Bungin: Secercah Harapan di Tengah Abrasi Pantai Bekasi

Bungin: Secercah Harapan di Tengah Abrasi Pantai Bekasi
info gambar utama

Bungin merupakan community empowerment yang digagas oleh Prof. Adi Surjosatyo (akademisi dari Universitas Indonesia), Agung Hartansyah, Hafif Dafiqurrohman, dan Steven Lee (ketiganya merupakan mahasiswa Universitas Indonesia) di Kampung Bungin, Muara Gembong, Bekasi. Pada tahun 2014, tim ini bertambah anggotanya dengan masuknya Ahmad Dien Warits, Felly Rihlat Gibran Simatupang, Muhammad Safhire, dan Dhedhe Rodat Budi P (ketiganya juga merupakan mahasiswa Universitas Indonesia). Tahun 2014, tim Bungin berhasil melakukan implementasi sistem pembangkit micro scale wind power kapasitas 500 Wp bekerjasama dengan Lentera Angin Nusantara. Pendanaan untuk program ini berasal dari Community Engagement Grants (CEGs) Batch 1 2014 Universitas Indonesia.

Keberhasilan program ini membawa kami mendapatkan pendanaan lanjutan dari Community Engagement Grants (CEGs) Batch 1 2014 Universitas Indonesia. Pada tahap ini dari pertengahan 2014 sampai awal tahun 2015, kami melakukan penataan pemeliharaan sistem dan mencoba memulai melakukan pendekatan ekonomi kreatif pada masyarakat Bungin. Selain itu juga kami berhasil menggandeng LPU An-Naba’, sebuah lembaga pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Bekasi yang membantu kami dalam melakukan pemberdayaan masyarakat Bungin.

Pada tahun 2015, kami semakin serius untuk mengembangkan lebih jauh dengan menggandeng mitra Tropical Renewable Energy Center (TREC) Fakultas Teknik Universitas Indonesia untuk bidding Program Hibah Kolaborasi dari DRPM UI. Dengan mendapatkan hibah ini, kami mampu mempertahankan eksistensi Bungin, sehingga bisa melakukan elaborasi dalam pengembangan masyarakat.

Dengan berjalannya program selama 2 tahun, kami memberanikan diri untuk melakukan penambahan kapasitas pembangkitan energi untuk mendukung terbangunnya UKM berbasis produk pesisir di tahun 2016. Kami mengikuti Program Indonesia Climate Change Fund (ICCTF) dari BAPPENAS. Program ini membantu kami menambah kapasitas pembangkitan micro scale wind power menjadi 1500 Wp dan berhasil mengimplementasikan desalinasi air bersih tenaga surya berkapasitas 80 Liter per hari. Kemampuan secara energi ini kami manfaatkan untuk mendukung UKM desa yang akan menjual hasil olah perikanan, air bersih, dan ekowisata.

Di Tahun 2017 ini bersama Universitas Indonesia dan PT Rekayasa Energi Global kami sudah melakukan optimasi pemanfaatan energi terbarukan bagi warga sekitar dan mewujudkan berbagai program sosial ekonomi seperti peningkatan nilai jual ikan dengan memproduksi ikan kering klas Bungin, pemanfaatan air hasil proses desalinasi tenaga surya sebagai air minum warga, dan penanaman mangrove di ujung-ujung pesisir pantai. Tahun depan kami akan menduplikasi kesuksesan Bungin Techno Village di tempat-tempat lain di seluruh Indonesia. Melalui platform REGENERATION kami mengajak semua warga Indonesia untuk ikut andil dalam pemerataan ekonomi dan energi di wilayah terpencil. Mari isi survei di https://www.regeneration.id/campaign/ untuk akut serta dalam pemerataan energi bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini