Pembangkit Energi Pasang Surut Terbesar di Dunia Akan Dibangun di Flores

Pembangkit Energi Pasang Surut Terbesar di Dunia Akan Dibangun di Flores
info gambar utama

Energi pasang surut (tidal) merupakan alternatif bagi penyediaan sumber energi masa depan. Alternatif ini diyakini ramah lingkungan, tak seperti batubara yang kini mendominasi sektor energi Indonesia.

Pembangunan proyek yang disebut Palmerah Tidal Bridge ini, berlokasi di Selat Larantuka, Flores Timur. Pembangunan dimulai dengan pembuatan jembatan apung sepanjang 800 meter, pemenuhan daya sebesar 18 hingga 23 megawatt, serta penyediaan listrik bagi 100.000 penduduk. Di tahap kedua, kapasitas daya dinaikkan menjadi 90 hingga 115 megawatt. Angka ini diyakini mampu cukupi kebutuhan lebih dari 1,5 juta penduduk Indonesia, yang saat ini masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

Kelompok pemerhati lingkungan Greenpeace Indonesia telah nyatakan keberpihakannya pada proyek ini. Sebab ini akan menggantikan penambangan batubara, sekaligus memutus ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hanya saja, menurut Greenpeace, pembangunan harus dipastikan tidak mengancam keanekaragaman hayati laut di sekitarnya.

Tenaga pasang surut merupakan bentuk energi terbarukan yang relatif jarang dimanfaatkan. Pembangkit ini memanfaatkan arus laut untuk hasilkan energi. Sebenarnya, arus laut lebih dapat diandalkan dibanding angin dan matahari. Badan Energi Internasional memperkirakan, jumlah kapasitas pasang surut yang dimanfaatkan seluruh dunia hanya sekitar 0,5 gigawatt pada tahun 2014. Bandingkan angka tersebut dengan 128 gigawatt penggunaan solar dan 8,8 gigawatt dari angin lepas pantai.

Indonesia merupakan lokasi ideal bagi tenaga pasang surut, sebab gerakan arus lautnya sangat kuat. Selat Larantuka yang terletak di antara Flores dan Adonara memiliki kriteria tersebut. Untuk itu, kini pemerintah sedang mempertimbangkannya sebagai lokasi pembangunan. Palmerah Tidal Bridge juga akan memperbaiki jaringan konektivitas antar wilayah di bagian timur Indonesia. Dengan begitu, masyarakat setempat akan dapat merasakan akses yang lebih baik terhadap berbagai hal, seperti pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja.

Setelah berbagai penelitian panjang akan dampak lingkungan dan kegunaannya bagi masyarakat, pembangunan akan dilakukan oleh Tidal Bridge BV, sebuah perusahaan Belanda yang miliki keahlian mengembangkan energi arus pasang surut. Pembangunan Palmerah Tidal Bridge yang memakan biaya sebesar lebih dari Rp 7 triliun ini, direncanakan selesai pada 2019. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi pembangkit energi pasang surut terbesar di dunia.

Selengkapnya di Eco Bussiness.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini