Wow! Pianis Kebanggaan Tanah Air Ini Berhasil Menyabet Piala Bergengsi di Spanyol

Wow! Pianis Kebanggaan Tanah Air Ini Berhasil Menyabet Piala Bergengsi di Spanyol
info gambar utama

Edith Widayani. Namanya menambah daftar panjang anak bangsa yang mendunia. Dengan pianonya ia dikenal sebagai pianist kelas dunia.

Baru baru ini, Edith Widayani membawa kabar baik untuk Indonesia. Dilansir dari netralnews.comEdith Widayani dan Henry Chen yang tergabung dalam kelompok Eastman Duo ini berhasil menyabet juara pertama di International Chamber Music Competition (ICMC). Mereka berhasil membawa pulang penghargaan kategori ‘Instrumen Terbaik’. Ajang musik bergengsi ini diadakan di taman nasional Ecoparque di Arnuero, Spanyol pada 7 – 9 April 2017.

Edith Widayani, seorang pianist kelahiran Jakarta 27 tahun silam. Orangtuanya sejak dini memang sudah mendukungnya untuk belajar bermusik. Sejak usia tiga tahun, Edith taka sing lagi dengan tuts-tuts piano. Ia juga menjadi pelajar yang lulus dengan usia termuda di Yayasa Pendidikan Sekolah Musi, yakni 15 tahun. Setelah lulus dari sana, ia kembali mengasah kemampuannya menjadi seorang pianist dengan belaja pada Dr. Johannes S. Nugroho, mantan Dekan Musik Universitas Pelita Harapan. Semakin serius dengan dunia musik, ia memutuskan untuk mengembangkan bakatnya di Beijing, Tiongkok, di sekolah music milik Prof. Ling Yuan.

“Pada dasarnya dari dulu memang didukung untuk ngambil music, nah terus pas udah muali agak besar, makin lama makin tertarik dengan dunia music,” Ungkap perempuan berdarah Jakarta itu.

Edith sejak kecil sudah tertarik dengan dunia musik
info gambar

Perjalanannya bermusik belum selesai di situ. Kali ini ia mendapatkan beasiswa penuh di Christan Unoversity School of Music, Texas Amerika Serikat. Di bawah asuhan DR. Tamas Ungar, ia semakin mengokohkan bakatnya. Pada tahun 2012, ia lulus dengan menyandang predikat lulusan terbaik. Masih bergelut dengan dunia permusikan, ia kembali melanjutkan pendidikan program master di Eastman School of Music dan mendapatkan penghargaan bergengsi di ICMC tahun ini.

Ia juga menambahkan “Sekarang ini dalam program Doktor memang lebih ke arah performens dan konser kita juga dikasih kelas-kelas untuk seminar, pengennya sih konser dan ngajarnya tetep bisa jalan dengan baik.”

Edith bersinar bersama pianonya
info gambar

Seakan tak ada habisnya, wanita gemilang bertabur prestasi ini memiliki sederet penghargaan yang pernah ia raih, diantaranya jawara Ananda Sukarlan Award untuk kategori Pianist Indonesia Terbaik tahun 2010, urutan pertama Jakarta International Open Piano Competition 2013, juara satu Koscioszko Foundation Chopin Piano Competition di New York pada 2014, atas pencapaiannya, ia juga mendapatkan penghargaan dari Forum Internasional yang diadakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.

Mendunia dan Keliling Dunia Bersama Piano

Berhasil mencantumkan nama di berbagai penghargaan, tak ayal membuat namanya semakin dikenal bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Dengan referensi pengalamanya belajar di Indonesia, Tiongkok, dan Amerika ia mampu memainkan mulai dari musik klasik, Indonesia, hingga khas Tiongkok. Ia juga piawai dalam memainkan gu-zheng – alat musik tradisional Tiongkok – Serta Gamelan Jawa.

Edith menggelar konser di berbagai negara
info gambar

Kemampuannya dalam membawakan berbagai macam instrument pun tak perlu diragukan lagi. Ia pernah membawakan karya komponis abad 20 Prancis Poulence dalam satu malam. Karya Debussy, Haydn, Mozart, sampai bethoven. Dari dalam negeri, ia pernah memainkan Rapsodia Nusantara no. 8 yang diangkat dari lagu tradisional bertajuk O Ina ni Keke. “Sekarang banyak composer Indonesia yang sudah berkembang. jadi saya suka memainkan lagu-lagu Indonesia, bukan hanya di Indonesia doang, tapi di Negara lain juga,” ungkapnya.

Bakatnya membawanya mengitari susut-sudut dunia untuk mempersembahkan permainan pianonya. Tercatat sudah berbagai negara yang ia kunjungi untuk menggelar konser mulai dari Indonesia, Kolumbia, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Hongaria, Tiongkok, sampai Kosta Rika. Baginya, musik dapat menghubungkannya dengan semua orang.

Menjadi mendunia bukan berarti Edith lupa akan tanah airnya. Melalui wawancara dengan VoA, ia mengaku ingin kembali ke Indonesia dan mengembangkan musik klasik di Indonesia. “Justru kalau tampil di Indonesia itu lebih homy, ditonton dengan orang-orang yang kita kenal. Main untuk orang Indonesia tuh rasanya lebih berarti."


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini