Satu - satunya di Indonesia, munculnya di Universitas Tanjungpura

Satu - satunya di Indonesia, munculnya di Universitas Tanjungpura
info gambar utama

Universitas Tanjungpura Pontianak kembali membuat terobosan dalam bidang pengembangan sumber daya manusia di Kalimantan Barat, bahkan Indonesia. Dilansir dari pontianakpost, pada 20 Mei 2017, sebuah lembaga internasional bonafit bernama Pearson Test of English Academic berdiri di perguruan tinggi negeri ini. Gedung PTE-A ini terletak persis di samping bangunan Puskom Untan. Lembaga ini merupakan kerjasama Untan dengan Universitas Leicester, Inggris Raya.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

PTE-A Untan merupakan sebuah pusat tes bahasa yang menyelenggarakan tes kemampuan berbahasa Inggris dengan standar internasional yang diakui berbagai negara di dunia. Pusat tes ini melengkapi layanan pelaksanaan tes kemampuan berbahasa Inggris dengan standar yang diakui oleh dunia secara global. Berbeda dengan IELTS dan TOEFL-ITP, tes bahasa Inggris yang telah diselenggarakan Pearson Test of English-Academic (PTE-A) menawarkan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki dua jenis tes sebelumnya.

Hebatnya, PTE-A ini merupakan yang pertama berdiri di Indonesia. Lantas kenapa Leicester mau mendirikan lembaga ini di Untan? Professor Sarah Dixon dari Universitas Leicester yang hadir dalam peresmian tersebut menyebut letak Untan sangat strategis, karena dekat dengan Malaysia dan Brunei. Selain itu akses dari provinsi Kalimantan lain dan Pulau Jawa menuju Pontianak saat ini sudah sangat mudah.

“Selain itu, kami memiliki penilaian yang sangat baik terhadap Untan, dimana di sini ada BCLC (Pusat Bahasa Inggris British dari Pemerintah Inggris) dan pusat bahasa asing lain yang berjalan aktif dan sangat baik. Apalagi selama ini Universitas Leicester sudah sering bekerjasama dengan Untan dalam berbagai bidang,” ujarnya kepada Pontianak Post, kemarin.

Direktur Kemitraan Strategis Universitas Leicester Dr Michael Green menambahkan, PTE-A ini bersifat umum. Semua orang dari seluruh Indonesia dan dunia bisa mengikuti tes di Untan. Hasil tes tersebut akan dinilai oleh asesor di Inggris dan hasilnya diakui oleh dunia. Hasil PTE-A dapat diterima sebagai syarat untuk mengajukan visa oleh Pemerintah Australia dan ribuan institusi maupun perguruan tinggi di Inggris, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Selandia Baru, dan Irlandia, termasuk sejumlah universitas terkemuka seperti Harvard, Yale, dan INSEAD.

foto dari pontianakpost

Direktur PTE-A Untan, Dr.techn. Zairin Zain saat peresmian menambahkan, kelebihan yang pertama adalah dari faktor kecepatan dimana hasil PTE-Academic sudah dapat diterima dalam waktu lima hari kerja setelah pelaksanaan tes. Kemudian waktu yang fleksibel dalam artian tes dapat dilaksanakan sepanjang tahun di 200 lokasi di seluruh dunia, sehingga tidak perlu menunggu kuota atau antrian. Pendaftaran untuk ikut PTE-A pun bisa diakses siapapun secara online. Kini, kepala PTE-A Untan telah dijabat oleh Nining Ismiyani, M. EIL.

Kepala UPT Bahasa Untan, Stella Prancisca menilai adanya PTE-A di Untan memperkuat pembelajaran bahasa asing dan sebagai jalan tol untuk mencari beasiswa ke luar negeri. “Ini akan mengakomodasi keinginan masyarakat Indonesia, terutama Kalbar untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 di luar negeri. Banyak universitas di dunia telah banyak yang menerima hasil PTE-A sebagai salah satu syarat pendaftaran. Masyarakat Kalbar dengan mudah dapat memilih PTE-A untuk melengkapi berkas pendaftaran mereka ke universitas di benua tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Prof Dr H Thamrin Usman DEA akan menjalin komunikasi dengan Kemenristekdikti dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu untuk mengakui hasil PTE-A dan menerimanya sebagai salah satu bukti kemampuan dalam berbahasa Inggris. “Tentu saja kami sangat bangga PTE-A bisa berdiri di Untan. Tidak ada alasan bahwa sulit untuk masuk universitas ternama di luar negeri karena perlu syarat tes Bahasa Inggris. Di sini sudah ada pusatnya,” pungkasnya.


Sumber: pontianakpost | uptbahasa

artikel ini sudah disadur ulang setelah klarifikasi dari pembaca. Terima kasih.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini