Semakin Menawan, Investasi Pariwisata di NTB Meningkat 22 Persen

Semakin Menawan, Investasi Pariwisata di NTB Meningkat 22 Persen
info gambar utama

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin memantapkan posisinya sebagai destinasi wisata nasional, sekaligus tujuan investasi di bidang kepariwisataan di Indonesia.

Pertumbuhan investasi bidang kepariwisataan di Provinsi tetangga Bali ini, meningkat sebesar 22 persen sepanjang tahun 2017.

Prosentase Pertumbuhan investasi ini juga meningkat bila dibanding tahun 2016 yang terjadi pertumbuhan sekitar 19 persen.

"Pertumbuhan investasi kepariwisataan di NTB tahun ini (2017) mencapai 22 persen. Sektor pariwisata ini menjadi penyumbang tertinggi investasi di wilayah NTB tahun 2017," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Mohammad Faozal, Kamis (4/1) di Mataram.

Menurut Faozal, investasi kepariwisataan di NTB sebagian besar meliputi pembangunan perhotelan, restaurant, pusat rekreasi, serta jasa-jasa dan usaha kepariwisataan lainnya seperti travel agent dan semacamnya.

Di sektor pariwisata Provinsi NTB yang terdiri dari dua pulau besar, Lombok dan Sumbawa, memang semakin memesona. Panorama alam, keindahan pantai, dan juga kebudayaan beragam di NTB seolah menjadi magnet bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke daerah ini.

Hal ini bisa dilihat dari keberhasilan daerah ini menarik lebih dari 3,8 juta wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke daerah ini sepanjang tahun 2017.

Jumlah ini juga meningkat bida dibanding tahun 2016 yang jumlah kunjungan total wisatawannya mencapai 3,1 Juta.

"Tahun 2017 realisasi kunjungan kiita sampai 3,8 juta, melebihi target yang 3,5 juta. Sementara tahun 2018 ini kita targetkan bisa menarik kunjungan hingga 4 juta wisatawan, dan kami optimistik ini pun bisa tercapai," katanya.

Sementara untuk minat investasi, sektor pariwisata di NTB juga mulai banyak dilirik.

Apalagi, setelah Pemerintah Indonesia menetapkan kawasan Mandalika di Lombok Tengah, menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kepariwisataan yang merupakan salah satu dari 10 destinasi unggulan pariwisata di Indonesia.

Presiden Jokowi membuat Vlog bersama Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, usai peresmian KEK Mandalika, Oktober 2017 lalu. Foto:Dok.infonawacita.com
info gambar

Ditemui Kamis (4/1), Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi NTB, H Lalu Gita Aryadi menjelaskan, sektor Pariwisata saat ini menjadi unggulan penyumbang pertumbuhan investasi di NTB, selain sektor Pertanian secara luas, dan sektor Pertambangan.

"Minat investasi di NTB memang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, salah satunya sektor Pariwisata. Animo ini menunjukan NTB daerah yang strategis dan aman untuk berinvestasi," kata Gita Aryadi.

Selain memiliki kawasan-kawasan strategis pariwisata di Lombok dan Sumbawa yang cocok sebagai lokasi pembangunan kepariwisataan dan layak dikembangkan para investor, sejumlah kemudahan investasi dari sisi perizinan di NTB juga menjadi salah faktor.

Menurut Gita Aryadi, keberadaan KEK Mandalika di Lombok Tengah juga memiliki sumbangan besar menarik minat investasi di wilayah NTB, khususnya investasi bidang kepariwisataan.

KEK Mandalika yang dikelola BUMN, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), ini sudah diresmikan operasionalnya oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2017 lalu.

Lahan seluas tidak kurang dari 1.175 Hektare di kawasan Selatan pulau Lombok akan terus dikembangkan menjadi kawasan resort wisata berkelas internasional, seperti juga di Nusa Dua di Bali.

"KEK Mandalika juga jadi primadona investasi kita di NTB, karena kawasan memberi banyak kemudahan investasi. Saat ini sudah ada sejumlah investor PMDN dan PMA yang masuk, ada yang menyatakan minat, dan sudah ada juga yang mulai membangun," katanya.

Secara keseluruhan, papar Gita Aryadi, peningkatan nilai investasi di NTB cukup baik. Realisasi nilai investasi di NTB hingga triwulan ke tiga 2017 bahkan sudah mencapai Rp7,073 Triliun, atau sudah lebih dari target tahun 2017 yang mencapai Rp6,976 Triliun.

Investasi itu berasal dari investasi Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanam Modal Asing (PMA), di semua sektor yang ada, baik Pertambangan, Pariwisata, Pertanian secara luas, dan sektor lainnya.

Gita Aryadi mengatakan, Dinas PM-PTSP NTB optimistik realisasi nilai investasi tahun 2017 akan jauh melampaui target.

Sebab, rekapitulasi laporan realisasi investasi untuk periode triwulan ke empat tahun 2017 belum terekap seleuruhnya.

"Data menunjukan, baru sampai Triwulan Ketiga saja, nilai investasi kita sudah mencapai Rp7,073 T. Jumlah ini sudah melebihi target 2017 yang Rp6,976 T. Jadi kalau semua rekap sudah masuk hingga triwulan keempat 2017, tentu jauh melebihi target," kata Gita.

Gita Aryadi menjelaskan, Dinas PM-PTSP NTBG baru bisa melansir rekapitulasi nilai investasi untuk triwulan keempat pertengahan Januari nanti. Sebab, semua laporan perkembangan investasi baru didapat dari semua investor pada 10 Januari.

Peningkatan investasi di NTB itu, papar Gita Aryadi, menunjukan bahwa Nusa Tenggara Barat merupakan daerah yang potensial dan aman untuk menanamkan investasi.

Untuk mendorong pertumbuhan investasi di NTB, Dinas PM-PTSP NTB juga sudah melakukan sejumlah terobosan dalam hal mempermudah proses pengurusan perizinan investasi di wilayah NTB.

Salah satunya dengan meluncurkan platform aplikasi online bernama SIPEPADU (Sistem Pelayanan Perizinan Terpadu), yang bisa di didownload di Play Store melalui ponsel pintar, atau pun di App Store melalui I-Phone.

Melalui aplikasi ini, investor bisa mendapatkan gambaran potensi investasi di NTB, sekaligus mendapatkan pelayanan pengurusan perizinan secara online yang bersifat terpadu.***

Sumber: KATAKNEWS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini