Pemeringkatan yang dilakukan oleh Mercer didasarkan pada beberapa faktor seperti iklim, standar kesehatan seperti sanitasi dan penanganan penyakit, kemudahan komunikasi, dan jarak. Selain itu aspek politik dan lingkungan sosial, resiko kekerasan dan kejahatan pun dinilai. Dari berbagai faktor tersebut, akan didapati peringkat kota terbaik yang layak untuk dihuni utamanya bagi para ekspatriat yang berasal dari luar negeri.
Senior Partner dan Presiden Mercer Career Business, Ilya Bonic menjelaskan bahwa meningkatnya globalisasi akan mampu mengubah demografi tenaga kerja, dengan menarik perhatian dan mendorong talenta sumber daya yang tepat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi bisnis-bisnis yang ada pada lima tahun mendatang.
"Meningkatnya keberagaman tenaga kerja akan membuat mobilitas dan kebutuhan digital semakin beragam dalam dunia karir, gaya hidup dan bagaimana para pekerja ingin bekerja. Para perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam preposisi nilai mereka untuk para pegawai lokal dan ekspatriat," jelas Ilya.
Tahun ini Mercer menghasilkan 231 peringkat kota di dunia dan terdapat kota asal Indonesia di dalamnya.
Berikut beberapa hal yang dapat GNFI himpun dari laporan ke-20 Quality of Living Ranking yang dilansir oleh Mercer pada 20 Maret yang lalu.
Kota layak huni terbaik dunia
Vienna di negara Austria menjadi kota terbaik dunia yang dinilai layak untuk dihuni. Posisi terbaik ini telah diraih Vienna sembilan kali berturut-turut.
Berikut kota dengan peringkat 5 terbaik dunia
1. Vienna, Austria
2. Zurich, Swiss
3. Auckland, New Zealand
4. Munich, Jerman
5. Vancouver, Kanada
Kota layak huni terbaik di ASEAN.
Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN yang berada di Asia Tenggara pun masuk dalam daftar ini.
Berikut daftar kota paling layak huni di Asia Tenggara.
25. Singapura Singapura
85. Kuala Lumpur Malaysia
101. Johor Bahru Malaysia
106. Bandar Seri Begawan Brunei
132. Bangkok Thailand
137. Manila Filipina
142. Jakarta Indonesia
152. Ho Chi Minh Vietnam
155. Hanoi Vietnam
Jakarta menempati peringkat 142 dari 231 kota di dunia. Sementara di Asia Tenggara Jakarta berada di peringkat 7 dari 9 kota di dunia. Sayangnya, Indonesia hanya menyumbang satu kota dalam daftar ini, sehingga kita bisa menduga bahwa pembangunan kota yang layak untuk para pekerja ekspatriat maupun pekerja lokal di Indonesia masih belum merata.
Peringkat ini memang belum menunjukkan kota Indonesia yang unggul dibandingkan kota-kota pesaing. Namun peringkat ini bisa menggambarkan bagaimana posisi kota Indonesia di kancah internasional. Berbagai perbaikan tentu saja harus tetap dilakukan untuk meningkatkan kualitas kota agar semakin menjadi kota yang layak huni.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News