Pahlawan Ini Mencintai Melawi Hingga 100 Tahun

Pahlawan Ini Mencintai Melawi Hingga 100 Tahun
info gambar utama

Mengabdi dan berjuang di zaman dulu tidak mengenal usia dan kasta. Bukan hanya rakyat biasa, pejuang pun ada yang datangnya dari keturunan bangsawan. Adalah Abdul Kadir, yang kala itu berumur 74 tahun ketika bertahta di kerajaan Melawi, Kalimantan Barat menggantikan ayahnya yang wafat pada 1845. Karena jabatannya itu Abdul Kadir mendapatkan gelar Raden Tumenggung yang diberikan oleh Raja Sintang. Beliau adalah salah satu dari Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden nomor 114 / TK / 1999 tanggal 13 - 10 - 1999.

Lahir pada tahun 1771 di Sintang, Kalimantan Barat, pada awalnya Abdul muda sudah dibebankan tugas penting yang berkaitan dengan menjaga keamanan rakyatnya. Mengabdi sebagai pegawai kerajaan, ia dan keluarga besarnya kala itu hidup tunduk di bawah pemerintahan Belanda. Ia pernah mendapat tugas dari Raja Sintang untuk mengamankan kerajaan Sintang dari gangguan pengacau dan perampok.

Perjuangan yang ia lakukan dimulai saat Belanda ingin menguasai dan memperluas daerah kekuasaannya di pemerintahan melawi pada tahun 1820. Pernah ketika dalam masa pemerintahannya, Abdul Kadir dihadiahi uang dari pemerintah Belanda pada 1866, ketika perekonomian saat itu tidak stabil. Meskipun hadiah diterima, namun bantuan itu sama sekali tidak menggoyahkan hatinya untuk memberikan wilayahnya kepada Belanda. Ia membentuk kesatuan-kesatuan bersenjata di daerah Melawi dan sekitarnya untuk menghadapi pasukan Belanda.

Gambar Pahlawan Abdul Kadir dari Kalimantan Barat | sumber foto : suara pemred
info gambar

Pada akhirnya di daerah Melawi sering terjadi gangguan keamanan terhadap Belanda yang dilakukan oleh pengikut Abdul Kadir Raden Tumenggung. Pada tahun 1868, Belanda yang marah akibat sering mendapat gangguan keamanan kemudian melancarkan operasi militer ke daerah Melawi. Pertempuranpun tidak bisa dihindari antara pasukan Belanda melawan pengikut Abdul Kadir Raden Tumenggung. Dalam menghadapi Belanda, Abdul Kadir tidak memimpin pertempuran secara langsung, melainkan ia hanya mengatur strategi perlawanan. Sebagai kepala pemerintahan Melawi, ia bisa memperoleh berbagai informasi tentang rencana-rencana operasi militer pemerintah Belanda. Berkat informasi itulah, para pemimpin perlawanan dapat mengacaukan operasi militer Belanda.

Selama tujuh tahun (1868-1875) Abdul Kadir Raden Tumenggung berhasil menerapkan strategi peran ganda, namun akhirnya pemerintah Belanda mengetahuinya. Pada tahun 1875 ia ditangkap dan dipenjarakan di benteng Saka Dua milik Belanda di Nanga Pinoh. Tiga minggu kemudian ia meninggal dunia dalam usia 104 tahun. Jenasahnya dimakamkan di Natali Mangguk Liang daerah Melawi. Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan adalah satu satunya pahlawan yang meninggal dunia pada usia di atas 100 tahun. Pendiriannya dan kecintaannya kepada Melawi menjadikannya pahlawan yang patut dikenang dan dibanggakan.

makam pahlawan Abdul Kadir di Kalimantan Barat | sumber foto : wiryocaram.blogspot.co.id
info gambar

Sumber: wikipedia | biografipahlawan.com | profil.merdeka.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini