ITS Ciptakan Sistem untuk Minimalisir Kecelakaan Laut

ITS Ciptakan Sistem untuk Minimalisir Kecelakaan Laut
info gambar utama

Semakin maraknya kecelakaan operasional kapal dan failitas laut di Indonesia salah satu laboratorium Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan produk AISITS, yakni sistem peringatan dini dan monitoring kapal.

AISITS merupakan suatu sistem peringatan dini monitoring dan keselamatan kapal serta instalasi laut berbasis Automatic Identification System (AIS). “Sesuai dengan misi Presiden Jokowi yang menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, dengan adnaya AISITS dapat mengembangkan infrastruktur laut dimasa depan,” ungkap Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES. Ph.D, Rektor ITS

Adanya produk ini berawal dari kerjasama antara ITS dengan International Maritime Education and Research Center-Kobe University serta beberapa perguruan tingi antara lain UTM Malaysia, Istambul Technical University, Dokus Eylul University tentang safety operation at sea.

Pengembangan fasilitas dan aplikasi AIS terus dilaksanakan baik melalui skema pendanaan insentif riset dan CPPBT (Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi) dari DIKTI maupun melalui kerjasama industri. Hasil-hasil pengembangan tersebut kemudian diimplementasikan ke dalam sistem AISITS ini. Peralatan AIS Receiver yang saat ini terpasang di Gedung NASDEC ITS awalnya merupakan hibah dari Kobe University pada tahun 2007.

AISITS memiliki beberapa fasilitas yakni, real time monitoring system pipa gas bawah laut dan platform, inspesi kapal realtime (AIS for Ship Inspection and Danger Score), vessel racking system, monitoring bahan bakar dan emisi, dan sistem informasi lalu lintas di pelabuhan. “Selama ini belum ada sistem yang memonitor dan didesain untuk pendektesian dini mengenai bahaya-bahaya yang berdampak pada pipa di laut,” ungkap A A Bagus Dinariyana Dwi P ST MES PhD, salah satu anggota AISITS

Selain itu dengan adanya early warning system semakin menyempurnakan produk ini. Sistem ini memberikan informasi kemungkinan terjadinya bahaya pada pipa gas bah laut dan anjungan lepas pantai (offshore platform) akibat operasional. Alert system pada produk ini berbasis web dan juga mobile. “Pipa terkadang ada di bawah permukaan dasar laut atau atas yang tidak bisa diterima zona, karena kapal tidak mengetahui kalau ada pipa akhirnya menurunkan jangkar,” ujarnya

Inspeksi kapal secara realtime dapat membantu dalam menentukan tingkat prioritas inspeksi terhadap kapal yang akan memasuki pelabuhan (inspection score). Sistem lain berupa vessel tracking system dapat menampilkan tracking dari kapal berupa garis-garis yang menggambarkan pergerakan dari kapal dalam rentang waktu kapal saat berada di jangkauan peralatan AIS sehingga informasi ini dapat digunakan untuk menunjang kajian forensic maupun investigasi apabila terjadi kecelakaan yang melibatkan kapal. AIS sendiri dapat diakses oleh siapapun melalui www.aisits.id.

Output dari sistem ini dapat memberikan manfaat ke berbagai pihak seperti kontraktor minyak dan gas (migas) sebagai pihak yang mengoperasikan fasilitas migas, syahbandar dalam memberikan prioritas terhadap kapal-kapal yang akan dilakukan inspeksi, KNKT dalam melakukan investigasi apabila telah terjadi kecelakaan dan pihak lain yang berkaitan. “Denga adanya sistem ini sangat membantu dan mengurangi intensitas kecelakaan saat operasional di laut,” pungkasnya.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini