Efek Rumah Kaca : Musisi Indonesia Harus Berani Berkarya, Jangan Sekedar Mengikuti Keinginan Pasar dan Popularitas

Efek Rumah Kaca : Musisi Indonesia Harus Berani Berkarya, Jangan Sekedar Mengikuti Keinginan Pasar dan Popularitas
info gambar utama

Siapa yang tak kenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK), band ini terbilang menjadi salah satu pelopor musik Indie di Indonesia. Kiprahnya pun bukan hanya di Indonesia, tapi juga sudah berkeliling ke beberapa negara. ERK menjadi salah satu band yang membuktikan bahwa musisi indie Indonesia bisa dibanggakan.

Di Sela-sela jadwal manggungnya di "Jazz Traffic Festival" sebuah event tahunan di Kota Surabaya yang menghadirkan ratusan musisi tanah air dalam lima panggung sekaligus, tim GNFI berkesempatan untuk ngobrol santai seputar dunia musik Indonesia bersama ketiga personil ERK yaitu Cholil, Akbar, dan Poppie.

ERK mengungkapkan bahwa talenta-talenta lokal di Indonesia semakin hari semakin bagus, apalagi dengan keterbukaan akses di era digital seperti sekarang ini.

“Sekarang talenta-talenta lokal banyak banget yang bagus, karena keterbukaan ini, mereka bebas mengakses melalui internet dan semacamnya, jadi banyak inspirasi yang bisa membangun kreatifitas”, ungkap Poppie sang bassist ERK.

Senada dengan sang bassist, Akbar yang merupakan drummer ERK juga mengungkapkan keyakinannya dengan kualitas musisi Indonesia dan ia berharap pemerintah bisa memberi perhatian yang besar terhadap kreatifitas dan karya dari musisi lokal.

“Banyak yang bagus, tapi banyak juga yang tidak terekspos. (Pemerintah) harus berani turun ke bawah, untuk melihat talenta-talenta yang ada di indonesia ini banyak banget”, terang Akbar yang baru saja melangsungkan pernikahannya beberapa waktu yang lalu.

(Kaos GNFI mejeng bersama Efek Rumah Kaca/GNFI-JG)
info gambar

Selain menunjukkan keyakinannya terhadap musisi lokal, ERK juga menyampaikan pesan kepada teman-teman musisi lokal khususnya anak muda yang hingga kini berjuang di jalur musik untuk terus mengeksplorasi karya dan tidak hanya berorientasi pada popularitas semata.

“Semoga tetap konsisten sih, bukan berorientasi kepada popularitas. Tapi prioritas itu pada eksplorasi karya dan menikmati prosesnya sih, jadi walaupun ndak ngetop tapi kita bisa eksplor bikin lagu yang benar-benar memuaskan hati, syukur-syukur musik kita fresh untuk orang banyak. Itu kayaknya lebih jadi tujuan lah daripada sekedar populer”, terang Cholil.

Selanjutnya, Cholil juga menambahkan bahwa musisi lokal harus berani untuk menghasilkan karya yang tidak hanya mengikuti keinginan industri/pasar.

“Lebih baik terus keluar dari zona nyaman untuk eksplor, dibanding daripada sekedar nebak-nebak pasar, yang mana sih lakunya.”, ungkap Cholil yang juga pelantun lagu ‘Pasar Bisa Diciptakan”, sebuah lagu yang menceritakan kegelisahan Efek Rumah Kaca terhadap proses berkarya sebuah karya seni dengan posisinya di pasar/industri.

Untuk diketahui, sejak dibentuk pada tahun 2001 band yang sekarang terdiri dari Cholil, Adrian Yunan Faisal, Airil "Poppie" Nur Abadiansyah, dan Akbar Bagus Sudibyo ini telah menelurkan tiga album, yakni Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008), dan Sinestesia (2015).

Lagu-lagu Efek Rumah Kaca (ERK) yang sering memotret fenomena sosial masyarakat di Indonesia juga masuk dalam “150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi Majalah Rolling Stone Indonesia”. Selain itu single mereka “Cinta Melulu" ditahbiskan sebagai "Best Indonesian Song of 2008" oleh salahradio prestisius Indonesia. Juga “The Best Alternative” at Indonesia’s prestigious Anugerah Musik Indonesia Award 2008, “The Best Cutting Edge Band 2008” by MTV Indonesia, “Rookie Of The Year 2008” by Rolling Stone Indonesia, “Class Music Heroes 2008” oleh Class Mild. Segudang prestasi dan idealisme kuat inilah yang membuat banyak media massa di Indonesia hingga kini menyebut Efek Rumah Kaca sebagai "Indonesian music saver". (*GNFI/AP)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Good News From Indonesia lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini