Bangga! Indonesia Mampu Membuat Alat Navigasi Penerbangan Berkualitas Dunia

Bangga! Indonesia Mampu Membuat Alat Navigasi Penerbangan Berkualitas Dunia
info gambar utama

Sistem navigasi penerbangan merupakan perangkat penting yang harus dimiliki bandara. Namun ternyata di Indonesia saat ini tidak semua bandara memiliki sistem navigasi. Itu sebabnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan teknologi Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) yang mampu memonitor lalu lintas pesawat disekitar bandara. Perangkat ini dikembangkan sejak tahun 2012 dan kini telah mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara.

Sertifikasi yang diberikan tersebut diterima oleh PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) pada Rabu (15/03) yang lalu sebagai pihak yang akan menjadi produsen perangkat ADS-B Groundstation AGS-216. Sertifikasi ini penting karena teknologi penerbangan memerlukan standarisasi untuk menjamin keselamatan penerbangan. Selain itu, momen ini membuktikan bahwa para insinyur Indonesia mampu untuk membuat sistem navigasi yang tidak kalah dengan alat buatan luar negeri.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menghadiri penyerahan sertifikat tersebut mengungkapkan bahwa hal ini adalah sesuatu yang bersejarah.

“Kita sudah melewati barier entri, dari pengguna menjadi pembuat. Hal ini menegaskan kemandirian kita untuk bisa memproduksi peralatan keselamatan di bidang navigasi penerbangan. Dengan memproduksi secara mandiri, kita bisa menghemat devisa. Apalagi kalau nanti bisa diekspor, akan menambah devisa dalam negeri kita,” ujarnya.

Budi juga menjelaskan bahwa ADS-B ini setara dengan navigasi buatan Prancis. Sebab, Kemenhub pernah berpengalaman menguji produk Prancis tersebut.

Menurutnya, sistem ADS-B merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan penerbangan Indonesia demi keselamatan penerbangan. Sebab komunikasi penerbangan lewat komunikasi radio tidak lagi mampu mengatasi lonjakan jumlah penerbangan di Indonesia.

Cara kerja ADS-B (Foto: rockwellcollins.com)
info gambar

Sementara itu, Deputi Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM-BPPT), Hammam Riza mengungkapkan pada GNFI bahwa saat ini telah ada 31 bandara di Indonesia yang menggunakan ADS-B. Namun tidak semuanya menggunakan produk Indonesia.

"ADS-B buatan Indonesia akan dipasang di 6 bandara di Papua. Sistem ini cocok untuk kontur permukaan wilayah Papua yang bergunung dan berbukit-bukit. Meskipun sistem ini bukan pengganti radar karena sifatnya adalah komplementer. Kami berharap 200 bandara lainnya dapat menyusul untuk menggunakan ADS-B ini," harapnya.

Hammam juga menjelaskan bahwa sistem ini menjadi produk kebanggaan nasional, yang memiliki kualitas setara dengan produk luar negeri yang diproduksi oleh industri lokal. "ADS-B ini sama seperti produk navigasi milik Perancis yang banyak digunakan di Indonesia," ungkap Hammam.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini