannya. Dari 176 anggota UNESCO, baru 31 negara yang turut meratifikasi konvensi tersebut dimana Australia pun tidak termasuk di dalamnya.

Kerjasama yang dilakukan kedua negara akan menjadi langkah penting untuk melestarikan situs sejarah bawah laut Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini