Mari Nostalgia, Inilah Band Legendaris Indonesia yang Tak Lekang Waktu

Mari Nostalgia, Inilah Band Legendaris Indonesia yang Tak Lekang Waktu
info gambar utama

Perjalanan musik Indonesia tidak terlepas dengan adanya band-band Indonesia pada tahun 1960an, dimana lagu-lagu yang disajikan masih terngiang hingga kini. Beberapa musisi tanah air Indonesia era modern pun masih sering menyanyikannya.

Banyak yang beranggapan bahwa lagu-lagu jaman dulu memang ever-lasting, maka tak jarang lagu-lagu hits mereka tetap bertahan di telinga penikmat musik Indonesia. Yuk, kita ketahui beberapa band yang menjadi legendaris Indonesia yang eksistensinya tidak tergerus dengan jaman.

  1. Panbers
Panbers (sumber : Youtube Account Adi Kurniawan
info gambar

Kelompok musik Panbers atau singkatan dari Pandjaitan Bersaudara merupakan salah satu grup band legendaris Indonesia. Karya-karyanya hingga kini masih sering dinyanyikan di beberapa acara. Grup ini terbentuk pada tahun 1969 di Surabaya dan muncul pertama kali pada tahun 1921 dengan lagu ‘Akhir Cinta’ yang diproduksi oleh PT Dimita Moulding Industries. Band ini digawangi oleh Hans Panjaitan, Beny Pandjaitan, Doan Pandjaitan, Asido Pandjaitan dan beberapa pemain yang bukan memiliki nama Pandjaitan seperti Max Pandelaki, Hendri Lamiri dan Hans Noya.

Sepanjang perjalanan karirnya sejak tahun 1975, band ini telah berhasil membuat 7 Piringan Emas yakni lagu Bebaskan (1975), Nasib Cintaku (1976), Terlambat Sudah (1977), Musafir (1978), Kasihku (1979), Gereja Tua (1986) dan Cinta dan Permata (2001). Lagu 'Gereja Tua' saat ini masih sering didengar oleh penggemar Panbers di Indonesia karena liriknya yang indah dipadukan dengan beat lagu yang tidak terlalu kencang menjadikan lagu-lagu Panbers mudah untuk dinikmati kalangan mana saja.

  1. Koes Plus
Cover album Koes Plus (Sumber : Satu Album)
info gambar

Band yang satu ini pasti semuanya kenal. Terbentuk pada tahun 1969, Koes Plus merupakan keberlanjutan band Koes Bersaudara yang sebelumnya juga pernah tenar. Namun Koes Plus menjadi berbeda karena pada tahun 1970, band ini melejit dan dianggap sebagai band yang mempelopori musik pop dan rock ‘n roll di Indonesia.

Band asal Tuban, Jawa Timur ini awalnya beranggotakan 3 orang dengan komposisi Tonny Koeswoyo sebagai Lead Guitar dan Keyboard, Yon Koeswoyo sebagai pemain gitar Rhythm dan Murry sebagai drummer. Ketiganya memegang peran ganda sebagai penyanyi sekaligus pemain musik.

Dari perjalanannya di kancah musik Indonesia, Koes Plus sudah menelurkan 750 lagu dan 72 album hingga tahun 2001 dan banyak dari lagu Koes Plus menjadi hits hingga saat ini. Sebagai contoh, lagu ‘Andaikan Kau Datang’ yang hingga saat ini masih terngiang di telinga penikmat musik, bahkan sering dibawakan band-band dan penyanyi besar seperti NOAH dan Ruth Sahanaya.

  1. God Bless
Fachri Albar bersama God Bless tahun 2011 (Sumber : Youtube Account Hariswan Sudaryono)
info gambar

Godbless merupakan band rock legendaris Indonesia yang lagunya masih berdendang-dendang di telinga penikmat musik rock Indonesia hingga saat ini. Band ini dulunya bernama Crazy Wheels dan sempat mengadakan konser perdananya di Taman Ismail Marzuki serta mengikuti berbagai pentas band di Indonesia, Malaysia dan Filipina. Band yang diawali oleh tangan besar Achmad Albar setelah dirinya kembali ke Indonesia ini berganti nama menjadi God Bless pada tanggal 5 Mei 1973.

Pada awal kemunculannya, God Bless sering membawakan lagu band lain seperti Kansas, Easy Beast, Genesis dan Deep Purple. Namun, seiring perjalanan waktu, band ini memiliki albumnya sendiri pada tahun 1975. Band yang pernah kehilangan dua anggota personelnya pada tahun 1974, yakni Fuad Hasan dan Soman Lubis karena kecelakaan lalu lintas ini pernah menjadi band pembuka untuk Deep Purple di Jakarta pada tahun 1975.

Hingga saat ini God Bless telah berganti personel lebih dari 20 kali. Beberapa lagu yang masih terngiang oleh penikmat musik Indonesia dari God Bless ini di antaranya adalah ‘Rumah Kita’, ‘Kehidupan dan ‘Semut Hitam’. Ketua band sekaligus vokalis, Achmad Albar hingga kini masih eksis bernanyi meski usianya sudah tak lagi muda.

  1. D’Lloyd
Cover album emas D'Lloyd (sumber :Bukalapak.com
info gambar

Band yang didirikan oleh seseorang berdarah Minangkabau bernama Syamsuar Hasyim ini terbentuk pada awal tahun 1969 bersama dengan seorang gitaris Bartje Van Houten. Di awal perjalanannya, grup musik ini hanyalah sebuah band instansi sebuah perusahaan perkapalan bernama Djakarta Lloyd dengan formasi awal Bartje Van Houten sebagai gitaris, Andre Gultom di vokal sekaligus memaminkan saxophone dan flute, Syamsuar Hasyim sebagai vokalis utama, Chairoel Daud sebagai drummer, Buddiman Pulungan sebagai keyboardis dan Sangkan ‘papang’ Panggabean sebagai pemain bass.

Pada tahun 1972, band ini memberanikan diri untuk melebarkan sayap dengan hits ‘Titik Noda’ yang dilabeli oleh Remaco. Ternyata lagu ini berbuah manis pada awal karir karena disukai banyak orang sehingga mereka membuat lagu-lagu lainnya yang juga menjadi hits pada masa itu seperti ‘Mengapa harus Jumpa’,’Apa Salah Dan Dosaku’, dan lain sebagainya.

Ciri khas dari lagu-lagu D’Lloyd ini berasal dari suara cengkok khas melayu dari sang vokalis, oleh sebab itu lagu-lagu band ini disukai hingga Malaysia, Singapura dan Brunei Darrusalam. Pada masa Orde baru, lagu yang mereka buat yakni ‘Hidup Dalam Bui’ sempat dicekal oleh pemerintah pada saat itu karena dianggap menggambarkan hal yang tidak benar mengenai penjara. Hal ini membuat D’Lloyd menjadi pantauan polisi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini