Menilik Manusia Kerdil Bengkulu

Menilik Manusia Kerdil Bengkulu
info gambar utama

Jagat maya dihebohkan dengan 'penampakan' suku Mante di Provinsi Aceh. Bahkan komunitas manusia bertubuh pendek itu menjadi trending topic di beberapa social media. GNFI pun tak luput mengabadikan tulisan tentang manusia kerdil yang ada di nusantara tersebut. Namun tahukah anda, manusia kerdil ini juga hidup di Provinsi Bengkulu?

Adalah Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, tempat hidup para manusia kerdil di Bengkulu. Disitu, setidaknya ada ratusan manusianya turun temurun (bak sudah ditakdirkan) harus tumbuh dengan tubuh mini, sekitar 140 centi meter (cm). Terbanyak berada di Desa Palang Siring, mencapai sekira 15 orang.

Dikutip dari okezone.com, kehidupan sehari-hari manusia kerdil ini berbaur dengan masyarakat bertubuh proporsional lainnya. Mayoritas mereka hidup dengan cara bertani (menjadi buruh tani) atau membuat kerajinan.

"Setiap desa di Kecamatan Kedurang ada dua sampai tiga orang kerdil. Secara keseluruhan orang-orang kerdil di sini jumlah puluhan bahkan bisa mencapai ratusan orang,'' kata Yusnadi Irianto yang juga sebagai Ketua Kelompok Perkumpulan Orang Kerdil 'Kedurang Permai'.

Dari sumber yang pernah penulis baca, pegawai VOC William Marsden memang pernah menceritakan pengalamannya pada 1770 saat melihat manusia kerdil Bengkulu. Orang lokal menyebutnya gugu. Namun, untuk manusia kerdil yang satu ini, tidak ada catatan sejarah asal usulnya.

Pun demikian, diceritakan Yusnadi, bila komunitas adat ini berasal dari keturunan Suku Pasma, Provinsi Sumatera Selatan. Nenek moyang mereka merantau ke tanah Kedurang dan berkembang biak sampai saat ini.

Yusnadi juga menjelaskan bila tubuh kerdil yang dimiliki dirinya bersama ratusan warga lain merupakan faktor keturunan genetis dari ibu kandung.

Uniknya, para manusia kerdil itu tidak ada yang berjenis kelamin perempuan. ''Orang kerdil di sini semuanya pria. Tidak ada yang perempuan. Kami ini keturunan dari gen ibu,'' ungkapnya. (cho)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini