Jawa Mosque di Kota Bangkok, Peninggalan Orang Jawa di Negeri Gajah Putih

Jawa Mosque di Kota Bangkok, Peninggalan Orang Jawa di Negeri Gajah Putih
info gambar utama

Selama ini, yang paling umum kita tahu mengenai jejak masyarakat Jawa di luar Indonesia adalah di Suriname. Ternyata di Bangkok, Thailand, orang Jawa pun meninggalkan jejak kebudayaan yang cukup kental. Salah satunya adalah Masjid Jawa yang arsitekturnya sangat kental dengan unsur Jawa.

Tampak depan Masjid Jawa (kompas.com)
info gambar

Berdiri sejak 108 tahun silam, masjid ini dibangun oleh H. Muhammad Saleh, mertua dari KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah. Awalnya, masjid ini didirikan sebagai fasilitas tempat ibadah bagi kaum muslim asal Jawa yang bekerja di Thailand. Masjid yang terkenal dengan nama Jawa Mosque ini berdiri di jl. Soi Charoen Rat 1 Yaek 9, Sathorn, Bangkok. Distrik Sathorn merupakan salah satu tempat dimana mayoritas penduduknya adalah muslim. Hampir 80 persen penduduk di Distrik Sathorn beragama islam.

Kental dengan unsur arsitektur Jawa, masjid ini tidak beratapkan kubah sebagaimana masjid pada umumnya. Ia beratapkan limas bersusun tiga, seperti halnya Masjid Demak. Hal ini menunjukkan adanya akulturasi kebidayaan antara Islam dan Hindu di Jawa.

Lokasinya cukup tersembunyi, diantara jalan - jalan sempit Distrik Sathron (adtyngrh.blogspot.co.id)
info gambar

Tersembunyi di antara hostel – hostel murah dan tempat penginapan untuk para petualang, jalan menuju Jawa Mosque cukup sempit dan hanya bisa dilalui oleh satu mobil saja. Masjid ini menjadi pusat aktivitas keagamaan umat islam di Distrik Sathorn, yang hampir seluruh penduduknya memiliki pertalian darah dengan orang Jawa yang pernah bekerja di Thailand. Namun sayang, hubungan yang sudah terlampau jauh hingga beberapa generasi ini mengakibatkan mereka tidak lagi bisa berbahasa Jawa.

Berbagai macam aktivitas dilaksanakan setiap hari di masjid ini. pada hari Senin hingga Jumat, kelas pendidikan agama islam akan dilakukan dengan peserta anak – anak usia sekolah. Setiap selesai shalat maghrib, mereka akan mengikuti kelas yang terletak persis di samping bangunan utama masjid.

Bagian dalam masjid (kompas.com)
info gambar

Pengajian bagi orang tua dilakukan setiap Hari Minggu setelah shalat dzuhur. Apabila datang bulan suci Ramadhan, kegiatan di masjid akan semakin banyak. Hidangan berbuka puasa ditawarkan secara gratis, begitu pula shalat tarawih setiap malamnya.

Keberadaan masjid ini merupakan sesuatu yang cukup esensial bagi komunitas muslim di sana. Apabila ada yang tidak memiliki cukup dana untuk menguburkan anggota keluarga yang meninggal dunia, masjid akan menyediakan ambulans gratis dan memfasilitasi penjemputan, pemandian hingga dishalatkan di sana. Selepas itu, jenazah akan dikuburkan di pemakaman muslim yang letaknya persis di seberang masjid. Semuanya dilakukan secara gratis.

Berbagai kegiatan keagamaan dilaksanakan setiap hari (kompas.com)
info gambar

Selain itu, keberadaan masjid ini juga menjadi medium bagi umat agama lain yang ingin mengenal islam secara lebih dalam. Sebagai minoritas di sana, komunitas muslim di Thailand cukup dekat satu sama lain dan hidup berdampingan dengan umat agama lain seperti Buddha dan Kristen. Aktivitas keagamaan yang dilakukan menjadi medium untuk merekatkan hubungan antar-umat beragama yang harmonis dan damai dengan mengesampingkan perbedaan satu sama lain.


Sumber : kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini