Film The Seen and Unseen dari Indonesia Raih Predikat Film Paling "Panas" di Festival Film Toronto

Film The Seen and Unseen dari Indonesia Raih Predikat Film Paling "Panas" di Festival Film Toronto
info gambar utama
Film Indonesia kembali menarik perhatian di festival film internasional. Kali ini di Toronto International Film Festival (TIFF) 2017. Film Indonesia tersebut adalah The Seen and Unseen yang merupakan karya sutradara Kamila Andini. Film ini berkisah tentang dua anak kembar buncing asal Bali, Tantri dan Tantra yang mengalami berbagai pengalaman mencengangkan.

Berdasarkan rilis yang diterima GNFI, film ini menjadi pilihan oleh CEO TIFF, Piers Handling sebagai salah satu film 'terpanas'. Bahkan dirinya hadir untuk memberikan sambutan pembuka pada penayangan film ini.

“Pertama kali saya menonton film ini, saya sangat terkesima dengan sensitivasnya dalam memahami dunia anak-anak. Film ini menuturkan imajinasi, kreativitas sinema, kesederhanaan, sekaligus hal-hal magis di dalamnya”.

Predikat yang diberikan pada The Seen and Unseen alhasil menarik banyak perhatian bagi film yang dibintangi oleh dua aktor dan aktris cilik Gus Sena (13) dan Thaly Titi Kasih (12). Keduanya seakan menjadi idola baru di festival yang pernah juga melambungkan film Indonesia, The Raid ke jagad Hollywood itu. Dalam sesi tanya jawab setelah pemutaran film, para penonton bergiliran bertanya bagaimana mereka berlatih dan mempersiapkan diri sehingga dapat memberikan penampilan yang sangat baik.

Sementara itu sang sutradara The Seen and Unseen, Kamila Andini mengungkapkan bahwa Sena dan Thaly adalah talenta yang sulit ditemukan. Bahkan dirinya menemukan mereka berdua di saat-saat akhir proses casting, sesaat sebelum proses shooting dilakukan.

“Kriteria yang saya cari dari Tantri cukup sulit, anak dengan kemampuan tubuh dan akting yang bagus, simpatik, tapi juga mau berakting di kondisi-kondisi yang menantang. Tetapi Thaly sangat istimewa,” ungkap Kamlia.

Film ini juga tampaknya akan memberikan kesan spritual yang unik. Sebab film ini berusaha menyampaikan bahwa kematian adalah sebuah peristiwa yang sama bermakna dengan sebuah kehidupan.

kiri-kanan : Thaly Titi Kasih, Kamila Andini, Gus Sena, Ayu Laksmi (Foto: dok. Treewater Productions, Fourcolours Films)
info gambar

Di film karya keduanya ini, Kamila Andini memang ingin menggambarkan bagaimana manusia Indonesia yang holistik dari perspektif budaya Bali.

“Bali dalam hal ini adalah tempat yang keholistikannya masih bisa dirasakan dalam keseharian. Sekala Niskala (The Seen and Unseen) adalah filosofi yang mereka percayai dalam hidup; hidup selaras dengan semua yang terlihat, dan juga tidak terlihat. Konsep ini sangat mendefinisikan Asia dalam pandangan saya,” jelasnya.

Pemeran ibu dari Tantri dan Tantra, Ayu Laksmi pun menjelaskan, “Film ini juga ingin mengatakan bahwa kematian sama indahnya dengan kehidupan, sehingga peran ini cukup menantang karena saya harus menjadi ibu yang tetap senang bagi anak yang mengalami kematian, juga bagi anak yang mengalami kehidupan baru.”

Bagi pecinta film Indonesia yang penasaran dengan film ini, tentu harus bersabar. Sebab film ini baru akan tayang di Indonesia tahun 2018.

“Bulan Oktober 2017 mendatang, ‘The Seen and Unseen’ akan tayang perdana di Asia yaitu di Busan International Film Festival 2017. ’The Seen and Unseen’ akan tayang di bioskop Indonesia kira-kira di awal tahun 2018,” kata Ifa Isfansyah selaku produser.

Pemain dan Kru Produksi:

Pemain: Thaly Titi Kasih, Gus Sena, Ayu Laksmi, I Ketut Rina, Happy Salma

Sutradara dan Penulis Skenario: Kamila Andini

Produser: Kamila Andini, Gita Fara, Ifa Isfansyah

Penata Kamera: Anggi Frisca

Penata Artistik: Vida Sylvia

Editor: Dinda Amanda, Dwi Agus

Sound: Yasuhiro Morinaga, Hadrianus Eko

Musik: Yasuhiro Morinaga

Produksi: Treewater Productions, Fourcolours Films

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini