Jika beberapa tahun belakangan ini tren fesyen pria dewasa perlahan-lahan meninggalkan kaos kaki ketika mengenakan sepatu, tren berkaos kaki penuh motif tetap long last di kalangan generasi yang lebih muda. Bagi mereka, kaos kaki adalah salah satu medium mengekspresikan diri. Medium yang sama stratanya dengan mengenakan t-shirt, celana, topi maupun sepatu, yang semuanya bermuara untuk sebuah fashion statement.
Tidak hanya sekadar gaya, mengenakan kaos kaki sejatinya memiliki banyak manfaat, terutama untuk meningkatkan aspek kenyamanan. Contohnya, kaos kaki dapat mencegah kemungkinan infeksi. Misalnya ketika berlari cenderung memunculkan gesekan antara sepatu dan kaki. Bila tidak menggunakan kaus kaki, efek paling parah dari gesekan itu akan membuat luka dan infeksi. Waduh!
Kaos kaki juga dapat meminimalisir bau tidak sedap pada kaki. Tapi ini hanya berlaku pada kaos kaki yang dibuat dari bahan kain berkualitas bagus, ya! Jangan harap kaos kaki “3 sepuluh ribu” yang dijual di pinggir jalan atau di jembatan halte bus mampu meredam bau kaki yang tidak sedap.
Tapi kok bisa sih kaki berbau tidak sedap? Dilansir dari konten video American Chemical Society, bau kaki disebabkan karena ada sejumlah bakteri yang menetap di permukaan kulit dan sepatu. Bakteri itu akan memakan keringat yang mengendap karena tidak maksimalnya sirkulasi udara pada kaki.
Dan salah satu yang mempengaruhi sirkulasi udara pada kaki adalah bahan kaos kaki yang digunakan, terlebih kalau bahan kaos kakinya alakadarnya. Tengsin kan, kalau bau tidak sedap yang meresahkan hidung orang-orang sekitar berasal dari kaki kita? Kalau aku sih, yes…
See? Menginvestasikan sejumlah uang untuk kaos kaki adalah langkah yang bijak. Pertama untuk mengaktualisasi penampilan. Yang kedua yakni demi kebaikanmu dan orang-orang sekitar, apalagi jika kamu adalah tipe orang yang selalu commuting menggunakan kendaraan umum setiap harinya.
Investasi kaos kaki bukan berarti harus berpatokan pada merek-merek buatan luar negeri yang kadang banderolnya lebih mahal daripada sepatu yang dipakai. Belakangan ini kaos kaki buatan tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia juga cukup worthed dikoleksi, baik dari segi desain maupun dalam aspek kualitas bahan, maupun harga. Tidak tahu mereknya apa saja? Berikut kami jabarkan satu per satu ya…
Kaos Kaki Suppairs
Yang pertama yakni kaos kaki Suppairs. Kaos kaki Suppairs adalah buah tangan anak muda negeri Sangkuriang, alias Kota Bandung. Kalau dilihat-lihat, motif pada kaos kaki merek itu jauh dari kesan konvensional. Garis-garis vertical dan horizontal yang kerap bertabrakan jadi ciri utama kaos kaki Suppairs.
Tapi, komposisi yang meriah itu menghasilkan visual dinamis, sangat menggoda mata untuk melihat lebih detail. Pun, racikan warna-warna yang dituangkan ke dalam motif-motif kaos kakinya turut memperkaya estetika kaos kaki tersebut.
Untuk material bahan, kaos kaki Suppairs menggunakan tiga jenis bahan, yakni katun, nilon dan spandeks. Tenang saja, bahan-bahan yang diracik untuk dijadikan kaos kaki itu tidak mudah membuat kaki panas seperti emosi netizen bersumbu pendek di sosmed.
Kaos Kaki Marel Socks
Selanjutnya ada kaos kaki Marel. Kaos kaki Marel menyediakan empat seri produk yang akan memaksimalkan sejumlah aktivitas. Masing-masing seri yakni Men, Women, Sport, dan Noshow. Sesuai penamaannya, seri Men dan Women ditujukan untuk masing-masing gender. Mengapa ada perbedaan gender untuk kaos kaki? Jawabannya lebih karena perbedaan tekstur kulit pria dan wanita.
Dibanding kulit wanita, kulit pria memiliki hormone yang lebih mudah memicu keringat, termasuk pada kulit kaki. Karenanya, kaos kaki untuk pria dan wanita juga mesti dibuat berbeda untuk mengakomodir level keringat. Kaos kaki Marel pun menekankan hal itu.
Pada seri olahraga, kaos kaki Marel menekankan responsibilitas yang lebih cepat untuk menyerap keringat. Di samping itu, komposisi katun, spandeks, elastik, dan nilon yang mengonstruksikan kaos kaki ini menghadirkan cengraman yang lebih maksimal ketika kaki aktif bergerak. Dan pada seri Noshow, Marel sengaja menciptakan kaos kaki yang tidak tampak dari luar namun tetap mampu mengakomodir kenyamanan dengan sempurna.
Kaos Kaki Stayhoops
Berikutnya adalah kaos kaki Stayhoops, yang sangat kental dengan nuansa olahraga basket. Ada banyak seri dan motif yang dikeluarkan Stayhoops yang terinspirasi dari aktivitas lempar bola keranjang. Bila kamu adiksi dengan basket, maka kaos kaki ini adalah semacam surge untuk penunjang tampilanmu.
Tapi tenang saja, tidak semua seri kaos kaki Stayhoops menggunakan elemen basket. Beragam motif di luar edisi basket juga cukup menarik dicermati. Desainnya pun cukup dinamis berkat padu padan warna-warna cerah yang menggambarkan objek-objek unik. Dijamin, kamu jadi lebih pede dengan menyarungkan kaos kaki ini ke kakimu!
Kaos Kaki Sinau
Terakhir ada kaos kaki Sinau, dibuat dengan bahan katun premium buatan lokal yang dipadukan dengan nilon untuk menyerap keringat dan elasthane untuk melenturkan kaus kaki sesuai dengan bentuk kaki.
Kata Sinau berasal dari perbendaharaan bahasa Jawa, yang berarti “belajar”. Konsep “belajar” yang disematkan pada nama merek ini diturunkan juga pada setiap produk kaos kakinya. Setiap corak yang digambarkan ke dalam kaos kaki punya filosofi masing-masing tentang pembelajaran.
Contohnya, seri Badha. Kaos kaki Sinau seri ini terinspirasi dari bahasa Jawa yang berarti “seimbang”. Motifnya diadaptasi dari pattern etnik yang ada di Indonesia. Dan bila berbicara tentang kebiasaan etnik tanah air, semuanya selalu menekankan keseimbangan antara alam dan manusia.
Sumber: https://iprice.co.id/trend/produk-terbaik/4-kaos-kaki-terbaik-bermotif-legit-buatan-anak-indonesia-bikin-makin-kekinian/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
