Mengenal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)

Mengenal Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
info gambar utama

Apakah kawan GNFI pernah mendengar kata Lapan? Lapan adalah singkatan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau bisa juga disebut dengan National Institute od Aaeronautics and Space. Lapan sendiri merupakan lembaga permerintah non kementerian yang sekarang dipimpin oleh Prof. Dr. Thomas Djamaluddin.

Lapan memiliki fungsi dan tugas yaitu, Penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya;

Lapan sendiri sudah berdiri selama 55 tahun, tepatnya pada tanggal 27 November 1963. Lapan resmi dibentuk dengan keputusan presiden No. 236 tahun 1963 tentang Lapan (https://www.bphn.go.id/data/documents/63kp236.pdf)

Lapan juga pernah meluncurkan satelit buatan pada bulan Juni 2016 yang lalu. Peluncurhan satelit tersebut merupakan upaya meretas jalan mewujudkan kemandirian teknologi antariksa Indonesia. Dengan peluncuran satelit tersebut juga, Lapan membawa misi penginderaan jauh eksperimental untuk memantau lahan pertanian, maritim dan pemantauan medan magnet bumi untuk penelitian.

Saat ini Indonesia sendiri telah memiliki 14 satelit. Enam diantaranya yang masih aktif, yaitu tiga satelit komunikasi: Telkom 1, Telkom 2, Palapa D. Ditambah satu BRISat yang sedang menuju slot orbit dan dua satelit milik Lapan: Lapan A1 dan Lapan A2.

Berita baik lainnya adalah Lapan baru saja menyerahkan data satelit pengindraan data satelit pengindraan jauh beresolusi tinggi kepada Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) (30/1).

Lapan telah mampu menerima data satelit pengindraan jauh dengan resolusi spasial 50 centimeter, dengan kata lain data yang dihasilkan dengan resolusi tersebut sangat jernih dan dapat membantu dalam perumusan kebijakan dan sangat diperlukan untuk kepentingan strategis nasional. Contoh salah satu kebijakannya adalah ntuk pemantauan sumber daya daerah, lingkungan, dan potensi yang bisa digali.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini