Film Pendek Animasi Asal Indonesia Berhasil Kalahkan Ribuan Film di Festival Film Slowakia

Film Pendek Animasi Asal Indonesia Berhasil Kalahkan Ribuan Film di Festival Film Slowakia
info gambar utama

Kabar gembira datang lagi dari anak bangsa yang merupakan seorang animator muda. Adalah Fierrany Halita, penggarap film pendek animasi berjudul Aquiescence. Film ini berhasil mengalahkan 1.300 film dari berbagai negara dan menjadi salah satu peraih penghargaan dari 86 film yang dapat masuk dalam kompetisi pada festival film di Slowakia.

Film Aquiescence memenangkan hadiah utama untuk kategori F-Kids (anak-anak) dalam ajang International Festival of Sustainable Development Film (EkotopFilm/EnviroFilm) yang digelar di kantor walikota Bratislava, Slowakia.

Penghargaan untuk kategori F-Kids ini diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Riset dan Olah Raga Republik Slowakia dan diterima oleh Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Slowakia, Adiyatwidi Adiwoso pada Jumat (4/5) lalu. Adiyatwidi mewakili Fierrany Halita yang tidak dapat hadir dalam acara penganugerahaan tersebut. Meski begitu, Fierrany menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan terhadap karyanya itu melalui rekaman.

Fierrany mengaku tidak menyangka bahwa karyanya mendapatkan penghargaan utama. Ia juga mengatakan bahwa film ini adalah karya pertama dari tugas akhirnya sebagai siswa Visual Communication Design Animation di Universitas Binus.

Sebelumnya, Film Aquiescence ini juga pernah memenangkan Best Animation dan Co-Best Film 2017 dalam Festival Film Pendek ReelOzInd. Festival ini menyatukan para pembuat film dari Australia dan Indonesia dengan harapan dapat menyoroti perjuangan dan persahabatan bilateral bersama.

Selain itu, ada sekitar tujuh penghargaan film lain baik lokal ataupun internasional yang juga pernah dimenangkannya.

Seperti apa sih filmnya?

Tentang Film Pendek Aquiescence

Aquiescence adalah sebuah film animasi pendek yang menceritakan kisah Fig, pohon beringin ajaib yang selamat dari kejadian yang menyebabkan dia kehilangan teman-teman dan sekitarnya. Fig mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya, tetapi perubahan tidak pernah berhenti, seperti siklus yang tidak pernah berakhir. Fig menjadi saksi dari semua perubahan yang terjadi; untuk setiap halo dan selamat tinggal.

Film ini tidak seperti film-film animasi pada umumnya, dimana peran karakter lebih aktif pada film umum. Akan tetapi, Aquiescence mengambil sudut pandang dari lingkungannya, dalam hal ini adalah Fig.

Fierrany mengaku memilih untuk menceritakan kisah dari perspektif pohon karena pohon memiliki makna yang dalam sepanjang zaman.

Manusia sering melihat pohon sebagai simbol pertumbuhan, kematian, dan kelahiran kembali yang kuat. Pohon juga memiliki umur yang lebih panjang daripada manusia, beberapa hidup selama ribuan tahun sehingga pohon sering dianggap sebagai simbol keabadian dan kesuburan.

Fierrany ingin menyampaikan pesan tentang bagaimana rasanya menjadi pohon, menjadi sesuatu yang abadi, yang bisa melihat setiap perubahan tanpa bisa melakukan apapun.

Dia meresapi hal itu sebagai manusia individu. Katanya, manusia tidak dapat benar-benar melakukan apapun untuk mengubah seluruh dunia. Misalnya saja ketika manusia melihat bagaimana teknologi modern berkembang pesat dan meskipun ingin mencegahnya berkembang lebih jauh, manusia mungkin tidak akan pernah mengalahkan teknologi, selamanya – semua yang bisa dilakukan adalah beradaptasi.

Penasaran dengan filmnya? Silakan tonton video dari Akun HelloMotion saat Fierrany menjadi Finalis HelloFest 2016 lalu.

Sumber: Laman AIYA (Australia-Indonesia Youth Association), CNN Indonesia, Bisnis(dot)com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini