Keren, Indonesia Raih Medali di Olimpiade Fisika Tersulit Sepanjang Sejarah!

Keren, Indonesia Raih Medali di Olimpiade Fisika Tersulit Sepanjang Sejarah!
info gambar utama

Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) tidak pulang ke tanah air dengan tangan hampa dari Yakutsk, Rusia. Pasalnya, pada ajang Asian Physics Olympiad (APhO) ke-18 tujuh peserta dari Indonesia berhasil meraih satu medali emas, satu medali perak, dan lima Honorable Mention.

Mereka di antaranya adalah Gerry Windiarto Mohamad Dunda dari SMAN MH Thamrin, Jakarta yang meraih medali emas dan Ferris Prima Nugraha dari SMAK Penabur Gading Serpong yang meraih medali perak. Sementara itu mereka yang meraih Honorable Mention adalah Faizal Husni (SMA Kharisma Bangsa Tangerang Selatan), Bonfilio Nainggolan (SMAN 48 Jakarta), Andrew Wijaya (SMA St Angela Bandung), Johanes Suhardjo (SMAK Frateran Surabaya), dan Irfan Zaky Harlen (SMAN 8 Jakarta).

Ferris Prima Nugraha dari SMAK Penabur Gading Serpong meraih medali perak dalam ajang APhO 2017 (foto: twitter/BPK Penabur Jakarta)
info gambar

Perolehan ini menjadi luar biasa karena olimpiade fisika kali ini disebut-sebut sebagai ajang yang tersulit sepanjang sejarah. Hendra Kwee, PhD sebagai Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri) yang bertanggung jawab membina TOFI ke APhO 2017 menjelaskan bahwa APhO ke-18 terdiri dari dua tahap, satu soal eksperimen mengkarakterisasi sifat Photonic Crystal dan tiga soal teori, yang harus dikerjakan dalam waktu lima jam.

“Jadi jangan dibayangkan kalau tiga soal itu pendek-pendek. Soal eksperimen itu 19 halaman dan masing-masing soal teori itu punya sub-pertanyaan lagi yang jumlahnya mencapai 50 sampai 60 pertanyaan,” ucapnya seperti ditulis Kompas.

Selain itu, soal nomor satu tentang vortex pada cairan super merupakan salah satu penelitian yang mendapat penghargaan Nobel di tahun 1960-an. Jadi yang dikerjakan anak-anak ini merupakan permodelan yang lebih sederhana.

Sementara itu, topik soal nomor dua tentang tumbukan dua lubang hitam merupakan satu fenomena yang sempat menjadi perhatian media pada tahun lalu. Di soal nomor dua ini, para peserta diminta menjabarkan proses terjadinya tumbukan tersebut.

Kemudian, ada pula soal yang turut melibatkan imajinasi dan analisa para peserta terkait dengan pengaruh sampah-sampah antariksa terhadap medan magnet bumi.

Tingkat kesulitan APhO kali ini juga tercermin dari jumlah medali emas yang relatif sedikit, yaitu sebanyak 18 buah, dan batas nilai perolehan medali yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, dari 38 pada tahun lalu menjadi 26 pada tahun ini.

Hendra menyampaikan, nilai seluruh tim relatif rendah dan negara yang langganan medali emas seperti Singapura tidak dapat sama sekali tahun ini. Jadi, ya memang soal tahun ini sulit sekali. Pun dengan kemenangan ini, Indonesia telah meraih 32 medali emas, 22 perak, dan 49 Honorable Mention dalam APhO sejak tahun 2000. Selamat, Tim Olimpiade Fisika Indonesia!


Sumber: kompas.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini