Terbang Melewati Kutub Selatan, Indonesia - Argentina akan Terhubung Lewat Udara

Terbang Melewati Kutub Selatan, Indonesia - Argentina akan Terhubung Lewat Udara
info gambar utama

Amerika Selatan beberapa tahun belakangan ini menjadi destinasi wisata 'anti-mainstream' untuk kalangan pegiat wisata asal Indonesia. Machu Picchu, air terjun Iguazu, Bariloche, Ushuaia, Villa la Angostura, gletser Perito Moreno dan kota Buenos Aires adalah contoh situs wisata di kawasan Amerika Selatan yang cukup 'instagrammable' dan diimpikan oleh banyak wisatawan Indonesia.

Tapi, dengan minimnya konektivitas antara Indonesia dan Amerika Selatan, mudah kah mengubah impian tersebut menjadi pengalaman nyata?

Tahun ini, kota Buenos Aires yang notabene adalah ibu kota Negara Argentina dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik di Amerika Selatan oleh tripexpert.com. Sayangnya, untuk menuju kota tersebut, bukan lah hal yang mudah untuk seorang WNI.

Untuk menuju Buenos Aires, pertama-tama kita harus terbang ke Dubai untuk melanjutkan koneksi penerbangan menuju kota San Pablo, lalu lanjut penerbangan lagi menuju Buenos Aires. Total perjalanan kurang lebih 30 sampai 40 jam, dan menghabiskan biaya sekitar US$ 2,500 per orangnya.

Buenos Aires menjelang malam |wikimedia.org
info gambar

Seluruh negara di bagian barat Amerika Selatan memberikan fasilitas bebas visa bagi turis Indonesia. Negara-negara yang dimaksud adalah Kolombia, Ekuador, Peru, dan Chile. Ada pula Guyana, dan Suriname pun juga memberikan fasilitas visa-saat-ketibaan untuk WNI. Sampai hari ini, Argentina, Brazil, Trinidad & Tobago, dan Venezuela adalah contoh Negara di Amerika Selatan yang belum bebas visa bagi WNI.

"Wacana peningkatan hubungan antar-masyarakat tidak lah cukup hanya dengan meningkatkan konektivitas penerbangan. Tanpa fasilitas bebas visa, penerbangan yang lebih baik belum tentu laris manis. Dengan adanya bebas visa, akan lebih memudahkan lagi WNI yang ingin berkunjung ke Amerika Selatan, dan siapa tahu bisa menyuburkan komunitas bisnis dan perdagangan antar-Negara juga", kata Ivan Ronaldo, salah satu penggerak gerakan BebasVisaID kepada Good News from Indonesia.

"Saya sempat berkomunikasi langsung dengan Bapak Diego Berazategui yang saat ini menjabat sebagai Ketua Eksekutif Kamar Dagang Argentina di Australia. Saya menegaskan bahwa visa Argentina sementara ini termasuk salah satu yang konon sulit didapat. Ada beberapa netizen yang sempat mengutarakan pengalaman buruknya mengurus visa Argentina. Kendati dokumen sudah lengkap, tapi permohonan visa ditolak. Kalau mau menghubungkan Indonesia dan Argentina, tentu bisa dimulai dengan menghapus kewajiban visa bagi WNI yang ingin ke sana. Argentina sudah bebas visa ke Indonesia, tapi tidak sebaliknya. Siapa tahu, Argentina bisa jadi pintu masuk Indonesia ke benua Amerika bagian selatan", kata Ronaldo.

Saat ini, sedang digagas rute penerbangan 'antar kutub' yang akan menghubungkan Indonesia dengan Amerika Selatan melalui kota Perth, Australia.

Saat ini, maskapai nasional Garuda Indonesia terbang ke Perth sebanyak 5 kali seminggunya. Norwegian Airlines sekarang tengah menggarap rute Buenos Aires - Perth. Bisa jadi, 'mengawinkan' kedua rute penerbangan tersebut akan meningkatkan hubungan antar masyarakat dan bisnis antara Indonesia dan Amerika Selatan pada umumnya, dan Argentina pada khususnya.

Peta rute penerbangan antar-kutub Indonesia-Australia-Argentina. Gambar di atas adalah properti Kamar Dagang Argentina di Australia. @ArChamComAu
info gambar

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Argentina dimulai pada tahun 1956, saat kedua Negara membuka hubungan diplomatik. Saat ini, kedua Negara adalah Negara anggota Group of 77, G20, G20 (negara berkembang), dan Forum Kerja Sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC).

Tahun 2016, berdasarkan Kementerian Luar Negeri Indonesia, ada 8,408 turis Argentina yang berkunjung ke Indonesia. Pada tahun yang sama, tidak lebih dari 1,000 turis Indonesia yang berkunjung ke Argentina.

Pemerintah Indonesia secara resmi telah memberlakukan bebas visa kepada WN Argentina yang ingin berkunjung ke Indonesia sejak tahun 2016. Bahkan sebelum 2016, fasilitas visa-saat-kedatangan juga tersedia seharga US$ 35 untuk kunjungan 30 hari.

Diego Berazategui, Ketua Eksekutif Kamar Dagang Argentina di Australia juga memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai wacana rute Indonesia-Australia-Argentina.

Norwegian Airlines | tripsavvy.com
info gambar


"Penerbangan Buenos Aires - Perth akan lebih efektif untuk mendistribusikan turis Argentina untuk menuju Negara-negara Asia. Saat ini, ada sekitar 50,000 turis Argentina yang berwisata ke Asia Tenggara via Eropa atau Dubai. Dengan rute penerbangan ini, mereka akan menghemat waktu penerbangan sampai 10 jam sekali jalannya.

Dengan Perth sebagai kota transit, Indonesia bisa jadi dipandang sebagai tujuan pertama mereka di Asia Tenggara. Turis Argentina bisa pula berlibur terlebih dahulu di kota Perth, sebelum kemudian melanjutkan penerbangan ke Bali lalu ke Negara Asia Tenggara lainnya. Dengan kata lain, akan lebih banyak lagi turis Argentina yang berkunjung ke Indonesia, apalagi selama ini rute penerbangan dari Argentina ke Asia Tenggara didominasi oleh rute Dubai-Thailand-Vietnam. Ini bisa jadi kontribusi positif terhadap industri pariwisata Indonesia.

Kita ingin meningkatkan jumlah kunjungan turis Argentina ke Indonesia, dari 8,000 di tahun 2016 menjadi berlipat kali ganda. Kita juga berharap akan ada 10,000 turis Indonesia ke Argentina setiap tahunnya," jelas Berazategui.

Kamar Dagang Argentina di Australia juga mendekati Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata Argentina perihal isu bebas visa bagi Indonesia. "Dalam pandangan kami, ini (bebas visa) adalah hal penting dan sangat diperlukan untuk meningkatkan efektivitas rute penerbangan antar-kutub ini", tambah Berazategui.

Kota Buenos Aires bisa dibilang adalah salah satu kota yang cukup terhubung dengan seantero Amerika Selatan. Berlibur ke Amerika Selatan bisa jadi akan lebih mudah di saat yang akan datang.

"Salah satu benefit dalam bidang pariwisata bagi Argentina dan Indonesia dengan adanya penerbangan antar-kutub ini adalah berkurangnya jam dan biaya penerbangan. Penerbangan 20 jam dengan rute Jakarta-Perth-Buenos Aires bisa jadi akan membuka kesempatan baru bagi para pegiat industri kuliner, olah raga, budaya, dan entertainment. Siapa tahu ada WNI yang berminat belajar bahasa Spanyol di Argentina atau sekedar kursus sepak bola di Boca Junior", jelas Berazategui lebih lanjut.


---

Ditulis oleh Ivan Ronaldo, pegiat kampanye bebas visa untuk paspor Indonesia, co-founder BebasVisa.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini