Wajib Tahu! Tiga Satwa Yang Menjadi Maskot Indonesia

Wajib Tahu! Tiga Satwa Yang Menjadi Maskot Indonesia
info gambar utama

Indonesia memiliki beragam hewan yang menjadikannya salah satu negara terkaya di dunia akan flora dan fauna. Maka itu, salah satu yang dijadikan maskot bagi negara ini yaitu fauna nya. Tak banyak yang tahu bertepatan dengan hari Tritura ke-27 tanggal 10 Januari 1993, telah ditetapkan tiga satwa nasional oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto.

Berikut ketiga satwa yang menjadi maskot Indonesia tersebut.

1. Komodo sebagai Satwa Nasional

Komodo yang hanya ada di Indonesia (© The Sun)
info gambar

Tentunya sudah banyak masyarakat Indonesia yang tahu dengan hewan satu ini. Varanus Komodoensis, hanya terdapat di Indonesia tepatnya di Pulau Komodo. Satwa yang sangat identik dengan Indonesia ini dijadikan sebagai ikon satwa nasional bangsa Indonesia. Faktanya, komodo pun merupakan hewan yang akan jinak dengan orang yang ia kenali. Tergolong kedalam reptil, ternyata komodo adalah hewan yang tidak bisa mendengar. Maka dari itu, komodo akan agresif jika ia melihat orang yang tidak ia kenali. Jadi tetap hati-hati ya dengan hewan yang satu ini!

2. Ikan Siluk Merah sebagai Satwa Pesona

Ikan Siluk Merah (© biodiversitywarriors)
info gambar

Ikan hias yang lebih sering dikenal dengan nama Ikan Arwana ini ternyata merupakan salah satu maskot Indonesia. Ikan yang terancam punah ini nyatanya dilindungi oleh Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No 716/kpts/ um/10/1980, SK Direktorat Jenderal PHPA Np.07/ kpts/DJ-VI/1988 dan Instruksi Direktorat Jenderal Perikanan No.IK-250/ D.4.2955/83K. Mulai tahun 1995, Arwana (Siluk Merah) yang boleh diperdagangkan hanya yang berasal dari budi daya dan merupakan generasi kedua, yakni yang berasal dari penangkaran.


3. Elang Jawa sebagai Satwa Langka

Elang Jawa (© Satu Jam)
info gambar

Salah satu burung kebanggaan bangsa, jumlahnya yang kini hanya ada 600 di Pulau Jawa menjadikannya sebagai satwa langka. Salah satu hal yang menyebabkan hewan ini menjadi sangat langka yakni dikarenakan Elang Jawa Betina hanya dapat bertelur sebanyak dua tahun sekali. Selain faktor tersebut, lama penetasan telur elang jawa juga tergolong sangat lama. Telur baru menetas di hari ke 40-50 setelah dierami.


Diolah dari berbagai sumber.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini