Berwisata di Kampung Lawas Maspati

Berwisata di Kampung Lawas Maspati
info gambar utama

Jika kawan berkunjung ke Surabaya, sempatkanlah mampir ke Kampung Lawas Maspati. Lokasinya tidak jauh dari Tugu Pahlawan, salah satu tetenger khas Surabaya. Sekitar 10 menit perjalanan dengan jalan kaki. Kampung Lawas Maspati bukanlah seperti kampung pada umumnya sebab kampung ini termasuk kampung wisata.

Agustus lalu saya beserta rombongan berkesempatan mengunjungi Kampung Lawas Maspati. Tak disangka-sangka sambutan yang diberikan warga cukup meriah. Begitu kami tiba sekelompok pemain musik langsung beraksi menunjukkan kebolehan mereka. Ada pula para ibu yang berdandan dengan mengenakan kostum ala karnaval. Tak ayal mereka pun beberapa kali diajak berswafoto oleh rombongan kami. Yang lebih menggemaskan ada barisan anak kecil yang mengajak tos setiap pengunjung yang datang. Tidak berhenti sampai di situ, setiap dari kami diberi udeng dan sarung yang wajib kami kenakan selama berkeliling kampung.

Para warga Kampung Lawas Maspati ternyata sudah mahir berwiraswasta. Mereka menjual makanan dan minuman yang mereka olah dari bahan-bahan alami. Bukan hanya rasanya yang lezat, namun juga sehat. Seperti yang disajikan kepada kami saat itu, yakni stik lidah buaya, teh dari daun karet, dan minuman dari blimbing wuluh. Tidak saja mahir membuat makanan dan minuman, pun para warga di sini mahir berketerampilan dengan menyulap bahan-bahan bekas menjadi kostum ala karnaval. Ya, kostum karnaval yang dikenakan oleh para ibu yang menyambut kami merupakan buatan mereka sendiri.

Sepanjang saya menyusuri jalanan Kampung Lawas Maspati, jarang terlihat sampah berserakan. Kampungnya begitu bersih dan rapi. Pot-pot tanaman nampak berjejer di depan rumah-rumah warga yang kian mempercantik pandangan. Tembok-tembok di kampung ini pun dipoles sedemikian rupa yang membuatnya menjadi spot-spot yang Instagramable. Setelah berkeliling ke sana kemari akhirnya sampailah saya pada salah satu area di Kampung Lawas Maspati yang difungsikan sebagai area permainan tradisional. Ini salah satu point of interest dari kampung ini. Ketika permainan tradisional semakin ditinggalkan karena banyak anak memilih game di smart phone, Kampung Lawas Maspati masih setia melestarikannya. Ada beberapa pilihan permainan di antaranya engkle, balap bakiak, egrang, dan ular tangga. Tak membuang kesempatan saya dan kawan-kawan pun langsung mencoba permainan-permainan tersebut. Lumayan untuk bernostalgia ke masa kecil.

Salah satu dinding yang Instagramable. Cocok untuk dijadikan spot foto.
info gambar
Seorang anak nampak menikmati bermain engkle
info gambar

Selain adanya area permainan tradisional, point of interest selanjutnya dari Kampung Lawas Maspati adalah adanya kursus Bahasa Inggris yang khusus diperuntukkan para ibu. Saya dan rombongan sempat melihat suasana kursus tersebut. Para ibu nampak begitu antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh pengajar. Ketika salah satu dari rombongan kami bertanya ke salah satu ibu menggunakan Bahasa Inggris beliau mampu menjawab dengan baik meskipun hanya kata-kata dasar. Usia para ibu tersebut memang tidak lagi muda, namun semangat mereka untuk menimba ilmu tetap membara. Inilah yang patut dicontoh. Jika yang tua saja masih tetap bersemangat, maka kita yang jauh lebih muda harus bisa lebih bersemangat.

Ketika mini tour Kampung Lawas Maspati usai, saya dan rombongan kembali diberi suguhan oleh warga. Kali ini dengan makan nasi tumpeng serta jajanan pasar. Terasa lebih nikmat karena ditemani iringan musik dari sekelompok pemuda.


Sumber: dokumentasi pribadi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini