Membawa Indonesia Sampai Ke Skotlandia

Membawa Indonesia Sampai Ke Skotlandia
info gambar utama
Diaspora pelajar Indonesia diberbagai belahan dunia menjadi pintu bagi pengenalan kebudayaan Indonesia. Seperti yang dilakukan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Aberdeen, Edinburgh dan Greater Glasgow yang mengadakan acara bertajuk Bringing Indonesia to Scotland.

Acara yang berlangsung di tiga kota di Britania Raya: Aberdeen, Edinburgh dan Glasgow tersebut berlangsung meriah pada 17 Maret 2018 dan 24 Maret yang lalu. Dalam kemeriahan tersebut, para perlajar Indonesia memperkenalkan masyarakat lokal untuk menjelajahi Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Mulai dari kuliner, kesenian, hingga pameran pariwisata dan pagelaran busana tradisional khas Indonesia.

Edinburgh sendiri dipilih sebagai kota untuk menyelenggarakan acara utama dengan rangkaian pre-event yang seminggu sebelumnya diselerenggarakan di Aberdeen dan Glasgow. Ketua Panitia Festival Indonesia Bringing Indonesia to Scotland, Febriani Siregar menjelaskan bahwa konsep acara yang diadakan di tiga kota ini merupakan tantangan yang harus dihadapi panitia. "Namun kami menganggap dengan adanya kolaborasi tiga kota ini, target kegiatan untuk dapat menjangkau kalangan yang lebih luas bisa tercapai," kata Febriani.

Demi tujuan mengenalkan Indonesia kepada warga, panitia juga menggangeng para komunitas internasional untuk berpartisipasi. Seperti komunitas Nagamas yang merupakan kelompok pemain gamelan yang berasal dari orang-orang Skotlandia. "Kami sangat tidak menyangka bahwa ternyata instrumen musik tradisional milik Indonesia digemari oleh warga Skotlandia, khususnya di Glasgow. Untuk itu kami merasa perlu untuk mengundang lagi Nagamas di acara Festival Indonesia ke depan," ujar Ketua Panitia Pre-Event Festival Indonesia di Glasgow.

Nagamas saat tampil dalam Festival Indonesia (Foto: dok. Festival Indonesia 2018)
info gambar

Sementara pre-event di Aberdeen menampilkan pagelaran busana baju-baju pengantin khas Indonesia dengan berkolaborasi bersama komunitas internasional untuk berperan sebagai model pakaian. Ada sepuluh pakaian yang ditampilkan oleh panitia meski harus mengalami berbagai tantangan. Sepuluh pakaian tersebut berasal dari Sumatera Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Mandailing, Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Bali, serta Rote.

"Mengumpulkan kesepuluh baju tersebut bukan hal yang mudah. Kami hanya memiliki waktu dua bulan untuk menyesuaikan ketersediaan milik KBRI dan mencoba mix and match dengan aksesoris yang ada. Dalam sempitnya waktu persiapan tersebut kami juga perlu mencari mahasiswa-mahasiswa internasional yang berkenan untuk menjadi model dan memperagakan kostum ini. Untungnya rekan-rekan kami sangat tertarik untuk membantu menjadi model," kata Ketua Panitia Pre-Event Festival Indonesia di Aberdeen, Sri Mulyati.

Dengan seluruh persiapan yang ada, acara Festival Indonesia ini sukses menarik minat dari berbagai kalangan untuk hadir. Lebih dari 1.100 pengunjung hadir dalam rangkaian acara ini. Pada umumnya para pengunjung mengungkapkan kekaguman pada kebudayaan dan kesenian Indonesia yang sangat beragam.

Tarian-tarian Indonesia saat ditampilkan dalam Festival Indonesia 2018 (Foto: dok. Festival Indonesia 2018)
info gambar

“Kami sangat bersyukur acara ini mengundang minat dari banyak pengunjung. Terlebih, kami sangat senang dapat memperkenalkan Indonesia ke masyarakat internasional, khususnya di wilayah Skotlandia. Kami sangat berharap acara kolaborasi serupa dapat terus dilaksanakan di tahun mendatang”, ujar Febriani.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini