LAPAN Ajak ITS dalam Proyek Pembuatan Satelit Baru, Ini Kegunaannya

LAPAN Ajak ITS dalam Proyek Pembuatan Satelit Baru, Ini Kegunaannya
info gambar utama

Setelah berhasil dalam proyek pembuatan satelit Lapan A4, kini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional melakukan pembuatan teknologi satelit terbaru LAPAN A5 dengan melibatkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Pada Mei 2013 lalu,LAPAN telah menandatangani kontrak kerjasama dengan Chiba University Jepang yang diwakili Josaphat Tetuko Sri Sumantyo untuk pengerjaan satelit LAPAN A5. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh ketua Tim Satelit A5 LAPAN Dr Albertus Heru dalam kuliah tamu di ITS Surabaya, Rabu (7/09/17).

"LAPAN akan mengerjakan Platform/BUS-nya, sedangkan Profesor Josaphat akan menggarap sensor SAR untuk payload-nya," Ujar Heru dalam kuliah yang bertajuk "Perkembangan Teknologi Satelit di Indonesia" (A1-A5).

Dalam kesempatan tersebut Heru juga menjelaskan bahwa teknologi yang dikembangkan untuk Satelit LAPAN A5 ini merupakan teknologi microsatelit canggih pertama di dunia yang menggunakan Synthetic Aperture Radar (SAR). Yakni merupakan bentuk radar yang digunakan untuk membuat gambar objek dua dimensi atau tiga dimensi, seperti landscape. SAR merupakan bentuk lanjutan dari Side Looking Airbone Radar (SLAR).

Pada kesempatan yang sama pula, Prof Josaphat dari Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Jepang menjelaskan bahwa SAR memiliki frekuensi 1-40 Giga hertz. Sedangkan panjang gelombang yang dihasilkan adalah 1 centimeter - 1 meter lebih panjang dari butiran air di awan.

"Dengan frekuensi dan panjang gelombang tersebut, dengan teknologi SAR ini dapat menembus awan, kabut, maupun asap yang menghalangi sensor," ucap Josaphat.

Saat penggunaan satelit pada malam hari. Sumber cahaya satelit tersebut berasal dari satelit sendiri sehingga apapun waktunya, satelit dapat tetap menghasilkan citranya. Hal tersebut merupakan keunggulan penggunaan SAR, Tambah Josaphat.

"Mulai dari intensity, fase, polarisasi, semua infonya dapat. Kita juga bisa mengetahui jarak dari suatu objek, akurasinya hanya beberapa sentimeter," ujar pria kelahiran Bandung tersebut.

Josaphat menambahkan bahwa penggunaan SAR juga sangat bermanfaat untuk kegiatan perikanan dan maritim. Satelit tersebut dapat mengetahui terowongan-terowongan besar agar dapat menghindari adanya kerubuhan. Satelit ini juga dapat mendeteksi pergerakan teroris.

Sementara itu Prof Ketut Buda Artana selaku Wakil Rektor IV bidang Penelitian, Inovasi dan Kerja Sama ITS, berharap agar ITS dapat banyak memberi kontribusi untuk pengembangan Satelit LAPAN A5 tersebut.

"Butuh kerja sama baik dari LAPAN, Chiba University, dan ITS. Saya berharap dengan kerja sama ini maka peran ITS akan semakin terlihat dalam kerja sama ini," kata Ketut.


Sumber: Antara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini