Transportasi Unik ala Pemudik

Transportasi Unik ala Pemudik
info gambar utama

Arus mudik Lebaran 2017 diperkirakan mulai ramai di akhir pekan ini. Sejumlah pemudik telah mempersiapkan perjalanan, termasuk memastikan kendaraan yang digunakan siap untuk menempuh perjalanan panjang.

Mahal dan sulitnya mencari tiket kendaraan umum jelang mudik lebaran, tak membuat pemudik kehilangan akal. Kendaraan apa saja dimodifikasi, demi dapat pulang ke kampung halaman. Meski pemerintah selalu keluarkan himbauan untuk menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi non mobil terus menjadi favorit pemudik.

Selain memodifikasi kendaraan, di sejumlah daerah pemudik menggunakan transportasi yang tidak biasa. Pemerintah telah menghimbau untuk tidak menyalahi fungsi kendaraan. Namun keinginan untuk dapat bertemu sanak saudara di kampung halaman, membuat pemudik nekat membelah jalanan dengan kendaraan apa saja yang dimilikinya.

Dengan pertimbangan matang dan berbagai modifikasi untuk membuat kendaraan menjadi nyaman, berikut sejumlah moda transportasi tidak biasa yang digunakan para pemudik di Indonesia.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

1. Sepeda
Pemuda asal Kebumen, Galih, pada 2013 lalu memilih mudik menggunakan sepeda. Seperti dikatakannya pada Okezone, dari Jakarta ke kampung halamannya membutuhkan waktu sekitar tiga hari perjalanan, dengan istirahat tiap dua jam. Galih tidak sendiri, Aji Eka Sapta tempuh 1.200 kilometer dari Bandung ke Jambi selama delapan hari jelang lebaran. Khasan Miharja (70) turut menempuh perjalanan dari Jakarta ke Purbalingga dengan sepeda onthel pada 2015. Sejumlah komunitas sepeda juga agendakan jadwal mudik bersama di tiap tahunnya.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

2. Mobil boks
Demi menghemat pengeluaran ongkos tiket, Syamsul menyulap mobil boks menjadi ruang penumpang. 10 orang anggota keluarganya turut serta dalam perjalanan mudik dari Jakarta ke Surabaya itu, seperti terpantau Okezone pada 2013 lalu. Agar perjalanan terasa nyaman, Syamsul memasang terpal sebagai atap, dan tikar untuk alas.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

3. Motor boks
Motor boks atau motor roda tiga yang memiliki boks pengangkut barang, kerap dijadikan sarana transportasi mudik. Satu motor boks dapat mengangkut enam penumpang, yang duduk di dasar boks.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

4. Truk
Adalah pemandangan biasa di jalur mudik, melihat bak truk barang yang berubah menjadi layaknya "kamar tidur". Kasur, bantal dan tentu saja selimut ada di ruangan ini. Sebuah truk colt diesel atau engkel bak yang disewa seharga Rp 2 juta, dapat memuat belasan orang, ditambah sepeda motor dan barang oleh-oleh.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

5. Sepeda motor
Sepeda motor terus menjadi pilihan bagi pemudik. Sesuai standar keamanan fisik, sepeda motor hanya diperuntukkan bagi dua orang. Namun jumlah penumpang sepeda motor di jalur mudik dapat meningkat menjadi tiga hingga empat orang, dengan tambahan anak selain dua orang dewasa. Ini masih ditambah dengan barang yang diikat di bagian depan atau belakang. Adapula sepeda motor yang diberi atap untuk menambah kenyamanan.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

6. Bajaj
Sejumlah bajaj tampak lakukan konvoi di jalur mudik. Pada atapnya terikat sejumlah barang bawaan. Bajaj yang biasanya hanya diisi dua penumpang ini, di jalur mudik dapat memuat tiga orang dewasa dan tiga anak selain pengemudi. Pada CNN Indonesia, pengemudi menceritakan, bahwa mereka membutuhkan dua hari untuk tiba di Brebes, Jawa Tengah dari Semarang. Biaya yang dibutuhkan untuk mudik dengan bajaj adalah sekitar Rp 200.000 untuk membeli bensin.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

7. Perahu kayu
Perahu kayu menjadi pilihan warga Pamekasan, Madura yang mudik dari Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, Situbondo dan wilayah lain di Jawa. Ini menjadi sarana transportasi alternatif selain bus dan kapal penyeberangan. Para pemilik kayu menarik Rp 20.000 per penumpang dewasa dan Rp 10.000 untuk anak-anak untuk perjalanan selama empat jam tersebut.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

8. Rakit
Desa Maruyungsari di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Ciamis berbatasan langsung dengan Desa Kedungreja di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kedua daerah ini dipisahkan oleh Sungai Citanduy. Ketiadaan jembatan membuat warga dari kedua sisi desa yang masih memiliki hubungan darah, terpaksa menggunakan rakit untuk pulang kampung. Ojek rakit dihargai Rp 2.000 per orang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini