Adakah Hubungan Candi di Jawa Tengah ini dengan Peradaban Suku Maya di Meksiko?

Adakah Hubungan Candi di Jawa Tengah ini dengan Peradaban Suku Maya di Meksiko?
info gambar utama

Satu dari ribuan daya tarik para turis mancanegara atau asing yang berkunjung ke Indonesia adalah warisan masa lalu. Indonesia memiliki banyak benda-benda peninggalan dari orang-orang terdahulu dan masih sangat dipelihara dengan baik.

Benda-benda bersejarah yaitu berupa prasasti, alat-alat keseharian, senjata tradisional ataupun purba hingga bangunan yang terbuat dari batu, yaitu candi. Dari sekian banyak candi yang tersebar di Indonesia, salah satunya adalah Candi Sukuh. Bangunan bersejarah ini terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Tepatnya di lereng barat Gunung Lawu.

Candi Sukuh adalah salah satu kompleks candi peninggalan masa Hindu-Buddha, didirikan pada tahun 1437 oleh masyarakat Hindu Tantrayana.

Bangunan utama Candi Sukuh (Wahyu/detikTravel)
info gambar

Dibangun pada abad ke 15, Candi ini memiliki arsitektur yang menyalahi dari ketentuan dalam kitab pedoman pembuatan bangunan suci Hindu. Sebab, menurut kitab, sebuah bangunan candi seharusnya memiliki rancangan bujur sangkar dan bagian yang paling dianggap suci ada di tengah.

Menurut para ahli, Candi Sukuh didirikan untuk menangkal/melepaskan kekuatan buruk yang memengaruhi kehidupan seseorang. Pendapat itu didasarkan pada relief-relief yang memuat cerita pengruwatan (upacara pengusiran kekuatan negatif). Arsitektur candi ini cukup unik karena berbeda dengan gaya candi Hindu di daerah-daerah lain di Indonesia. Bangunan utama di kompleks candi ini memiliki struktur serupa punden berundak, mirip dengan piramida Maya. Hanya saja ukurannya jauh lebih kecil. Lalu adakah hubungan Candi Sukuh dengan piramida Maya? Apakah Suku Maya dan Asia berasal dari satu nenek moyang? Ataukah mereka pernah menetap di Asia, termasuk Indonesia?

Kompleks candi suku Maya di Chichen Itza dibangun sekitar abad 5 masehi. Ia merupakan bangunan peninggalan Suku Maya yang paling lengkap dan terawat dengan baik. Kompleks candi ini cukup luas dan tiap candi terpisah satu sama lain. Di tengah-tengah berdiri Candi El Castilo yang bentuknya menyerupai piramida dengan atap terpancung.

Tentang keterkaitan candi Suku Maya dan Indonesia pernah menjadi bahan penelitian Prof. Gualberto Zapata Alonzo. Dalam bukunya bertajuk An Overview of The Mayan World yang terbit di Yucatan, Meksiko tahun 2002, Prof Alonzo menyebutkan, seni dan kesadaran beragama Suku Maya memiliki persamaan dengan India, Indocina (Kamboja, Laos dan Vietnam) dan Indonesia.

Candi Sukuh, salah satu relief di sekitar candi sukuh. sumber : jakartatraveller
info gambar

Bentuk trapesium yang sederhana pada candi sukuh ini melahirkan berbagai teori, salah satunya menyebutkan bahwa penguasa Kerajaan Majapahit membangun candi ini ketika kejayaan hindu mulai memudar akibat masuknya Agama Islam pada pertengahan abad ke-15, sehingga candi sengaja kembali menggunakan rancangan bangunan megalitikum, yang menyebabkan pembuat candi kembali menggunakan desain dengan pola animisme.

Sementara teori lain menyebutkan bahwa bentuk candi sukuh adalah bagian dari kisah pencarian tirta amerta (air keabadian) dalam kitab adiparwa, parwa pertama dari kisah mahabharata. Piramida yang terpotong merepresentasikan gunung mandaragiri yang puncaknya dipotong untuk mengaduk lautan mencari tirta amerta yang memberikan kehidupan abadi bagi peminumnya.

Patung yang menggambarkan manusia memegang atal kelaminnya (sumber : merdeka)
info gambar

Selain desain arsitekturnya yang berbeda, Candi Sukuh juga dikenal karena memiliki patung dan reliefnya yang bernuansa erotis. Di sini terdapat patung-patung yang menonjolkan simbol alat-alat kelamin manusia secara eksplisit, sampai-sampai Candi Sukuh mendapat sebutan candi saru (tabu) oleh sebagian masyarakat.


This photo of Sukuh Temple is courtesy of TripAdvisor

Ada juga relief yang menggambarkan pertemuan antara alat kelamin pria dan wanita. Patung dan relief ini mewakili konsep lingga-yoni, pensakralan hubungan fisik antara pria dan wanita. Dalam kebudayaan Hindu kuno, hubungan seksual bukanlah sesuatu yang dianggap tabu. Tetapi dianggap sebagai penyatuan sakral yang menjadi jalan untuk kelahiran manusia baru.

Sumber : Merdeka, okezone, jakartatraveller, grid.id, Facebook : Kumpulan cerita misteri di dunia, detik, triptrus, TripAdvisor.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini