Perempuan Sebagai Poros Industri Teknologi

Perempuan Sebagai Poros Industri Teknologi
info gambar utama

Seiring dengan dinamika perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut para pelaku teknologi dalam semua kalangan mengikuti arusnya.Tidak terkecuali dalam sudut pandang jenis kelamin atau lebih sering dikenal dengan adanya persamaan gender.

Dengan telah ditetapkannya hari Perempuan Internasional atau lebih dikenal dengan Internasional Women’s Day pada 8 Maret membuktikan bangkitnya wanita dalam industri teknologi dan merupakan sinyal positif seorang wanita dapat membangun sebuah karir yang menjanjikan di tanah ibu pertiwi. Kali ini The Jakarta Post akan berbicara mengenai empat wanita Indonesia yang telah mengungkapkan sudut pandang mengenai prospek wanita Indonesia dalam Industri Teknologi.

1. Megawaty Khie - Vice President and Managing Director of SAP Indonesia

1. Megawaty Khie - Vice President and Managing Director of SAP Indonesia
info gambar

Bermodal pengalaman selama 18 tahun berkecimpung dalam dunia telekomunikasi dan Industri Teknologi Informasi dibawah kepemimpinannya, Megawaty Khie, Vice President and Managing Director of enterprise application software company SAP menjadi salah satu perusahaan yang sangat diakui di pasaran.

Dia mengakui bahwa pada sektor Teknologi Informasi masih didominasi oleh kaum lelaki, tetapi, dia mendorong para karyawan untuk lebih open-minded saat proses perekrutan berlangsung. "Sebagai sesama karyawan, kita harus open-minded dan dapat merekrut wanita sehingga memberikan kesempatan bagi mereka," ujarnya pada The Jakara Post

"Contohnya, di SAP ada salah satu aturan yang mengharuskan 40 persen dari karyawan haruslah perempuan. Dibidang management, kami menarget untuk menerima 25 persen karyawan perempuan,"

Menurut wanita yang menyelesaikan pendidikan sarjananya di dunia marketing dan magister dalam konsen bussines administration (MBA), latar belakang pendidikan bukanlah sesuatu permasalahan inti. Namun, hanyalah mengenai keinginan untuk tetap belajar dan mengikuti arus teknologi yang terus berkembang dan selalu ada hal baru.

Bagi Megawaty, latar belakang pendidikan bukan satu-satunya permasalahan yang menjadikannya syarat bagi seorang wanita dalam berkecimpung di industri teknologi. "Saya bukan berasal dari jurusan teknik, saya sarjana dalam bidang marketing dan melanjutkan pendidikan magister bussines administration (MBA)," terangnya. "Jadi, ini hanyalah pernasalahan mengenai keinginan untuk tetap belajar karena teknologi selalu berkembang. Selalu ada yang baru."

Megawaty berharap wanita-wanita memiliki keinginan untuk menggunakan kesempatan untuk berkecimpung pada Industri Teknologi seiring dengan teknologi telah menguasai seluruh aspek kehidupan, seperti dari sosial-ekonomi, perusahaan dan negara, hingga pada kehidupn sehari-hari, merek perbelanjalaan, komunikasi, dan edukasi.

2. Roolin Njotosetiadi – Director of Products, PT Kudo Teknologi Indonesia

Roolin Njotosetiadi – Director of Products, PT Kudo Teknologi Indonesia
info gambar

Roolin Njotosetiadi, director of products di Jakarta yang konsen pada e-commerce startup PT. Kudo Teknologi Indonesia (Kudo) adalah meyakinkan bahwa wanita dapat benar-benar memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan lelaki dalam dunia teknologi.

“Banyak wanita yang memiliki peran dan masih terpaku pada adat atau lebih tradisional dalam hal marketing, sumber daya manusia, dan masih banyak lagi. Saya percaya dimasa depan akan ada banyak wanita yang berperan penting pada hal yang berkaitan dengan teknologi, seperti developers dan data analyst,” jelasnya.

Dia percaya bahwa akan ada banyak kesempatan di dunia industri bagi wanita untuk memberikan dampak langsung. “Beberapa tahun kedepan, kamu akan berharap untuk menjadi salah satu pemimpin dalam suatu bidang,” ia lalu memberikan nasehat. “Jadi, belajarlah sebanyak mungkin dan semampumu, hadapi perubahan dan nikmati prosesnya.”

Roolin melihat pada hari Perempuan Internasional adalah sebuah pengingat bahwa wanita dapat meraih suatu penghargaan lebih tinggi. “Beberapa wanita terbatas dalam mengejar karirnya atau meenggapai kesempatan karena tidak pecaya pada kemampuannya. Di perusahaan tempat saya bekerja, memberikan kesempatan pada wanita disemua umur untuk dapat meraih kesuksesan dengan cara mereka sendiri,” katanya.

Dia juga menambahkan bahwa di perusahaannya, Kudo menerima 300.000 karyawan yang berasal dari ibu rumah tangga hingga seorang mahasiswi, untuk mencoba menjadi seorang digital enterpreneur. “Saya berharap mereka dapat menginspirasi tidak hanya bagi saya namun bagi yang lain dengan baik untuk menjadi lebih berani dan lebih tegas dalam menggapai tujuannya.”

3. Priscila ‘Cipluk’ Carlita – Communicators Manager, Twitter Indonesia pada tahun 2011, Priscila “Cipluk”

Priscila ‘Cipluk’ Carlita – Communicators Manager, Twitter Indonesia
info gambar

Carlita menjabat sebagai communication manager of Twitter Indonesia dan The Philippines di tahun 2017 yang menangani komunikasi antarnegara atau Public Relations (PR) untuk sosial media didua negara.

“Saat saya memulai teknologi masih sangat kental dengan dunia lelaki. Saya bekerja sebgai seorang PR di perusahaan hardware dan banyak yang meragukan kemampuanku, mereka menganggap seperti yang diketahui wanita tidak banyak tahu tentang teknologi,” ceritanya pada The Jakarta Post

“Beberapa tahun berlalu dan sekarang saya tahu banyak wanita yang menjajaki dunia ini.beberapa dari mereka membuktikan bahwa mereka mampu untuk memposisikan diri mereka dan bekerja secara profesional dan banyak yang mengapresiasi bahwa tidak berdasar dari jenis kelamin, tapi berdasar pada kemampuannya.”

Cipluk juga menjelaskan bahwa tidak dibenarkan jenis kelamin menjadi alasan tidak dapat terjun ke dunia industri, khususnya informasi dan teknologi karena semakin mudah untuk diakses.

“Saya memiliki teman perempuan yang bekerja didunia industri otomotif, hardware, software, social media dan e-commerce. Anyak dari mereka sukses dibidangnya masing-masing,” ujarnya. Itu membuktikan bahwa wanita Indonesia dapat bekerja di dunia industri yang sebelumnya lekat dengan lelaki.”

Siapapun nanti yang berkeinginan untuk mengikuti jejak mereka di industri teknologi jangan alu atau bosan untuk belajar dari orang lain, termasuk teman lelaki. “Banyak wanita merasa bahwa bertanya pada teman lelaki berarti mereka tidak tahu apa-apa, tapi mereka lupa bila kita tidak bertanya, kita akan kehilangan arah,” paparnya, selain ditambah dengan membaca mengenai perkembangan industri yang akan membuat wanita sama dengan dalam hal gender.

“Saya melihat hari Perempuan Internasiona; adalah simbol dari kebangkitan wanita utnuk melawan dan bersaing sebagai seorang individu dan pekerja profesional,” tegasnya. Cipluk juga menambahkan bahwa para wanita bisa memulai kehidupan sehari-harinya sebagai contoh untuk generasi selanjutnya, meskipun mereka akan menjadi indivisu yang mengapresiasi persamaan gender.

4. Devy Pranowo – Head of Product Manager Digital Tokopedia

Devy Pranowo – Head of Product Manager Digital Tokopedia
info gambar

Bekerja di Tokopedia selama tig atahun, Devy Pranowo memegang posisi sebagai head of product manager digital pada online marketplace. Menggaungkan pendapat yang sama mengenai peran wanita dalam dunia industri teknologi, Devy melihat banyak wanita Indonesia telah membuat jalannya sendiri untuk terjun ke dunia industri teknologi.

“Pada dasarnya, profesi tidak bergantung pada jenis kelamin, setiap orang bisa menjadi apapun yang dia mau selagi memiliki keinginan dan kemampuan. Hal yang terpenting adalah bagaimana mereka bertahan pada pilihan dan bermanfaat bagi yang lain,” katanya.

Devy juga memberikan nasehat pada wanita yang ingin terjun ke dunia industri, semangat untuk memulai, tekad untuk selalu terus maju dan berusaha dan yang paling terpenting adalah mempunyai mimpi. “Lakukan apa yang kamu sukai, lakukan sesuatu dengan sepenuh hati tanpa tekanan dari siapapun karena kebahagiaan berasal dari dirimu sendiri,” ungkapnya, ia pun menambahkan bahwa sebagai seorang wanita jangan lupa untuk membagi kebahagiaan dengan semua orang.

Semakin dikejar dengan kemajuan teknologi, benar-benar membuat wanita diseluruh penjuru dunia menyadari akan dibutuhkannya kontribusi mereka. Seperti yang telah dibicarakan The Jakarta Post sterotipe mengenai mendominasinya kaum lelaki di industry teknologi kini semakin diwarnai dengan masuknya Kartini muda dan bukan lagi masalah gender tetapi bertumpu pada kompetensi.


Sumber :

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini