Pemuda Indonesia Raih Penghargaan Emerging Young Leaders 2018

Pemuda Indonesia Raih Penghargaan Emerging Young Leaders 2018
info gambar utama
Pemuda Indonesia adalah aset bagi masa depan bangsa, itu sebabnya para pemuda Indonesia harus mampu untuk menunjukkan kualitas dirinya dalam bidang apapun yang ditekuni. Seperti pemuda asal Jakarta yang mendapatkan penghargaan Emerging Young Leaders dari departemen luar negeri Amerika Serikat atas upayanya untuk menciptakan perdamaian melalui Sandya Institute.

Diovio merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang berinisiatif untuk membela komunitas minoritas dan pengungsi di Indonesia. Melalui Sandya Institute yang ia dirikan sejak tahun 2014 bersama teman-teman mahasiswanya ia berusaha untuk merawat nilai-nilai persatuan Indonesia melalui berbagai program. Seperti School of Peace and Human Rights yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pemuda Indonesia akan hak azasi dan perdamaian.

Tidak hanya itu, permasalahan hak asasi yang kerap dialami oleh para pengungsi dan kelompok minoritas membuat Sandya Insitute harus memberikan perhatian lebih tentang literasi hukum. Caranya adalah dengan menerbitkan sebuah buku panduan yang ditujukan untuk para minoritas di Indonesia.

"Kami juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang sudah prominent seperti UNHCR seperti LBH Jakarta, non-government focus ke pengungsi yaitu suaka. Kami bekerja sama di sini untuk membuat buku ‘Know Your Rights’ untuk pengungsi. Jadi buku ‘Know Your Rights’ itu adalah buku yang berisi panduan-panduan terhadap kelompok minoritas, dalam kelompok ini refugee, bagaimana mereka melihat hak mereka di sana," kata Diovio seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Program yang melahirkan buku empat volume yang diterbitkan dengan dua bahasa tersebut rupanya berhasil mengedukasi ratusan lebih pengungsi dari Afghanistan, Irak, Suriah, Ethiopia melalui Sunrise Refugee Learnig Center Program.

“Saya percaya bahwa seluruh manusia terlahir dengan kebebasan, keadilan, bermartabat, memiliki hak dan tidak ada yang seharusnya ditinggalkan. Inilah mengapa saya melakukan pekerjaan saya melawan ketidakadilan yang dialami kelompok minoritas di Indonesia,” papar Diovio.

Berkat inisiatif dan program-program yang dilakukan oleh Sandya Institute Diovio akhirnya mendapatkan penghargaan Emerging Young Leaders pada 3 Mei yang lalu. Penghargaan ini merupakan penghargaan yang diberikan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk 10 pemuda berusia 18-24 tahun di seluruh dunia yang memiliki karya berpengaruh di lingkungan masing-masing.

Diovio merupakan salah satu penerima penghargaan bersama 9 pemuda lainnya dari berbagai negara seperti Irak, Turki, Bangladesh, Lituania, Pakistan, Norwegia, Afrika Selatan, Panama dan Tajikistan. Berkat penghargaan ini dirinya berhak untuk mengikuti berbagai program intensif untuk mendukung insiatif dan karya yang telah dibuat agar memiliki dampak lebih besar pada masyarakat.

"Penghargaan ini adalah bukti bahwa kerja keras kami selama ini diberi apresiasi oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat," papar Diovio Alfath saat ditemui oleh VOA seusai acara penyerahan penghargaan di gedung departemen luar negeri AS di Washington, DC.

Tidak berhenti di sini, melalui Sandya Institute, Diovio dan rekannya berencana ingin mengadakan berbagai seminar dan pelatihan terkait dengan topik hak asasi manusia, juga konferensi internasional untuk melindungi para pengungsi. Ia pun berharap untuk bisa berkolaborasi dengan para pemuda lainnya dari Indonesia.

"Saya berharap kalian tetap melanjutkan perjuangan kalian, karena kita melakukannya secara bersama-sama. Dan jika kalian ingin berkolaborasi dengan Sandya Institute, jangan ragu menghubungi saya dan ketika saya melihat kita punya kesamaan visi dan misi, saya akan membantu sebisa saya," pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini