Ekonomi Kreatif: Bentuk Kepuasan Masyarakat Terhadap Inovasi Masa Kini

Ekonomi Kreatif: Bentuk Kepuasan Masyarakat Terhadap Inovasi Masa Kini
info gambar utama

Memasuki era ini masyarakat Indonesia pastinya tidak asing dengan sebutan ekonomi kreatif. Dua kata tersebut juga yang beberapa tahun terakhir kembali mengaung di seluruh penjuru negeri. Ekonomi kreatif ialah penggabungan antara dua komponen yakni ekonomi dan kreatif, keduanya merupakan komposisi yang berbeda.

Ekonomi dikenal sebagai salah satu ilmu yang mengarah pada proses distribusi, konsumsi, dan produksi masyarakat dalam bidang barang atau jasa. Lain halnya dengan kreatif yang merujuk pada kemampuan atau kecakapan seseorang dalam menggagas ide dalam rangka memecahkan masalah. Melalui penggabungan kedua aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif merupakan konsep atau rancangan di era ekonomi kekinian yang pengusung utamanya terdiri atas informasi dan kreativitas, dimana keduanya bersumber dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama.

Jika ditelisik lebih dalam ekonomi kreatif merupakan tatanan kolaborasi seimbang antara konseptor dengan eksekutor sebagai pelaku ekonomi. Selain itu ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep yang pengembangannya tidak terbatas, artinya setiap sektor memiliki ruang bebas yang dapat diolah keberadaannya untuk dijadikan sebagai bagian dari proses distribusi, konsumsi, dan produksi. Melalui hal tersebut dapat pula diketahui bahwa keberadaan manusia merupakan kunci utama yang memiliki porsi penting dan krusial guna menghasilkan ide-ide khas kekinian yang tidak lekang oleh zaman.

Awal mulanya ekonomi kreatif diperkenalkan di tahun 2006 melalui Indonesian Design Power oleh Departemen Perdagangan. Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI memiliki porsi besar dalam pengenalan ekonomi kreatif ketika itu. Setelahnya pada tahun 2009 mulai diadakannya Pekan Produk Kreatif dan Pameran Ekonomi Kreatif yang terus berjalan tiap tahunnya hingga saat ini.

Memasuki tahun-tahun berikutnya, kegiatan ekonomi kreatif kurang didengar dan diketahui oleh publik. Kuatnya era perpolitikan Indonesia kala itu membuat beberapa sektor seakan tertutup secara perlahan. Namun beberapa tahun terakhir ini tepatnya pada tahun 2014 kembali mengaung sebutan ekonomi kreatif yang juga dibarengi dengan masuknya peran globalisasi dan modernisasi yang terserap cukup baik di kalangan masyarakat Indonesia.

Sampai akhirnya beberapa tahun terakhir kembali muncul berbagai macam terobosan baru yang digagas oleh masyarakat Indonesia melalui ekonomi kreatif. Bahkan ekonomi kreatif yang awalnya masuk dalam jajaran Kementrian Pariwisata, kemudian berdiri menjadi badan otonom yang bernama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) yang semakin memudahkan setiap kalangan untuk mampu berbagi pikiran dan bertukar informasi berkait dengan ekonomi kreatif itu sendiri.

Dapat dilihat dari kondisi yang ada, perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia telah sampai pada puncaknya. Berbagai macam produk kekinian yang unik dan menarik hadir dimana-mana. Ide-ide kreatif dan inovatif seakan tidak pernah habis. Setiap harinya selalu ada pembaruan yang membuat banyak orang bergidik untuk mengetahui satu produk ke produk yang lain. Layanan digital pun digunakan sebagai wadah untuk memperkenalkan industri kreatif yang merujuk pada kegiatan ekonomi kreatif itu sendiri.

Namun dalam perluasan jaringan ekonomi kreatif terdapat tiga bidang unggul yang selalu dicari keberadaannya yakni fashion, kuliner, dan crafts (kerajinan tangan). Ketiga bidang tersebut layaknya angin segar yang pengembangannya selalu hadir setiap saat. Tingkat konsumsi masyarakat menjadi naik karena adanya tingkat produksi yang juga meningkat setiap harinya, artinya tingkat pendistribusian pun juga semakin merata dan semua kalangan berhak merasakan pergerakan ekonomi yang naik secara signifikan. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kondisi demikian merupakan bentuk selebrasi zaman atas memuncaknya tingkat kepuasan dan pemahaman masyarakat mengenai inovasi dan kreasi ekonomi masa kini.


Sumber:

Wikipedia Indonesia

GO UKM Indonesia

Kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini